Waktu menunjukkan pukul 7 malam. Kini terlihat dua pria sedang berjalan ke arah paviliun timur kerajaan kemudian memasuki sebuah bangunan yang jika dilihat oleh orang biasa, akan terdefinisikan bahwa pemiliknya hidup berkecukupan.
Namun jika dilihat dari sudut pandang kerajaan, bangunan tersebut menandakan rumah seorang Aga yang tugasnya mengharuskan ia untuk tinggal di lingkungan istana. Seperti yang kalian ketahui bahwa masih banyak jabatan yang lebih tinggi dari Aga. Namun menjadi Aga kerajaan pun juga memiliki gajih yang besar dibandingkan bekerja diluar istana.
**tok tok
"Sebentar" terdengar suara nyaring dari dalam.
"Sehzade..." Sapa pria yang seumuran dengan dua pria didepannya. Kemudian dibalas pelukan hangat oleh Seokjin, lalu bergantian oleh Yohan.
"Hoba, aku tidak mengganggumu kan?" Tanya Seokjin dengan tampang tak bersalah.
Dalam hati Hoba memang selalu berusaha bersabar menghadapi sahabatnya yang berstatus sehzade ini.
Sudah sering waktu tidurnya terganggu karena sehzade bersama Yohan tiba-tiba menghampirinya untuk sekedar bercengkrama dan mungkin kuda peranglah yang pada akhirnya menjadi bahasan.
"Tentu saja tidak. Tidak salah lagi" Hoba pun terkekeh meledak.
"Hoba Aga, aku ingin melihat kudaku, ayo kita ke kandang kuda"
Dan seperti biasa, walaupun sudah malam, Hoba terpaksa menuruti kemauan sehzade ini. Ia dan Yohan hanya bisa menggeleng maklum.
----
"Hai kuda perangku yang tangguh, yang setia menemaniku di setiap perangku bersama ayahku, aku sudah lama tak melihatmu ya. hmmm" Kini Seokjin mengelus sayang pada kuda coklatnya.
"Hei sehzade, lusa kemarin baru saja kau kemari" sela Yohan dengan nada datarnya.
"Baru saja lusa kau menungganginya hahaha. Apa benar kau calon Sultan? mengapa kau pikun sekali?" Ledek Hoba dengan tawa khasnya.
"Apakah kalian mempunyai keinginan untuk mati?" Seokjin membalas dengan gesture dan tatapan dinginnya.
Mereka seketika terdiam. Mengingat bahwa Seokjin sepertinya tidak dalam suasana hati yang baik untuk menerima candaannya.
Hoba pun berusaha mencairkan suasana, sembari menawarkan sesuatu untuk menaikkan suasana hati Seokjin.
"Seokjin, maksudku sehzade. Jangan marah ya. Kami hanya bercanda. Aku punya penawaran yang bagus dan sepertinya dapat memperbaiki suasana hatimu." Kata Hoba dengan senyuman penuh arti.
"Katakanlah" Jawab Seokjin dengan pandangan masih menatap fokus pada kuda-kuda di kandangnya.
"Seperti yang kita tahu bahwa kau sangat suka memanah. Sudah ratusan musuh yang kau bunuh dengan panahanmu yang hampir tidak pernah untuk tidak tepat sasaran." Jeda Hoba untuk melihat ekspresi Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Golden Era [Jinrene & Bangtanvelvet] ✔️
ФанфикHarta. Tahta. Wanita. 3 Kata yang menggambarkan kisah Seokjin bersama ke enam pengawalnya. Selamat datang di kehidupan Dinasti Savatan, tempat dimana Sultan dan Sultana memimpin generasi ini pada masanya. Tolong jangan terbutakan oleh kilauan berlia...