Rintik hujan mengguyur desa konoha dengan derasnya membuat semua orang harus berteduh dan menghabiskan waktu lebih banyak didalam rumah. Disebuah apartemen terdapat sepasang dua sejoli sedang saling memeluk menghangatkan satu sama lain, tidak ada yang berniat melepaskan kehangatan tersebut.
"Ne, sensei--"
Belum sempat Sakura menyelesaikan ucapannya terlebih dahulu dipotong oleh kecupan ringan pada bibir mungilnya "Kakashi.. Sakura sudah kukatakan berapa kali, hm?"
Kakashi menenggelamkan wajahnya diceruk leher Sakura menghirup dalam-dalam aroma stroberi yang menguar.
"Ah.. ya maafkan aku, aku belum terbiasa kau tahu" balas Sakura sambil mengusap lembut surai perak Kakashi lalu mengecupnya.
Ya. Sakura sedang berada diapartemen Kakashi karena saat ia berkunjung turun hujan deras jadinya ia ikut meneduh sebentar --walaupun jadinya malah bergelung dibawah selimut.
"Jadi apa yang ingin kau bicarakan tadi?"
"Itu.. bukankah nanti malam kita akan berkumpul dikedai yakiniku bersama teman-teman dan sensei-sensei yang lainnya?" tanya Sakura sambil mengingat-ngingat apa yang dikatakan Ino dihari sebelumnya.
"Hm.. lalu?" Kakashi semakin mengeratkan pelukannya.
"Kita harus bersiap Kakashi. Lihat, sekarang pukul berapa?"
Kakashi melihat kearah jam yang berada diatas nakas, pukul 6 sore. "Yare-yare.. 15 menit lagi Saku~" bujuk Kakashi sambil menduselkan hidungnya keleher Sakura.
"Ugh.. hentikan itu menggelikan" Sakura mendorong wajah Kakashi agar menjauh dari lehernya.
"Baiklah.. baiklah.. hanya 15 menit" ucap Sakura pasrah.
"Tidak jadi 15 menit tetapi 30 menit"
Mendengar hal itu membuaat Sakura memelototkan matanya "Pantas saja, kau selalu terlambat sensei"
Kakashi hanya bergumam tidak jelas untuk meresponnya.
"Apa itu artinya selama ini kau sering terlamat karena nyaman dipelukan wanita lain?" sarkas Sakura, entah mengapa akhir-akhir ini dia menjadi lebih sensitif.
"Eh?" Kakashi terkejut mendengar pertanyaan Sakura atau lebih tepatnya itu seperti sebuah pernyataan "Tentu saja tidak Saku, hanya kau yang bisa membuatku luluh setelah Rin" jawab Kakashi pelan diakhir kalimatnya.
Nohara Rin, Sakura tahu jika dia adalah salah satu rekan tim Kakashi dulu. Dia meninggal ditangan Kakashi sendiri. Banyak yang mengatakan bahwa Rin menyukai Kakashi dan Obito rekannya yang lain menyukai Rin, Kakashi tidak mau mengakui perasaannya karna ia ingin menjaga keutuhan timnya. Ia takut jika ia mengungkapkannya maka timnya akan hancur karena memperebutkan satu wanita. Tetapi mendengarnya langsung dari mulut Kakashi sendiri, entah mengapa membuatnya kesal. Padahal jika dipikir-pikir lagi itu hanyalah masa lalu dan Rin pun sudah tiada.
Menghilangkan pikiran-pikiran negatifnya Sakura menghela nafas kasar dan Kakashi yang tidak mendapat jawaban apapun mensejajarkan kepalanya dan menatap lekat kearah mata Sakura 'Sepertinya ia sedang melamun' pikir Kakashi.
"Ada apa, hm?"
Sakua tersentak kecil "Tidak ada, lebih baik kita bersiap sekarang" sakyura mengalihkan pembicaraan dan berpura-pura sibuk memperhatikan jam diatas nakas agar tidak menatap mata Kakashi.
"Kau cemburu?"
Gotcha! Tepat sasaran.
Sakura yang mendengar pertanyaan itu langsung memerah dengan gugup ia berkata "T-tidak! Lagipula kenapa aku harus cemburu, huh" elak Sakura sambil memalingkan wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Taruhan Konyol
Storie brevi[•1•] Completed ✓ "Ino-pig kau gila ?!" "Tidak jidat, aku bersungguh sungguh dalam hal ini. Aku akan mempertaruhkan gaji ku selama sebulan untuk mentraktirmu jika kau berhasil memenangkan pertaruhan ini!" "Hm.. sebenarnnya itu penawaran yang sangat...