Sorry for typo(s)Haechan mendorong troli belanja, hubungannya dengan Mark semakin membaik sejak malam dimana Haechan pulang tertidur di dalam gendongan Mark. Malam itu awal bagi keduanya, Mark sudah terbiasa dengan kehadiran Haechan. Pria dominan itu merasa senang saat apartemennya berubah menjadi ramai dalam sekejab.
Sulit di pungkiri kehadiran Haechan membuat satu perubahan besar dalam hidup. Mark tidak ingin mengatakan jika dia kembali mencintai Haechan. Rasanya sulit di percaya tapi sepertinya, Mark hanya sekedar menyukai Haechan saat berada di sampingnya tidak lebih dari itu.
°•°•°•°•°
LilBuna
PresentFanfiction
Baby
Mark Lee
Haechan Lee
Jeno Lee°•°
Genre : Angst, Romance, family
Chapter : Multichapter
Rate : MHappy Reading
°•°•°•°•°
Mark tidak ingin terlalu memikirkannya lagian untuk sekarang berdamai dengan Haechan adalah keputusan terbaik.
Toh tidak ada gunanya, semakin lama dia mulai terbiasa akan sikap random milik Haechan.
"Mark kamu ingin makan apa hari ini?"
Haechan menyikut Mark, bagaimana bisa Pria ini terus melamun dari tadi. Mark berniat mengantar atau tidak sih. Jika seperti ini lebih baik dia pergi sendiri. Apa gunanya mengajak seseorang jika orang itu terus menjadi patung, seperti mayat hidup. Menjengkelkan sekali. Haechan kembali mendorong, acuh akan Mark di sampingnya. Dia memasukan banyak sekali ramen kedalam troli. Mungkin bisa untuk stock dua bulan, Haechan selalu membeli ramen meskipun Mark melarangnya.
"Hei apa yang lalukan! Kenapa membeli ramen banyak sekali."
Mark mengambil ramen di troli kembali memasukan kedalam rak. Pria dominan itu tak habis pikir, apa Haechan tidak kasihan pada bayinya sendiri! ramen saja terus. Bisa jadi tubuh Haechan akan mengembang mirip udon.
"Kamu menjengkelkan Mark, kamu tidak mendengarku."
Mark mengambil alih menyeret Haechan lalu membawa dia pergi keluar supermarket mendudukannya di kursi taman, "Nah kamu tunggu disini jangan pergi, aku yang akan berbelanja mengerti?"
Haechan cemberut menahan tangan Mark, membuat wajah seimut mungkin agar Mark luluh, "Aku ikut ya," tangan itu Haechan mainkan mengoyang-goyangkan layaknya anak kecil meminta permen. Bahkan orang - orang yang lewat merasa sangat gemas dengan tingkah Haechan yang kelewat imut.
"Jadilah anak baik dan tetap disini?" Mark mengusak rambut Haechan. "Setelah kita memeriksakan bayimu. Aku akan membelikanmu permen kapas yang kamu inginkan tempo hari?"
Dengan wajah penuh binar Haechan memeluk Mark, "Itu bayiku yang ingin, terimakasih Mark Hyung."
"Tunggu disini oke?"
Mengangguk patuh Haechan duduk dengan tenang memainkan ponsel miliknya. Pria manis itu membuka aplikasi game lalu menaruh tasnya di pinggir. Dia tidak menyadari jika ada orang yang mendekatinya. Haechan masih diam saat orang itu duduk di sampingnya.
"Aku mencari kamu kemanapun, kenapa tiba-tiba menghilang Haechan?"
Ponselnya terjatuh, dia hapal betul suara itu. Pria brengsek yang sudah memaksakan kehendaknya lima bulan lalu. Haechan berbalik menatap pria berkemeja dengan gaya rambut di hair up. Pria berahang tegas itu tersenyum menampilkan mata bulan sabit yang cantik.
"Jeno,"
"Kamu pergi kemana saja kamu menghilang selama hampir dua bulan ini,"
Jeno meraih tangan Haechan mengusaknya lembut, membuat sang empu bingung harus merespon bagaimana. Secara tidak langsung mereka masih terikat hubungan, Jeno maupun Haechan tidak ada yang memutuskan. Ini salah Haechan sebenarnya, dia langsung kabur meminta tolong pada Mark.
"Jen-"
Haechan mematung saat Jeno menarik tengkuknya, mencium Haechan lembut. Sedangkan Haechan tidak menolak atau menerima, dia masih dalam keadaan bingung. Saat Haechan mulai menyadari dia mendorong Jeno mundur memberikan jarak untuk keduanya.
Jeno terdiam lalu mengambil ponsel Haechan mencuri nomor ponsel milik pria manis itu. "Aku akan menghubungimu lagi nanti, aku pergi bekerja dulu. Ingat jangan menghilang lagi,"
Haechan mengangguk kikuk agar Jeno segera pergi dari sana. Ini hampir satu jam mungkin saja Mark selesai berbelanja. Lantas tanpa memperdulikan kejadian tadi Haechan berdiri ingin menyusul Mark namun ternyata Mark sedang berjalan kearahnya.
"Mark Hyung kamu sudah selesai,"
"Sudah," jawabnya singkat berjalan mendahului Haechan. "Ayo kedokter."
Haechan menyusul Mark, menggandeng tangan yang tidak menenteng tapi Haechan terkejut saat rasa lengket bersentuhan dengan tangannya. Pria manis itu mengambil tangan Mark lalu mengendusnya.
"Es krim kamu makan eskrim sendirian ya Mark?"
Mark tak menjawab memasukan barang kedalam bagasi mobil mengabaikan Haechan yang terus merengek meminta jawaban.
"Mark Hyung!"
"Kenapa kamu tidak bisa diam Haechan! Anak kecil menabrakku dan eskrimnya tumpah."
"Maafkan aku,"
"Masuk kita harus bertemu dokter."
Haechan menurut masuk kedalam mobil dengan perasaan bersalah. Mark benar dia terlalu menggangu sedangkan Mark merasa bersalah telah membentak Haechan. Jika saja Mark tidak menyaksikan kejadian tadi maka eskrim itu akan berada di tangan Haechan bukan di bak sampah.
Selama di dalam tempat pemeriksaan kandungan Haechan keduanya diam enggan saling sapa hanya sebatas berbicara dengan dokter saja.
"Tuan Mark coba lihat bayinya sudah mulai terlihat. Jika tidak salah itu laki-laki,"
Mark menatap terus, diam-diam mulai tersenyum melihat layar di depannya. Tanpa sadar dia berceletuk, "Baby bear dia lucu sekali,"
Haechan ikut tersenyum dia sangat bahagia melihat Mark begitu senang kala dia melihat sosok bayi itu. Mark tidak sadar mengambil tangan Haechan lalu mengengamnya yang mana langsung membuat Haechan bertambah berkali lipat kebahagiaan.
Pria manis itu seketika mengingat, apa dia harus memberitahukan hal ini pada Jeno?
[TBC]
Maaf ya kalau aneh.
©LilBuna
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby [✔️]
Fanfiction🌻[Mahae + Nohyuck] • Tittle : Baby • Genre : Angst, Romance, bxb • Bahasa : Baku tidak EYD • Rate : Mature (+) Publish : 11 Agustus 2021 ©LilBuna