47. Deep Talk

1.1K 91 5
                                    

Zefanya belum bisa berhenti memandangi danau indah yang berada tepat di depannya sejak Kevin memberhentikan mobil sewaan mereka beberapa menit yang lalu.

Kevin membawa Zefanya untuk camping di bukit walaupun cuaca hari ini tidak begitu mendukung.

"Suka nggak?" tanya Kevin memecahkan lamunan Zefanya.

"Banget. Ini bagus banget, Kevin" jawab Zefanya sambil tersenyum.

Kevin memang menyewa sebuah mobil dengan tenda diatapnya, tenda yang Zefanya perkirakan muat untuk diisi oleh tiga orang dewasa.

"Ini lurus nggak?" tanya Kevin begitu tali tenda ditautkan dengan pohon.

"Lurus kok. Coba sini aku lanjutin, kamu minum dulu sana, daritadi gak ada capeknya bolak-balik terus" ucap Zefanya yang dihadiahi tawa oleh Kevin.

"Padahal aku yang ngajak kamu camping tapi berhubung aku bego banget soal beginian, jadi malah ribet ya?" tanya Kevin dengan raut wajah frustasi.

"Not at all, i really like your idea, Kevin." puji Zefanya membuat senyum Kevin kembali mengembang.

Butuh satu jam untuk keduanya mendirikan sebuah tenda nyaman yang lumayan besar dengan tempat tidur diatas mobil dan dapur seadanya.

"Hahh" keluh Kevin sembari duduk di bangku lipat.

"Mau ngeteh?"

Kevin mengangguk setuju.

Tanpa berlama-lama lagi, Zefanya merebus air diatas api unggun yang sudah keduanya buat selama hampir lima belas menit.

"Hati-hati, masih panas banget soalnya" ucap Zefanya menyerahkan segelas teh hangat pesanan Kevin.

"Mataharinya udah mau tenggelam ya, Zef? Berapa lama tadi kita buat tenda?" tanya Kevin membuat sang istri tertawa kecil.

"Lama kayaknya" jawab Zefanya seadanya.

"Sorry ya baru bisa ajak kamu jalan-jalan sekarang" ucap Kevin tiba-tiba.

Zefanya menoleh kearah Kevin yang masih sibuk memandangi matahari yang sedang pulang ke peraduan, wajah Kevin yang lelah terlihat sempurna begitu ditimpa cahaya merah, sungguh Zefanya menyukai pemandangannya.

"Aku mau minta maaf kalo kedepannya bakal lebih sering ada di luar dan nggak bisa nemenin kamu, aku harap kamu ngerti" lanjutnya.

"Bukannya aku pernah bilang kalo aku bukan nikahin pengangguran?" jawab Zefanya membuat Kevin kembali tersenyum.

Zefanya benar-benar membuat Kevin sanggup untuk tersenyum seharian.

Jam menunjukkan pukul setengah delapan malam saat hujan deras mulai mengguyur tempat camping mereka, walaupun begitu, hujan bahkan belum sanggup menggoyahkan tekad keduanya yang saat ini sedang bersiap untuk makan malam dengan daging sapi barbekyu.

"Hati-hati. Aduh, aku aja sini deh Kevin! Ngeliat kamu masak serem banget!"

Zefanya benar-benar tidak habis pikir melihat kelakuan suaminya ketika sedang memasak, Kevin malah terlihat seperti serial killer yang sedang mencari mangsanya ketika tangan kanannya memegang gunting sementara tangan kirinya mengenggam meat fork besar alih-alih memegang tong untuk membalik daging.

"Kenapa sih kalo ngeliat mama sama kamu masak kayaknya gampang banget? Padahal kenyataannya susah banget?!" keluh Kevin menyerah.

"Kan!" balas Zefanya mengambil alih posisi Kevin.

"You did it so well, Kevin" puji Zefanya melihat wajah Kevin yang tertekuk.

"Serius?" tanyanya antusias.

"Serius"

"Oh iya, Vin. Aku mau ngasih tau kamu sesuatu dulu sebelum makan," ucap Zefanya dengan mata yang berbinar-binar.

"Apa tuh?" tanyanya.

Zefanya kembali ke dalam mobil untuk mengambil tas clutchnya, dicarinya benda panjang yang ia bawa dari Indonesia tersebut sebelum kembali berjalan menuju Kevin.

"Here"

Zefanya menaruh benda panjang tersebut dalam genggaman Kevin.

"Nggak mungkin?! Beneran?! Zefanya, kamu nggak bercanda kan?" tanya Kevin antusias, mungkin sedikit histeris.

"Emangnya apa?" tanya Zefanya sambil menahan senyum.

"Are u really pregnant?!!!" tanya Kevin dengan mata berkaca-kaca.

"Yes!"

Kevin merengkuh tubuh Zefanya dalam pelukannya, mengucapkan kalimat terimakasih banyak ditelinga sang istri ternyata mampu membuat Zefanya yang tadinya ragu dengan reaksi Kevin, lega bukan main.

"Sejak kapan kamu tau?" tanya Kevin sembari menyuapkan sepotong daging kedalam mulutnya.

"Belum lama, waktu itu aku ngerasa ada yang aneh sama badanku, aku jadi ngerasa lebih berat, aku juga gabisa nikmatin makanan kesukaanku" terang Zefanya.

"Kamu kok nggak kasih tau aku?" tanya Kevin.

"Ini kan dikasih tau? Surprise!"

"Oiya. Aku ditemenin Kahfi ke dokter Obgyn sebelum kita pergi kesini, pulangnya aku ngerasa dia jadi pendiam banget, terus aku cek kamarnya malem-malem, dan aku liat dia lagi nangis. Ya Tuhan, aku ngerasa bersalah banget nggak nanya dia."

"Dia seneng banget akan punya adik, tapi dia takut kita bakal lupain dan jauhin dia. Untuk beberapa saat otakku langsung berhenti, aku nangis saking merasa bersalahnya,"

"Aku coba untuk yakinin dia bahwa gaada yang bakal kita lupain dan jauhin di keluarga kita, Kahfi itu tetep anak aku yang walaupun bukan aku yang melahirkan, he's my son" ucap Zefanya sambil menangis.

Zefanya jadi lebih sensitif saat hamil, dia mengakuinya. Ia jadi terbayang Ifa dan mantan Kevin itu.

"Kamu udah melakukan yang terbaik buat ngeyakinin Kahfi, aku yakin dia sudah cukup dewasa buat ngerti ucapan itu, asal kita ngasih bukti bahwa ketakutannya nggak berdasar, bahwa kita nggak akan pernah ninggalin dia" ucap Kevin mengelus pundak Zefanya.

Kevin menatap Zefanya yang sedang asyik mengunyah daging, sungguh istrinya ini memang sedang punya nafsu makan yang besar, mengapa Kevin tidak menyadarinya?

"Pelan-pelan, aku nggak akan ngambil daging kamu Zefanya" ucap Kevin.

"Hah iwya ini wudah pewlan" balas Zefanya dengan mulut penuh daging.

'Astaga' batin Kevin.

Kevin melirik Zefanya yang terlihat antusias memandangi langit malam, keduanya bersiap tidur setelah makan malam tadi.

"Seneng banget kelihatannya?" tanya Kevin.

"Seneng lah, liat bintang sama kamu yang sibuk ikut kejuaraan, gimana nggak senang aku?" jawab Zefanya.

"Nanti kita piknik di Indonesia aja, kita ajak Kahfi ya?"

Kevin mengangguk.

Lagu Make It To Me milik Sam Smith diputar Zefanya untuk mengisi heningnya malam.

Momen yang akan ia ingat seumur hidupnya.

"And i wanted you to know that,
You're the one designed for me"

𝔃𝔂𝓷𝓲𝓼𝓬𝓱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang