Ada ungkapan
"Dari mata turun ke hati"Entah siapa yang memulai,, tapi ungkapan itu memang benar adanya. Mayoritas rasa suka memang dimulai dari mata yang memandang.
Bila diulas dalam sebuah paragraf, maka rupa akan menjadi topik utama pembahasannya. Lalu akhlak dan yang lainnya berperan sebagai gagasan pendukungnya.
Tapi ya mau bagaimana, sebab manusia paling sempurna tidak lagi ada di antara kita.
Aku Nawang, salah satu pengagum rembulan. Hanya pengagum...
Jika aku jadi salah satu di atas sana,, mungkin aku dapat peran sebagai bintang. Yang punya dua macam tenggelam.
Tenggelam diantara ribuan bintang yang lainnya.
Atau
Tenggelam diantara remang kelamnya malam.
---
"Kamu Nawang bukan?" Tanya perempuan cantik bergingsul kanan yang baru saja duduk di sampingku.
"Fira ya? Salam kenal..." Balas ku.
Kami calon maba salah satu institut swasta di bumi Majapahit. beberapa kebetulan, menuntun pertemuan dan mengawali pertemanan kami.
Hari menjelang siang, memimpin hadirnya siaga di setiap raga calon mahasiswa yang ada.
"Sepertinya aku yang masuk duluan," ujarku setelah meneliti satu persatu nama yang terpampang di depan ruang ujian.
"Ya,, lalu aku tepat di belakangmu. Bagaimana ini aku gugup, apa kau juga gugup?" Tanya Fira.
"Mungkin, tidak. menunggu membuat rasa gugupku menguap".
Disela aktivitas tidak bergunaku, ekor mata ini menangkap beberapa pasang mata lainnya mencuri pandang ke arahku dan Fira. Maklum sih, Fira memang punya postur wajah mungil nan rupawan.
Saat ku telisik, ternyata mereka dari sekelompok orang bertempat tinggal di daerah yang sama denganku. Tadi seseorang memberitahuku hal itu.
Ya masa bodoh sih, terserah mereka mau apa.
"Nawang Ayu Lestari! Silahkan masuk."
Aku menoleh, mengangguk dan berjalan ke arah ruang uji, Jika seseorang bertanya "apa aku gugup?"
Tentu saja "ya..." Aku cukup terkejut namaku dipanggil tiba-tiba dalam keadaan melamun.
Ujian berlangsung khidmat dan lancar. Hari berlalu dan pengumuman telah dibagikan. Hampir semua orang yang mengikuti ujian lulus di Institut ini. Ospek dilaksanakan sepekan dari sekarang.
Mataku memandang langit sore disela perjalanan pulang. Kurendahkan gas pemacu dan berhenti di pinggir jalan yang cukup lenggang. 'nenek, kau lihat kaann... aku berhasil mendapatkan beasiswa sesuai keinginanmu... sudah ku katakan aku bisa melakukannya' batinku dengan senyuman tipis disela pandangan mata yang sendu.
Semburat senja memang indah nan mengagumkan. Tapi tetap saja, aku adalah pengagum sang rembulan.
Ku keluarkan ponsel dan mencari bubble chat dari seseorang. Percakapan terakhir kami terjadi di sana beberapa minggu yang lalu.
Jari telunjukku bergerak keatas dan kebawah, gelisah lalu berakhir dengan mendesah.
Aku mengeluarkan nafas panjang. Namun tercekat tiba-tiba saat melihat status online di bawah namanya.
Mari kita lihat, apakah ada percakapan yang kembali muncul atau tidak.
Satu menit
Dua menit
Tiga menit, status online hilang.
"Baiklah... Baiklah,, aku memang konyol. Mengharapkan munculnya bubble chat dari orang sibuk seperti mu," dumelku pada ponsel dalam genggaman tanganku.
"Andai hati punya remot kontrol perasaan, akan kuhalangi itu untuk berkembang" lanjutku.
Iris mataku kembali memandang sisa cahaya setelah matahari benar-benar tenggelam. Aku kembali mendesah.
"Dasar aku, pasal mengucapkan seutas kata rindu pun tak mampu," ujarku tertawa jenaka dan melanjutkan perjalanan pulang.
---
Masih dengan mata yang memandang.
Langit malam ini sungguh kelam. Jangankan bintang, bulan saja tak sedikit pun menampakkan sinarnya.
Aku menghela nafas kasar. Ini adalah saat-saat paling memuakkan. Detik dimana aku tidak memiliki tumpukan pekerjaan.
Ting!
Dengan tangan lunglai ku ambil ponsel dari saku. Nafasku tercekat, mataku membelalak dan hatiku bergemuruh.
Over Response hanya untuk buble chat singkat.
Lintang
Hi bee..To be Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Rembulan, Apa Kabar...
General FictionAkhir dari sebuah kisah ya... Bagaimana aku harus mengutarakannya... hmmm Drama yang kulihat mayoritas berakhir dengan indah... Hal itu selalu saja berhasil menstimulasi ku untuk memikirkan beberapa hal... Yaa, contohnya Jika aku punya sebuah kisah...