Bagian 37 : Sayembara

3.8K 609 18
                                    

"Kau tidak perlu tahu," balas Luke dingin.

"Dia bukanlah tipikal anak yang akan memberikan hadiah kepada orang lain, kecuali untuk menolongnya. Mengapa Senika menyerahkan sapu tangan pemberian saya pada Anda?" tanya Serena ingin tahu.

Luke menyunggingkan senyuman kecil. "Tentu saja itu karena dia menyayangiku. Apalagi?" bangganya dengan nada meledek.

Apa katanya?

Aura gelap menyebar dari dalam tenda.

Dasar sialan! Jika bukan karena Senika aku tidak akan sudi bertemu dengannya! batin Serena. Ia menggesekkan giginya seraya menusuk Luke dengan tatapan membunuh.

Luke terkekeh, lalu mengembalikan wajah seriusnya. "Daripada itu, kesepakatan apa yang kau maksud? Waktu tersisa tiga menit!" peringatnya.

Langsung pada intinya, Serena mulai membuka mulut. "Bisakah Anda meminjamkan Chester kekuatan kekaisaran?"

"Menurutmu?" tanya Luke, "aku bukanlah orang yang tepat untuk itu."

Apa yang dia nyatakan bukanlah kebohongan, karena selama Kaisar Brade berada di puncak aristokrat, maka kekuasaan itu masih ada pada genggamannya.

Serena salah jika itu merupakan tujuannya ke mari. Ibarat meminta tanah pada putra tuan tanah, hal itu akan sia-sia belaka. Luke hanyalah pewaris takhta yang belum tentu mendapatkan kekuasaan di masa depan. Bukankah seharusnya ia meminta langsung kepada kaisar?

"Saya tahu." Serena tersenyum miring.

Selepas memandangi orang-orang yang sibuk dengan jasad naga di luar tenda, Serena merapatkan jemarinya. "Untuk itu, Anda harus mendengarkan apa yang saya katakan!"

***

Pagi itu, partisipan perburuan berkumpul dalam satu lapangan. Setelah hari ketiga, pengumuman pemenang akhirnya akan dikumandangkan. Tak hanya kaisar dan permaisuri, bangsawan beserta tamu undangan ikut memberikan antusiasnya dalam merayakan puncak acara.

"Kini hari ketiga perburuan telah usai. Saya, Count Henel, selaku perwakilan dari para juri akan mengumumkan pemenang dari event ini," lontar seorang pria berjas kotak-kotak yang berdiri di podium.

"Pemenangnya adalah ...."

Bum

Ibarat banteng yang terpelanting, gemuruh itu mengalihkan sorot perhatian. Secepat detik terlintas, ratusan pasang mata langsung menoleh ke arah sumber suara. Tepat tiga ratus meter jaraknya dari panggung, seorang pria berjubah hitam menampakkan diri dengan misterius.

Bukan hanya hadirin, Kaisar Brade bahkan terlonjak kaget memelototi pria itu. Mereka tidak menyangka pria yang kelihatannya tidak peduli dengan kompetisi bisa membuat kegemparan.

Bagaimana tidak? Tiba-tiba saja, putranya sendiri membuat keonaran dengan mengumpulkan beberapa jasad monster raksasa.

Sepengetahuan orang-orang, pemenang dengan buruan terbaik akan jatuh ke tangan Marquiss Querre. Tersebar rumor bahwa tiga ekor chimera dan beruang liar merupakan hasil terbaik yang ia dapatkan.

Namun, tangkapan itu belum ada apa-apanya. Sebab, seseorang bermata tajam itu telah memecahkan rekor dengan membawa dua ekor naga dan satu chimera. Dengan genggaman sebilah pedang---yang baru padam oleh mana api---, Luke memasukkan kembali senjata andalannya ke sarungnya.

Lantas, Luke menapakkan sepatu boots kulitnya---menginjak rerumputan yang belum sepenuhnya terhidrasi. Selagi ia melangkah, bisikan orang mengiringinya bagai sambutan.

"Putra mahkota ... Putra mahkota menangkap dua ekor naga?!"

"Bukan hanya berhasil memimpin pasukan, ia juga mampu membunuh monster raksasa seperti itu?"

I Don't Want The Male Lead's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang