#29

852 82 104
                                    

Pelabuhan Pajajaran ....

Suara tapak kuda mulai terdengar dari kejauhan.
Pangeran Croesus menoleh ke belakang dan terlihat kalau Kian Santang yang datang dengan kudanya.
Kian Santang menarik tali kekang kudanya dan seketika kudanya berhenti. Ia turun dari kudanya dan menghampiri Pangeran Croesus.

"Aku datang atas permintaanmu teman, katakan apa yang bisa aku bantu?"tanya Kian Santang.

"Ayahku sedang terbaring sakit akibat terkena racun yang sangat berbahaya. Menurut panglima ku hanya ada satu penawar yang dapat menyembuhkan ayahku!"jawab Pangeran Croesus.

"Katakan apa nama penawar itu dan dimana kita bisa mendapatkannya?"

"Penawar itu bernama Eden. Penawar itu hanya bisa kita temukan di pulau Xandar dan penawar itu tergantung di satu pohon yang berada di pulau Xandar!"

"Baiklah, kita pergi sekarang dan mengambil penawar itu!"balas Kian Santang.

"Mari Raden, kita berangkat sekarang menggunakan kapal layarku!"

Kian Santang mengangguk mengiyakan ucapan Pangeran Croesus. Mereka bergegas naik ke atas kapal lalu perlahan pergi menjauh dari pelabuhan Pajajaran.

Kian Santang berkeliling di sekitar kapal untuk memastikan semuanya aman diikuti oleh Pangeran Croesus.

"Teman, kau yakin kapal mu ini akan aman untuk kita?"tanya Kian Santang dari kejauhan.
Pangeran Croesus tersenyum, "Tenang saja Raden, aku pastikan kapal ini akan aman untuk kita gunakan dalam perjalanan berbahaya kita!"

Kian Santang mengangguk dari kejauhan lalu setelah itu, mereka berdua duduk di bangku kapal yang berada di sisi kanan kapal.

"Raden, perjalanan yang akan kita lakukan ini akan sangat berbahaya. Menurut panglima ku, untuk sampai ke pulau Xandar kita harus melewati lautan yang sangat luas dan bukan hanya itu saja, ketika malam hari lautan yang akan kita lewati itu akan berubah menjadi gulungan ombak yang sangat besar. Banyak orang yang berusaha untuk sampai ke pulau Xandar demi mendapatkan buah Eden namun sayangnya mereka harus tiada di tengah perjalanan. Mereka semua tiada akibat gulungan ombak yang sangat ganas dan alhasil, kapal yang mereka gunakan hancur lebur di tengah lautan. Aku berharap kita tidak bernasib seperti mereka"ungkap Pangeran Croesus.

Kian Santang bangkit dari bangkunya dan mengalihkan pandangannya ke arah lautan, "Kita pasti akan mendapatkan buah Eden itu. Allah swt pasti akan melindungi perjalanan kita"

Seperti biasanya, Siliwangi menggelar rapat bersama para punggawanya. Saat rapat istana sedang berlangsung, salah satu prajurit membawa gulungan surat dan langsung memberikannya kepada Siliwangi.

Siliwangi membuka ikatan tali yang mengikat gulungan surat itu lalu membacanya.

Sampurasun Gusti Prabu, sebelumnya hamba ingin meminta maaf jika menganggu waktu gusti prabu tetapi hamba ingin bertemu dengan gusti prabu hanya berdua saja.
Hamba menunggu gusti prabu di belakang istana pajajaran.

Siliwangi sempat diam sejenak, "Siapa orang yang mengirimkan surat ini, aku harus mencari tahu dengan menemuinya!"gumam Siliwangi.
Siliwangi menunda rapatnya dan langsung beranjak pergi keluar dari sidang istana dan hendak ke belakang istana untuk menemui seseorang yang mengirimkan surat untuknya.


Malam Hari ....

Kembalinya Raden Kian Santang ( Season 3 ) | Chapter 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang