Jacob ㅡ It's Him

51 5 17
                                    

Title: It's Him

Word: 2.287

Character: The Boyz's Jacob x You (your point of view)

Genre: Fluff dan Romance

Note: Recycled one dari Wordpress-ku. Pertama kali di-published tahun 2015, jadi mohon maaf kalau banyak kurangnya yaa.

✢✢✢

Hujan mengguyur kota Seoul dan meninggalkan genangan air di jalanan. Meski begitu langkahku tetap mantap, tidak berniat untuk meneduh demi menjaga pakaian dan tas tetap kering. Tanpa berbekal payung atau jas hujan, aku menerobos derasnya air dari langit hitam yang tanpa henti membasahi bumi.

Napas lelahku membentuk kepulan asap kecil kemudian membaur dengan udara dingin. Puluhan air hujan terus menghantam kulit dan terasa sedikit menyakitkan. Tapi opsi memanfaatkan etalase toko yang sempat terbesit di dalam kepala tak kuhiraulan, tidak di saat waktu tengah memburu.

Dua menit terakhir...

Seperti itulah yang kuartikan dari sederet angka bertuliskan 4:43 PM pada layar arloji yang melingkari tangan kiriku. Sudah hampir waktunya.

Semakin cepat aku berlari, semakin banyak dan kejam rasanya air hujan menghujam. Namun aku berusaha menyingkirkan dinginnya suhu ketika bangunan putih itu terlihat. Dan dari sudut mata, sebuah mobil silver metallic terlihat memasuki basement.

Aku tepat waktu! Senyuman bangga terukir, mengingat bagaimana gigihnya perjuangan ini yang telah berlari dari halte bus dua blok di belakang tanpa sia-sia.

Penjaga apartemen, Tuan Jang menatap kedatanganku dengan gelengan kepala. Tentu saja, seluruh baju basah, wajah lelah, napas terengah-engah, dan bercak air kotor yang menghiasi rok midi krem semakin membuat penampilanku bukan pemandangan terindah untuk dipandang siapapun. Aku hanya melempar senyuman kepadanya sembari memasuki lobi dengan sepatu yang meninggalkan jejak tanah di lantai.

Satu langkah dalam satu detik.

Aku menghitung keduanya dengan sesekali melirik arloji. Tepat pukul 4:50 PM, pandanganku teralih dari pintu lift menuju tangga di sudut ruangan, tempat yang biasanya dilalui para penghuni apartemen setelah memarkir mobil di basement.

Tidak ada...?

Kedua alisku mengerut mendapati pencarian yang tak membuahkan hasil manis hingga pintu elevator terbuka.

Dengan langkah berat dan ragu, kedua kakiku melangkah masuk. Aku dapat melihat Tuan Jang yang masih mengalihkan pandangannya ke arahku yang tanpa sadar menghela napas kecewa.

Aku hanya bisa melempar senyuman canggung ke arah pria paruh baya itu hingga pintu otomatis elevator perlahan menutup, namun terhenti kala sebuah tangan muncul di antaranya.

Reflek, jemariku segera menekan tombol untuk menghentikan laju pintu dan di sanalah sosok itu berdiri. Dengan irama napas tak beraturan dan wajah lelah. Aku berani bertaruh dia pasti baru saja berlari.

Mata kami bertemu untuk beberapa detik sebelum pria dengan setelan warna khaki itu ikut masuk. Langkah pertamanya menghentikan detak jantungku dan segera mengambil alih seluruh perhatiankuㅡtidak, aku belum mati, hanya saja ia membuatku terkejut, namun juga senangㅡ. Tanpa sadar, kakiku bergeser mendekati dinding, memberi jarak lebih besar di antara kami.

“Terima kasih.” Adalah kata-kata yang kudengar saat pintu elevator akhirnya tertutup. Aku mengumpulkan keberanian untuk menjawab tetapi bahkan suaraku tak bisa keluar. Satu anggukkan canggung menjadi respon yang sanggup kuberikan.

Daydream | The Boyz One Shot Collection Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang