Chap 6

1.9K 278 58
                                    

"Apa yang sedang kalian lakukan?" Draco tidak dapat berhenti bertanya ketika Pansy membawanya ke dalam bagasi rumah. Disana, Blaise terlihat sibuk dengan tumpukan besi dan juga beberapa alat berat yang tidak ia ketahui jenisnya. Jikapun ada, ia hanya tahu ada palu dan paku yang terikat di pinggang Blaise. Draco sebenarnya ingin sekali berkomentar, jika Blaise terlihat sama persis dengan seorang kuli bangunan.

"Blaise suka memperbaiki benda yang kami dapat di tumpukan sampah. Terkadang, kami akan menjualnya jika benda-benda itu kembali berfungsi, dan sisanya dapat kami gunakan sebagai perlengkapan rumah." Pansy tersenyum cerah sambil mengangkat wajahnya ke arah kipas angin yang ada di atas langit-langit bagasi. "Apa kau mau mencoba?"

Draco tidak pernah melakukan pekerjaan mekanik sebelumnya. Hanya saja ia merasa tertantang ketika Blaise mengangkat tv kabel bekas seakan ingin menunjukkan jika otot Draco tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan dirinya. "Baiklah, apa yang harus aku lakukan?" Draco beruntung karena ia memakai baju lamanya. Beberapa kotoran debu menempel di pakaiannya ketika Pansy menyapu lantai dengan gerakan agresif. Blaise melempar palu ke arahnya, memberi arahan agar Draco segera mencabut paku-paku yang rusak di bagian lemari, lalu menggantinya dengan paku yang baru. 

Hening sejenak, kemudian ada pecah tawa antara ia dan Blaise ketika melihat Pansy tidak sengaja menumpahkan minyak oli di seluruh wajahnya. Pansy mendengus, kemudian bergumam serak. "Setidaknya aku tidak perlu lagi memakai masker malam ini." Lalu Blaise menjawabnya dengan dengusan. "Lupakan itu, kau bahkan tidak tahu apa itu masker. Terakhir kali aku melihatmu, kau menggunakan bubuk mesiu."

Pansy mengumpat. Wajahnya memerah seperti pantat yang baru saja ditampar. Draco tidak ingin menghakimi, tapi Pansy adalah tipikal wanita jadi-jadian.

Mereka berhenti dari aktivitas melelahkan setelah pertengahan hari. Pansy melempar kaleng soda ke arah ia dan Blaise, kemudian meletakkan mangkuk yang berisi keripik kentang di atas lantai. Mereka duduk dalam diam, menikmati sensasi dingin soda yang masuk ke dalam tenggorokan. Ada sedikit ejekan dan sorakan ketika Blaise bersendawa dengan nyaring.

Draco tiba-tiba terdiam, melihat sebuah bingkai foto tersemat di atas dinding. Itu potongan gambar yang memperlihat anak-anak kecil sedang menatap ke arah kamera. Ada Blaise dan Pansy disana, kemudian ada Harry. Harry kecil yang tersenyum manis dengan pipi bulat yang memerah. Blaise dan Pansy sepertinya menyadari arah sorotnya, lalu mereka mendengus sambil meneguk soda kembali.

"Kalian mendekatiku karena Harry bukan." Itu jelas bukan pertanyaan.

"Pada awalnya memang begitu." Blaise bergumam. "Dia tidak pernah berhenti mengoceh saat menemukan fotomu di rumah Riddle. Dia mengatakan jika kau adalah bagian dari tim kami."

"Dia punya fotoku?" Draco tersentak. Sekarang ia baru menyadari mengapa Harry bisa mengenalnya sejak pertama kali mereka bertemu. "Tunggu... Dia masuk ke rumah Tom?" Draco tidak yakin tentang hal itu. Tom adalah jenis manusia teritorial. Dan Harry, Draco yakin jika remaja itu masuk tanpa diundang seperti hewan pengerat.

"Ya, sangat keren bukan?" Pansy menyeringai, seolah-olah apa yang dilakukan Harry itu tidak melanggar hukum yang berlaku menurut undang-undang.

Blaise mendengus, lalu meletakkan kaleng soda miliknya di atas lantai. "Aku tahu ini tidak dapat dimengerti. Tapi Harry biasanya menghubungkan suatu titik dengan titik lainnya di kehidupan nyata. Dulu, saat hari Halloween, Tom mengenakan kostum manusia ular, yang menurut Pansy lebih terlihat seperti Hulk yang hidungnya penyok. Harry melihatnya, dan Tom mencoba mengejar anak malang itu hingga terjatuh. Pada saat itu, Harry mulai percaya jika Tom adalah pangeran kegelapan." Blaise bercerita panjang lebar, membuat Pansy tertawa keras sambil menyekop keripik kentang ke dalam mulutnya.

In His Mind || Drarry || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang