One Day At a Time

555 60 8
                                    

"Aku tahu kakak terkejut, tapi tolong rapatkan kedua bibir kakak. Bersikaplah santai, seakan kita tidak terlihat jelas sedang ghibah bersama." Pria berambut gradasi hitam kemerahan itu buru-buru mengingatkan pria blonde dengan gaya mullet di depannya itu. Dengan secepat kilat, si pria blonde langsung merapatkan kedua bibirnya dan tersenyum sampai kedua tulang pipinya terlihat menonjol. Kemudian memperhatikan sekeliling, masih melihat siswa-siswi yang berlalu lalang mencari buku di rak-rak tinggi dan ada juga yang duduk dan berkutat dengan buku tebalnya.

Di perpustakaan, orang-orang akan datang untuk mencari buku. Kecuali dua orang yang sedang duduk berhadapan, namanya Kang Yeosang si blonde dan Choi Jongho yang duduk di depannya. Mereka berdua sedang berdiskusi, lebih tepatnya disebut ghibah karena yang dibicarakan bukan materi atau tugas tapi seseorang! Oh, tentu saja dua orang ini bukan satu-satunya yang menjadi sumber suara bisik-bisik dan juga kekehan suara yang kadang menarik perhatian orang lain di sana. Tapi mereka berdua yang terlalu mencolok  dan terlihat jelas, bahkan tidak ada satu bukupun di samping mereka berdua.

"Aku sedikit terkejut. Bagaimana kamu mengetahuinya?" Tanya Yeosang sambil melirik Jongho dengan tatapan curiga dan menyipit. Di tanya seperti itu malah bikin Jongho tersenyum bangga, toh dia adalah sumber informasi teraktual. Tanpa ditanya juga, Yeosang sudah menduga ekspresi kelanjutan Jongho. Sudahlah, Yeosang langsung geleng-geleng kepala dan mengibas angin di depannya.

"Ngomong-ngomong. Apa kamu tahu, Hongjoong kita juga pacaran. Namanya, kalau tidak salah..." Yeosang mengernyit, memikirkan nama orang yang sedang ia bicarakan. Sedangkan pria berambut gradasi itu mendengar dengan seksama dan antusias. Yah, kata kita yang disebut Yeosang memang menunjukkan kepemilikan, teman lebih tepatnya. Makanya Jongho antusias, terlihat jelas dari pandangan matanya.

Tik! Yeosang langsung menjentikkan jarinya setelah merasa tahu kelanjutan perkataannya. "Namanya, Park Seonghwa! Iya. Betul, Seonghwa. Dia pacaran dengan si kecil Hongjoong!" Seru Yeosang heboh sambil bertepuk tangan antusias dan dibarengi dengan suara yang cukup menggelegar di sekitar perpustakaan. Melihat itu Jongho langsung menempelkan telunjuknya ke bibir Yeosang dengan tatapan melotot karena reaksi berlebihan si Kang itu.

"Ekhem, kalian berdua!" Suara dari penjaga perpustakaan terdengar keras. Kata kalian berdua sudah pasti untuk dua orang yang sedang ghibah tadi.

Jongho menarik nafas sabar. Orang di depannya memang kadang tidak bisa mengontrol ekspresinya. Sekarang mereka berdua menjadi target omel dari penjaga perpustakaan. Yeosang hanya terkekeh kecil, tersenyum dengan wajah innocent-nya.

Di sinilah mereka berdua sekarang.

Diusir dari perpustakaan karena dianggap mengganggu. Yah, ini salah Yeosang karena mengajak Jongho untuk mengobrol, alias ghibah bareng di perpustakaan yang notabenenya sebagai tempat sepi dan nyaman untuk makhluk-makhluk ambisius di sekolahnya.

"Kakak sih, buat apa ngobrol di perpustakaan." Jongho mendengus, kesal karena harus diomelin bapak-bapak penjaga perpustakaan. Kalau diomelin kakak kelas cantik yang biasanya jaga perpustakaan sih, Jongho boleh banget. Tapi naas, yang jaga si bapak-bapak brewokan dengan perut gembul yang terlihat seperti orang mengandung. Oke, lupakan.

"Eh tukang ghibah!" Yeosang kaget. Disebut seperti itu membuatnya tersinggung, tapi tidak salah juga. Buktinya orang yang barusan mereka bicarakan adalah orang yang melabeli mereka berdua dengan sebutan tukang ghibah, alias si Seonghwa si anak kelas sebelah yang pacaran dengan si kecil Hongjoong.

"Kenapa sih?" Tanya Yeosang risih. Dianya sudah siap mengepal tangannya buat nonjok. Bukan beneran, Yeosang cuma bercanda. Mana mungkin dia berani macam-macam dengan pacarnya Hongjoong. Nanti dia yang malah kena getahnya.

JongSang DailyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang