4.

24 3 0
                                    

Happy reading

Hantu itu semakin mendekat, namun tiba-tiba hantu tersebut menghilang suasana toilet kembali seperti semula

Lalu Elara mendengar suara ribut diluar toilet
"El....El lo didalem kan" teriaknya
Merasa ia mengenali suara tersebut ia beranjak keluar toilet

Disana terlihat Mawar dan Risa tengah panik karena selama 1 jam Elara belum kembali dari toilet

Mereka merasa khawatir pada Elara lalu memutuskan untuk menyusulnya

Saat dihadapan kedua temannya Elara tidak dapat membendung tangisnya lagi. Air matanya tumpah begitu saja lalu memeluk mereka

- - - - - - - -

Disebuah markas tempat berkumpulnya geng motor tryon, mereka tengah sibuk pada benda yang digenggamnya. Kini mereka tengah bermain game online

Aktifitasnya terhenti ketika tertera tulisan DEFEAT
"Yah kalah kan lo si nob "ujar salah satu dari mereka
"Enak aja lo kali" tungkasnya tak terima

Pertikaian mereka terhenti ketika seorang pria masuk
"Eh bos Refan.. kemana aja lo" sapa Dafa salah satu dari anggota inti geng tryon

Tanpa menanggapinya, Refan mendudukan diri diantara mereka
Keadaan hening seketika sampai datang dua orang pria yang merupakan salah satu anggota tryon dengan penampilan yang berantakan wajah dipenuhi dengan luka lebam

Anggota tryon yang melihat hal tersebut bertanya-tanya begitupun dengan Refan sang ketua dari  geng tryon

"Siapa yang berani lakuin ini" tanyanya dengan wajah menahan amarah

"Gue gak tau bos...tapi salah satu dari mereka bilang, kalau mereka anggota geng Rajawali" jelas salah satu dari mereka
Mendengar hal tersebut emosi Refan naik pitam
"Besok kita serang sekolah mereka" ucapnya lalu pergi meninggalkan markas

- - - - - - - - - -

Pagi ini Hwara dan Elara berencana berangkat sekolah bersama dengan menggunakan sepeda motor Hwara.
Elara mendudukan dirinya dijok belakang dengan senyaman mungkin

"Awas ya Ra jangan ngebut-ngebut" peringat Elara entah untuk keberapa kalinya
"Iya!!!" Jawab Elara jengah
Hwara pun menjalankan motornya dengan kecepatan rata-rata

Kini sampailah mereka disekolah, kedatangan mereka disambut oleh Marvel dan Arkan
"Gue kan udah bilang jangan naik motor, bahaya ra" ucap Arkan menasehati Hwara dengan tangan yang sibuk merapihkan rambut Hwara

Sedangkan Elara dan Marvel telah berlalu meninggalkan parkiran.
Hwara yang dinasehati hanya menyengir
"Udah ya, gue mau ganti bawahan dulu dah" potong Hwara lalu pergi meninggalkan Arkan

Arkan menggelengkan kepalanya tak habis pikir,Hwara tidak pernah berubah sama sekali pikirnya
Dahulu Arkan,Hwara,Elara dan Marvel selalu menghabiskan waktu bersama. Ia sudah paham betul bagaimana sifat mereka

Ia beranjak pergi menuju kelasnya
Langkahnya terhenti ketika melihat Mawar yang tengah kesulitan memasang pengumuman dimading sekolah. Mawar adalah partnernya diorganisasi osis ia menjabat sebagai sekertaris osis sedangkan Arkan ia adalah ketua osis

Arkan berinisiatif membantunya ia memposisikan dirinya tepat dibelakang Mawar, tangannya mengambil kertas yang sedari tadi dipegang oleh Mawar

Sang empu pun terkejut lalu memutar badannya dengan tujuan melihat sang objek. Dan saat matanya melihat mata orang tersebut. nafasnya tercekat, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Jarak mereka kini hanya beberapa centi saja

"Kalau kesusahan itu minta bantuan" ucapnya lalu menoyor kepala Mawar
Yang membuat Mawar tersadar dari lamunannya

Arkan pun pergi meninggalkan Mawar yang tengah menetralkan detak jantungnya
"Jantung gue" ucapnya pada diri sendiri

- - - - - - - - -

Saat ini dikelas 11 Bahasa  tengah berlangsung kegiatan belajar mengajar, semua murid fokus pada guru yang tengah menerangkan materi

Kegiatan mereka terhenti ketika terdengar suara ricuh diluar sana
sebagian murid yang penasaran mengintip dari jendela kelas
Disana terlihat segerombolan siswa sepertinya mereka berasal dari sekolah lain

Guru yang menerangkan materipun pergi mencari tahu sesuatu
Semua murid pergi berbondong-bondong ketempat kejadian begitupun Hwara dan kedua temannya

Saat hendak melihat lebih dekat lagi seseorang menahan Elara
"Lo jangan kemana-kemana lo disini aja bahaya " cegah Hwara
Disana juga terdapat Arkan dan Marvel mereka mengangguk menyetujui ucapan Hwara

"Lo juga" sela Arkan
Hwara melotot tidak terima
Sebelum diberi kesempatan menjawab mereka berdua sudah berlalu dari hadapannya.
Mereka akan membantu Dami  dan anggota Rajawali untuk melawan geng tryon

Namun bukannya Hwara jika tidak keras kepala, ia melangkahkan kakinya menuju kerumunan . Saat meneliti lebih jelas matanya menangkap seseorang yang tak asing baginya.

Hwara bergerak lincah menyelip orang-orang yang sedang beradu jotos dan mendekati sosok tersebut
"Refan?" Ucapnya
merasa dipanggil Refan pun menoleh kearah sumber suara. Ia menaikan sebelah alisnya

"Lo sekolah disini?" Kagetnya
Dari kejauhan Marvel dan Arkan menyaksikan interaksi mereka berdua
"Iya, lo mending pergi deh jangan cari gara-gara disini" cicitnya pelan
"lo gak tau apa-apa, mending lo jauh-jauh dari sini" ucap Refan

Disisi lain Elara sedang kalang kabut ia khawatir pada saudarinya, namun ia harus menuruti perkataan Arkan dan Marvel. Setelah berdebat dengan pikirannya
Akhirnya ia memutuskan untuk menyusul mereka

Ditengah perdebatannya dengan Hwara, Refan melihat sosok perempuan yang akhir-akhir ini selalu berada dalam pikirannya

"Cabut!" Ucap Refan tegas.
Pertikaian pun terhenti, seluruh anggota tryon pergi meninggalkan tempat kejadian

"Lah kenapa tu orang" bingung Hwara
Datanglah Marvel dan Arkan mengahampirinya lalu disusul oleh Elara

"Lo gak papa Ra" khawati Elara
Dan dibala anggukan oleh Hwara
"Dek kalau dibilangin denger kenapa" ucap Marvel
Usianya yang terpaut 1 tahun lebih tua dari Hwara membuatnya cenderung menganggap Hwara adiknya.

Meski usianya lebih muda ia bisa menyusul mereka berdua begitu pula Arkan, hal itu terjadi karena IQ mereka yang di atas rata-rata

"Tapi tadi si Refan kenapa langsung pergi ya?" Tanya Hwara heran
"Refan" beo Arkan "lo kenal sama dia?" Lanjutnya lagi

Hwara yang masih bingung pun hanya mengangguk sebagai jawaban
Mendapatkan respon dari Hwara
Arkan langsung pergi meninggalkan mereka bertiga

Marvel dan Elara mengerti kenapa Arkan demikian, tapi tidak dengan Hwara.

Kini Arkan tengah berada dihalaman belakang sekolah, mendudukan dirinya dibawah pohon rindang
Dengan tujuan menenangkan pikiran dan hatinya

Apakah salah jika ia mencintai sahabatnya sendiri, apa boleh ia egois untuk memiliki gadis kecilnya itu. Ia ingin mengungkapkan isi hatinya, tapi ia takut jika Hwara akan pergi meningglkannya, menjauhinya. Ia tidak ingin semua itu terjadi

Saat sibuk dengan lamunannya seseorang datang dengan menyodorkan kertas dan pulpen
"Ar tanda tangan nih, proposal tekhnikal meeting" ucapnya

Bukannya mengambil kertas tersebut ia malah menarik tangannya dan mendudukan orang itu. Beberapa saat kemudian ia menyenderkan kepalanya dipundak orang tersebut

"Pinjem bentar" ucap Arkan
Mawar hanya pasrah menerimanya
"Ternyata orang dingin bisa galau juga yah" gumamnya
"Gue denger" dingin Arkan
"Mau berapa lama si kaya gini, pegel nih" ucapnya dengan nada kesal

Ia takut jika Arkan mendengar suara detak jantungnya, yang menurutnya sangat kencang
"Lima menit lagi" jawabnya singkat
Mawar hanya menghela nafas

"ciee, gue ganggu ya acara pdktan nya" heboh Hwara ketika mendapati mereka berdua
"Ara?, sejak kapan lo disini" tanya Arkan, ia menatap Hwara lekat memeriksa apakah ia cemburu melihat ini semua

Namun yang ia dapatkan hanyalah wajah usil Hwara
"Baru aja, kalau gitu gue pergi ya takut ganggu" ucap Hwara
"Jangan, gue laper ayo kekantin" cegahnya lalu pergi menarik lengan Hwara dan meninggalkan Mawar begitu saja

Mawar menatap kertas yang sedari tadi ia genggam dengan tatapan kosong





Hwara & ElaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang