"Apa sih? Yang jelas jamal! Jangan jadi ijat dulu." Fenly berkata dengan emosi nya, ada nada agak ngegas dikit "Aji diserang." Kata Shandy pada akhirnya, ketiga temennya masih memasang wajah bingung. "Aji di serang siapa?"
"Paling cewek cewek badut lagi."
Shandy menepuk pucuk kepala Gilang menggunakan topi yang dia pakai "Ya ngga lah, itu di uks, tangan sama kakinya memar memar, perutnya juga."
"Lu ngeliat perut aji, shan?" Celetuk Farhan dengan tatapan horornya.
"Ya gua yang ngobatin, masa iya gua ngobatinnya sambil pake kaca mata item?" Kata Shandy, dia sedikit heran sih, kok temen temennya b aja gitu, gak panik kek? Khawatir kek? Atau pingsan gitu? Setidaknya ngomong "hah" gitu?
Sementara Farhan, Fenly, dan Gilang langsung melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Shandy "lah pada mau kemana?"
"Ya ke uks lah, masa ke mekdi" sahut Fenly, Shandy mensejajarkan jalannya dengan yang lain "perasaan tadi kayaknya b aja, kok mendadak khawatir?"
"Awalnya b aja, Aji kan tubuh besi, tapi pas lu bilang kalau dia di obatin sama lu, baru gua panik." Jelas Farhan "lah, kok?" Gilang terkekeh, dia memasukan tangannya di saku almamater agar terlihat keren "Kalau aji diobatin sama lu, bukannya sehat malah tambah lebam."
Ketiganya terkekeh, kecuali Shandy yang komat kamit dengan mulut nyinyirnya "Kili iji di ibitin simi li, bikinnyi sihit milih timbih libim," katanya "Gua tuh jadi dokter yang handal kali, kalo bukan karna gua, aji udah wasalam kali."
"Heh! Bilang adeknya wasalam, mau dia wasalam beneran?" Farhan menatap Shandy dengan tajam, Gilang disampingnya mengangguk menyetujui "ini kalo ada Ricky nih, dia pasti bilang 'Shandy, omongan adalah doa, jadi hati hati dalam berbicara'," Kata Gilang.
Shandy mengedik kan bahunya, "Ricky nanti bilang 'Gilang, kalo ngomong itu pake insyaallah karna kita gak tau kedepannya'." Balas Shandy.
Perdebatan ringan itu terus terjadi hingga mereka tiba di UKS "Yee rambut payung!"
"Heh jamaludin! Rambut lo kayak kunti!"
"Jomblo!"
"Enak aja, gua single ya, ceking!"
"Tulang karet!"
"Fosil!"
"Gua granat lu semua!" Shandy dan Gilang terdiam, mereka menatap Fenly, baru ingin membalas namun ucapan Fenly kembali membuat mereka bungkam "Mingkem!"
Farhan mengetuk pintu UKS sebelum masuk, dia sedikit membuka pintu itu untuk mengucapkan salam "Permisi,"
"Silahkan pergi."
Bukan,yang membalas ucapan Farhan adalah Shandy. Mereka berempat masuk secara berurutan kedalam UKS, dilihatnya ada penjaga UKS "Sore bu layla, mau jemput aji." Sapa Farhan
"Oh silahkan silahkan!" Balas bu Layla dengan ramah, dia kembali melanjutkan pekerjaannya "Aji balik!" Zweitson membantu Fajri yang sedikit meringis karna nyeri di perutnya ketika ia bergerak.
"Coach muay thai lo menangis melihat ini ji," Fina berdecak, ikut membantu Fajri untuk berdiri dengan sekuat tenaganya.
"Kenapa bisa kayak gini ji?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara Purnama
Teen FictionMenyesal. Perkataan itu sudah tidak asing lagi, tapi hanya kesabaran dan harapan untuk memperbaikinya yang bisa mengubah penyesalan. Maulana Fajri, kisah ini tentangnya. Kisah dimana Fajri menyesali setiap scenario dihidupnya. Ia menyesal, tentu saj...