55|| You Are Mine and I'm Yours

44 3 0
                                    

Jam pulang sekolah,Azela pulang dengan sang kekasihnya. Dalam perjalanan pulang Azela terus saja merayu dan membujuk Leon agar mengijinkan membeli boneka keingginannya.

Namun, Leon tetap lah Leon yang juga keras kepala. Jika Leon sekali mengatakan tidak, itu berarti tak mau ada penolakan. Azela juga sangat tahu hal itu. Dan Azela juga sama lebih keras kepalanya.

"Leon?",panggil Azela sedikit bersetiak,Leon tak menjawabnya.

"Leonn ayolahhh satu aja",ucap Azela,namun Leon tetap saja tak menjawabnya.

"Leonnn?!",panggil Azela sekali lagi seraya memukul lengan Leon. Leon tak menanggapi ucapan Azela. Sebenarnya dirinya mendengar namun dirinya memilih untuk diam.

Leon terus mendiamkan Azela, bahkan sebatas membalas 'iya/apa'-pun tidak. Hingga sampai di rumahnya.

"Masuk gih",ucap Leon lembut.

Azela tak menjawab dan memasang wajah cemberutnya. Leon tersenyum gemas dalam hatinya melihat wajah sang kekasihnya. Leon mengulurkan tangannya menyingkirkan anak ramput Azela yang berada di pelipisnya.

"Jangan ngambek nanti Leon di culik cewek lain gimana?",ucap Leon dengan tawa kecil,Azela memalinggan wajahnya.

"Besok aku janji beliin kamu",lanjut Leon.

Azela menatap Leon,"Kalo sekarang bisa kenapa harus besok? Tadi kenapa pas dijalan aku minta kamu terus manggil manggil kamu kamunya diem kayak orang ngak bisa ngomong,kenapa?!",cerosos Azela dengan kesal.

"Hmmmz,masuk gih",ujar Leon mengalihkan pembicaraan.

"Dasar pacar dingin cuek jutek pelit ngak peka",kesal Azela dengan merempar helmnya sembarang.

Brakk

Leon hanya menggeleng ngelengkan kepalanya heran menatap kepergian Azela. Lalu mengambil helm yang Azela telpar. Dan menyalakan mesin montornya untuk pulang.

*****

"Asaalammualaikum,ma Leon pulang",ucap Leon memasuki rumahnya.

"Waalaikumsalam,mama di dapur Leon!",jawab Faresa sedikit berteriak.

Leon pun meletak ranselnya pada sofa ruang tenggah lalu menghampiri Faresa disana.

Leon memeluk mamanya dari belakang membuat Faresa terkejut karna putra itu.

"Astaga!,Leon ngagetin tau ngak"

"Hehe maaf ma"

"Kenapa kamu meluk meluk mama gini, pasti ada maunya",tebak Faresa oleh sikap putranya.

"Maah",panggil Leon sedikit merengek.

Faresa pun mematikan sementara kompornya lalu melepas tangan Leon yang berada di pinggangnya,dan menatap putranya itu.

Entah kenapa namun Faresa meresa jika putranya itu berbeda. Jarang sekali Faresa mendapati sikap manja dari putranya itu. Sekali pun begitu pasti ada maunya dibalik sikap manja putranya.

"Kenapa emm?",tanya Faresa Lembut.

Leon berjalan menuju meja makannya lalu mendudukkan dirinya.

"Kalo Leon nikah sama Azela gimana mah?",tanya Leon membuat Faresa tersentak kaget oleh pertanyaan yang keluar dari mulut Leon.

Livermorium dan KovalenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang