Accidental Date?

291 40 4
                                    

.

.

.

Point of View : Chouchou
.

.

.

..Happy Reading..
.
.
.

Harum dari aroma okonomiyaki yang sedang dipanggang mampu membuat jantungku berdebar dengan kencang. Mataku berbinar saat melihat betapa cantiknya makanan dengan isian seafood dan irisan kubis yang kini sedang dimasak oleh sahabatku.

Aku tidak sabar untuk memakannya!

"Uhm.. Chouchou, apa setelah ini kau senggang?"

Suara lembut sahabatku itu mengalun, membuaku menoleh padanya. Gadis itu menyelipkan rambut hitam yang kini sudah mulai memanjang, meski hanya sekitar satu senti. Entah kenapa dia sangat suka dengan rambutnya yang hanya sebatas bahu itu. Padahal dia cukup cantik dengan rambut panjang.

Aku mengangguk sebagai jawaban. Kulihat gadis itu melebarkan senyumnya, tangan mungilnya lihai membalik okonomiyaki kami yang hampir matang.

"Kau ingin pergi kesuatu tempat, Sarada?" Tanya pria berambut kuning itu dengan cepat. Sebelah tanganku terulur meraih satu bungkus keripik kentang dari dalam tas.

Bersiap menyaksikan sebuah drama telenovela yang sudah berlangsung sejak lama. Mitsuki disebelahku juga ikut mendengarkan.

"Aku ingin pergi ke toko baju, Boruto." Ucap Sarada. Kini tangannya beralih memotong okonomiyaki yang sudah matang menjadi empat bagian. "Hari minggu nanti aku akan pergi. Kebetulan sekali kemarin mama membelikanku rok yang lucu, jadi kupikir akan bagus kalau dipadukan dengan kaos polos."

Kulihat Boruto sedikit tersentak, tapi pria itu menormalkan kembali ekspresinya. Mungkin terkejut karena Sarada mengakatakan akan pergi di hari minggu.

"Kau sudah punya banyak sekali baju. Kenapa harus beli lagi? Pakai saja yang sudah ada, aku yakin semuanya masih layak pakai." Boruto mendengus, menunjukkan raut wajah tak sukanya.

Sarada melirik pria kuning itu dengan ekor mata, menatap malas mahluk kuning disampingnya yang tidak akan pernah mengerti soal perempuan.

"Aku yang akan membelinya, bukan kau Boruto. Lagi pula siapa juga yang akan mengajakmu? Aku bahkan tidak mengundangmu untuk makan okonomiyaki bersama."

Pfftt..

Sarada.. kau sungguh-sungguh mengatakan itu? Bukankah kau mengerasakan suaramu saat mengajakku pergi supaya Boruto dapat mendengarnya? Dasar, kau ingin pria itu mengikutimu tapi tidak ingin mengajaknya secara langsung. Aku mendengus geli saat mendengarnya.

Setelah bertahun-tahun mengenal Sarada, aku hanya bisa tertawa tiap kali gadis itu mengatakan kalimat yang berkebalikan. Aku sudah paham betul bagaimana ini semua akan berakhir.

Aku meraih beberapa keping keripik kentang dan memasukkannya kedalam mulut, sesekali tangan Mistuki ikut andil dalam misi penghabisan makanan ringan milikku ini. Menikmati permainan mereka yang cukup menguras emosi.

Can I get you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang