BAB 2 Bertemu Galen

65 55 15
                                    

Semenjak Kiyana mengatakan putus kepada Arden, setiap hari Arden berusaha untuk menemui Kiyana membujuknya agar hubungan mereka kembali seperti semula tetapi Kiyana tidak peduli ia seperti menganggap kehadiran Arden tidak ada. Arden merasa Kiyana telah mempermainkan cintanya, hingga ia meminta Galen untuk membuat Kiyana jatuh hati kepadanya dan setelah itu menyuruhnya untuk pergi meninggalkan Kiyana. Kiyana melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya waktu menunjukkan pukul 07.30 artinya Kiyana telat masuk kelas terlihat satpam sekolah baru saja mengunci gerbang sekolah.

"Pak ... Pak ... tunggu, Pak!" seru Kiyana dengan napas yang memburu seperti sudah melakukan lari maraton.

"Kamu lagi kamu lagi, bosen saya. Jam pelajaran sudah dimulai sana kamu pulang lagi!" ucap satpam seraya menggelengkan kepalanya.

"Cuma telat dikit doang Pak, ya ... elah repot banget, si Pak!"

"Kalau cuma sekali dua kali saya bisa maklum, tapi kamu ini tiap hari kerjaannya telat terus."

Tanpa pikir panjang lagi satpam sekolah meninggalkan Kiyana dan mengunci gerbang sekolahnya. Kiyana menghela napas panjang jika saja hari ini tidak ada ulangan matematika Kiyana akan sangat senang hati bolos sekolah, tapi masalahnya guru matematika Kiyana adalah guru terhoror dari semua guru yang ada di SMA melati. Kiyana sudah sangat sering bolos pelajaran matematika jika sekali lagi ia bolos Pak Amer guru matematika Kiyana sekaligus wali kelasnya akan memanggil ibunya ke sekolah dan Kiyana tidak ingin itu terjadi.

Kiyana mulai mencari cara agar bisa masuk ke dalam sekolah ia berjalan ke gerbang belakang sekolah mungkin saja gerbang belakang sekolah belum dikunci. Namun sayang seribu sayang gerbang belakang sekolah juga sudah terkunci. Kiyana melihat ke kanan dan ke kiri ia akan mulai memanjat gerbang, Kiyana menjatuhkan tas ranselnya terlebih dahulu, tanpa ia tahu di dalam sana tas yang ia jatuhkan terlebih dahulu mengenai kepala seseorang. Kiyana mendarat dengan selamat karena ia memang sudah terbiasa memanjat. Kiyana mencari keberadaan tas ranselnya yang ia jatuhkan barusan tapi tidak ada.

"Kemana tas gue?" Monolog Kiyana.

"Oh jadi ini tas milik lo!" ucap Galen. Ya. Hari ini adalah hari pertama Galen terdaftar sebagai siswa baru di SMA melati.

"Balikin tas gue!!!" pinta Kiyana ketus.

"Balikin lo bilang? Gue bakal laporin lo ke guru BK!" tukas Galen seraya membawa tas ransel milik Kiyana.

"Anjrit seenak jidat mau laporin gue!" gumam Kiyana. Kiyana berusaha merebut tas ransel miliknya tetapi Galen tidak membiarkannya.

"Balikin tas gue!" teriak Kiyana.

Galen terus berjalan tanpa peduli celotehan Kiyana, hingga Kiyana dengan sekuat tenaga menarik tas ransel milik Galen yang menempel di punggungnya, Galen jatuh terduduk dan Kiyana berhasil merebut tas ransel miliknya. Kiyana berlari dengan membawa tas ransel miliknya seraya mengacungkan jari jempolnya ke bawah kepada Galen.

"Kiyana Siskova," gumam Galen.

Kiyana masuk ke dalam kelas dengan mengendap-endap ketika Pak Amer sedang menghadap papan tulis, dan Kiyana berhasil duduk di bangkunya.

"Lo kemana aja? Udah tahu sekarang pelajarannya Pak Amer masih telat juga," bisik Tina kepada Kiyana.

"Gue ketemu sama cowok resek gara-gara dia gue telat," balas Kiyana tak kalah pelan.

"Kiyana ke depan kamu!" seru Pak Amer yang menyadari kedatangan Kiyana. Kiyana menurut ia maju ke depan menghadap Pak Amer.

"Ada apa ya, Pak?" tanya Kiyana dengan wajah tanpa dosanya.

Pak Amer menarik napas panjang. "Ada apa kamu bilang? setiap pelajaran saya kamu---"

Suara ketukan pintu memotong ucapan Pak Amer yang akan memberikan ceramah tujuh menit kepada Kiyana.

Deskripsi (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang