26. Dih

127 37 3
                                    

pt kmrn msk mngndng 🤡 si?

***

Setelah menghabiskan tiga per-empat waktu yang diberikan untuk di jam istirahat di kelas karena harus menyelesaikan tugas yang deadline-nya mepet, Bulan beranjak dari bangkunya untuk pergi ke toilet. Bulan sedikit merapikan tatanan rambut dan seragamnya yang terlihat sedikit kusut dari pantulan cermin besar di depan wastafel yang ada di dalam toilet.

Karena Bulan pergi sendiri—biasanya juga seperti itu, jadi dia menyelesaikan kegiatannya di dalam toilet itu lebih cepat daripada orang-orang pada biasanya yang datang bersama teman-temannya dan malah berujung mengobrol serta bercanda di dalam toilet.

Bulan melangkahkan kakinya keluar dari area toilet. Sedikit memandangi taman serta lapangan yang tempatnya berada persis di depan toilet. Tampak lapangan serta taman ramai karena tengah digunakan oleh beberapa siswa-siswi untuk menghabiskan waktu istirahat mereka.

Bulan mengangkat kaki kanannya, bersiap melangkah untuk kembali ke dalam kelas tapi terurungkan karena retinanya menangkap simpul tali sepatu sebelah kanannya terlepas.

Sedikit menyingkir dari depan pintu toilet, Bulan membungkuk dan mengikat tali sepatunya.

Sedikit tersentak karena saat ia ingin berdiri malah melihat sepasang sepatu yang berjalan mendekat dan masuk ke dalam toilet perempuan dengan langkah yang terlihat ragu.

Bulan jadi tersenyum miring. Ia sangat tahu siapa pemilik sepasang sepatu itu.

Bulan berdiri, menepuk-nepukkan kedua tangannya seolah tengah membersihkan debu yang menempel di telapak tangannya.

Bulan menyenderkan punggungnya ke tembok toilet yang ada di belakangnya, tangannya ia sedekapkan di depan dada sebentar, lalu merubahnya jadi tangan kanan yang hanya bersedekap dengan tangan kiri yang ia amati kuku-kuku di jarinya.

Sepertinya sebentar lagi Bulan akan mendapatkan mainan baru. Sepertinya juga sebentar lagi Bulan akan bisa mengeluarkan kata-kata pedas dari mulutnya.

***

Kurang lebih 5 menit Bulan menunggu pemilik sepatu itu keluar, akhirnya waktu yang ditunggu tiba.

Tania, gadis itu berjalan dengan menunduk seperti orang ketakutan saat melewatinya, membuat Bulan rasanya ingin tertawa mengejek sekeras-kerasnya di hadapannya sekarang.

Tetapi dengan gaya santainya, Bulan berdiri tegak. Ia mengulurkan tangan kanannya sehingga menghalangi jalan Tania untuk melangkah ke depan.

"Lewat depan gue sendirian, kok, nunduk? Nyali lo patungan sama teman-teman lo?"

Setelah mengucapkan pertanyaan itu, Bulan tersenyum miring karena ia tahu kenyataannya memang seperti itu.

Tania tak berani jika sendirian.

Sedangkan Tania hanya diam mematung, jalannya untuk melangkah ke depan ke kelasnya terblokir oleh halangan Bulan.

Beberapa murid mulai memperhatikan keduanya, mereka tak begitu kudet sehingga tak tahu kabar bahwa Bulan mencaci maki Tania di toilet saat gadis itu kembali membully Ana.

"Sini panggil teman-teman lo biar lo-nya sopan. Di tanya orang kok nunduk. Mana yang ngatain orang sikapnya bad? Gak sadir diri sendiri kaya gitu," lanjut Bulan dengan nada dan ekspresi yang masih tenang.

Ini saatnya memberi pelajaran untuk Tania yang hobi membully dan memperlakukan orang dengan semena-mena.

Bulan berjalan perlahan mengelilingi tubuh Tania seraya mengamati gadis itu dari bawah hingga atas dengan tatapan penuh menilai. "Attitude lo nol! Menilai orang tanpa melihat diri sendiri."

Para siswa-siswa yang sebelumnya tengah menghabiskan waktu istirahat mereka di sekitar Bulan dan Tania jadi diam-diam mengerubungi untuk melihat sebenarnya apa yang terjadi dari dekat.

Bulan menghentikan langkahnya tepat di hadapan Tania yang masih menunduk.

"Bagaimana pun ceritanya, bagaimana pun lo menjelaskan, yang salah pasti akan selalu terlihat," ucap Bulan.

"Good luck girl! Tuhan pasti sedang merencanakan yang terbaik," tambah Bulan.

Lalu setelahnya, ia berbalik dan meninggalkan kerumunan yang ia ciptakan untuk kembali ke kelas. Meninggalkan Tania yang sudah benyak mendapatkan cacian dari orang-orang yang berani terhadapnya.

Tapi tak lama kemudian, kedua teman Tania yang tadinya tengah membersihkan toilet belakang—karena mendapatkan hukuman beserta Tania, datang setelah mendapatkan kabar bahwa Tania sedang dijadikan bahan makian sekarang.

Orang-orang bilang, kesan pertama mereka saat bertemu Bulan adalah Bulan cewek judes, Bulan tidak suka basa-basi, dan Bulan adalah tipe orang yang mengabaikan hal yang kurang penting.

Baik. Tania akui itu memang ada benarnya.

Dan jika di balik. Bulan akui, Tania memang—sangat, kelewat batas menjadi manusia yang sudah singgah di bumi ini.

Baginya, Tania itu tak ada gunanya.

Lihat sendiri, kan? Bagaimana gadis yang selalu bossy itu malah menunduk takut saat melewatinya?

***

sesuai janjii

next?

Patrick and SabitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang