Seminggu berlalu...
Pada malam ini. Hari ini. Reyna telah menjadi Tunangan Ray. Dan selangkah lagi, Ray akan menjadikan Reyna seutuhnya miliknya.
Kok masih tunangan? Reyna bilang dia masih pengen lanjutin pendidikan. Dan dengan berat hati atau dengan kata lain, Ray terpaksa menyetujui Ucapan Reyna.
"Cape" Keluh Reyna.
Reyna kira karena hanya acara pertunangan, jadi tidak akan banyak yang datang.
Ternyata salah. Tamu hari ini begitu banyak. Mulai dari teman-teman mereka, rekan bisnis kedua papa mereka, teman sekantor dan serumah sakit Mama mereka. Masih inget rumah sakit yang dikelola Rissa kan?
"Wiih... si Reyna cakep bener dah hari ini. Pengen halalin" Ucap Jo ketika melihat Reyna denga balutan dress putih yang panjangnya mengenai mata kaki. Ditambah sepatu heels putih membuat Reyna terlihat lebih anggun. Dan iya, rambut yang disanggul kecil.
"Cari neraka lo?" Ray menatap tajam kearah sahabatnya yang mata keranjang itu.
"Yaelah becanda doang" Jo meringis pelan melihat wajah Ray yang menyeramkan.
"Makanya diem!" Tambah Ana dan membuat Bella tertawa.
"Tawa aja kaga ngapa-ngapa! Gue pergi, entar klean nangeees" Sinis Jo.
"Dih. Mau lo mati sekalipun, emang gue peduli?" Timpal Bella.
"Berdosa lo ama jodoh lo sendiri" Jo memelas.
"Nyari darah lo?" Itu suara Hendra. Perjuangan Hendra tidak sia-sia. Ia bisa memiliki Bella seutuhnya. Mereka dijodohkan atas kehendak Hendra sendiri. Bella? Pasrah aja.
"Temen gue galak semua dah. Gak ada yang normal kah kayak gue?" Tanya Jo.
"Gue" Varo membuka suara.
"Lo kan Gay!" Ucap Jo pelan. Varo menatap Jo tajam. Ia menginjak kaki Jo dengan kuat lalu bersikap seolah tak ada yang terjadi.
"AKKKHHH!!" Teriak Jo memegang kakinya.
Teriakan Jo mengundang perhatian orang-orang. Ana meringis malu melihat kelakuan Sahabatnya yang satu itu.
"Bangsat lo Par!" Bisik Jo dengan wajah kesakitan.
"Untung bukan masa depan lo yang gue tendang" Ucap Varo tenang.
"Masa depan? Emang mana masa depan kak Jo?" Tanya Reyna menatap Ray dan mereka-Varo, Bella, Ana, Jo, Hendra dan Syakira-semua secara bergantian.
Mereka meringis kecil lalu cewek-cewek menunduk menghindari tatapan Reyna. Cowok-cowok seakan tak ada yang terjadi, tak berniat menjawab.
Kini tatapan Reyna terpaku kepada Ray. "Mana Bram? Emang kak Jo udah ada Istri?" Tanya Reyna dengan tampang polosnya.
"Mau lihat masa depan? Yuk kekamar" Ajak Ray menggandeng tangan Reyna.
"WOII BELOM SAH ANJER!!"
Lagi-lagi teriakan Jo mengundang tatapan para tamu.
*****
"Bram... Reyna cape pengen bobok" Ucap Reyna merebahkan diri di kasur miliknya.
"Yaudah. Mandi dulu baru tidur. Entar aku bilangin Mama sama Mami buat dilanjutin aja acaranya tanpa kita" Ucap Ray yang baru selesai dari kamar mandi.
"Emang gak apa-apa? Kan itu acara kita" Ray menggeleng.
"Gak apa-apa. Sana gih mandi"
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE RAY (END) ✔︎
Teen Fiction"Lo pacar gue! Dan milik gue selamanya" Ucap lelaki itu memegang lembut dagu Reyna "Kamu mau Reyna jadi milik kamu? Tapi, Reyna gak mau..." Tolak Reyna lembut menatap kedua manik mata cowok tersebut dan tak lupa bibir yang dimanyunin kedepan menanda...