Episode 21: Confession

16 2 0
                                    

______________________________________________

Kata kuncinya adalah sarung tangan dan tongkat baseball.
______________________________________________

❄️°°°ZO: WTWSFAW°°°❄️


Sebenarnya sore itu, masih ada Shin Rana yang baru saja akan pulang selepas mengerjakan tugas matematika di ruangan khusus bagi murid kelas tiga seorang diri. Ruangan itu terletak di lantai empat. Tepat saat gadis itu melangkah keluar melewati ambang pintu, netranya langsung dipertemukan dengan keberadaan Aeri di ujung tangga paling bawah menuju rooftop.

Rana terlonjak kaget. "Aeri, kau kenapa? Hidungmu berdarah!" Gadis itu memekik panik. Segera saja kedua tangannya terulur untuk memapah Aeri yang nampak kesulitan tegak dengan benar. "Apa yang kau lakukan di atap, uh? Kalian bimbingannya di Laboratorium Kimia, 'kan? Bukankah harusnya kau juga sudah pulang sejak tadi?"

"Aku akan menceritakannya sesingkat mungkin, Ran. Tentang apa yang baru saja aku lihat ataupun alami selama ini. Jadi, kau tidak perlu khawatir, oke?"

"Apa maksudmu? Kau perlu diobati segera! Nanti makinㅡ"

"Aku sedang mencari gudang, Shin Rana. Kau tahu dimana tempatnya?"

"Gudang?" Rana tertegun. "Tapi untuk apa? Kita harus ke UKS, bukannya gudang!"

Ahh, lama-lama bisa gila. Aeri ingin segera menemukan Taehyun tapi yang terjadi malah begini. "Begini, aku sudah bilang akan menceritakannya sepanjang perjalanan. Tapi tentunya langsung ke inti dan kau harus percaya padaku. Jadi sekarang, tolong antarkan aku dahulu!" Ucapnya kepalang cepat. Berusaha agar bisa melangkah segesit mungkin.

Membuat Rana pasrah pada akhirnya. Lagipula, dia sudah pernah menceritakan satu rahasia besar pada Park Aeri. Dan sejauh ini tidak ada masalah apapun. Jadi apapun yang akan gadis itu ceritakan, Rana akan percaya seutuhnya. "Ah, baiklah. Sini biar kuantar. Setahuku, satu-satunya gudang yang tersisa ada di lantai empat ini. Itu ruangan yang cukup besar dan jarang tersentuh orang-orang. Letaknya di paling ujung sebelah sana."

Keduanya melangkah beriringan dengan Aeri yang mulai memaparkan secara singkat mengenai kemampuan aneh yang ia dapatkan secara tiba-tiba itu. Hingga langsung ke inti, dimana kebenaran mengenai kematian Lee Beomgyu ia dapatkan lewat kemampuan itu.

Rana sontak merasa syok mendengarnya. Bahkan masih setengah percaya soal kemampuan yang Aeri ceritakan.

"Intinya, kau harus percaya padaku, Ran. Aku tidak membual. Aku juga melihat Jungmin mengenakan sarung tangan dan membawa tongkat baseball. Tapi dia hanya pakai tangan kosong selama memukul Beomgyu." Aeri menghela napas. Seketika jadi lesu. "Andai saja seseorang melihatnya waktu itu ... dia mungkin bisa membantu untuk membenarkan perkataanㅡ"

"Tunggu!" Rana menyergah. Seketika berhenti dan berbalik menatap Aeri dengan sorot setengah tidak percaya. "Tadi kau bilang, sarung tangan dan ... tongkat baseball?"

+×+


PLAK!

"AERI SUNBAENIM!"

[1] ZERO O'CLOCK: When The World Stops For A WhileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang