Happy Reading!
-
-
-"Udah siap?" Tanya Zidan memastikan.
Salma mengangguk kecil. "Udah, kak." Tangannya memegang kedua tali tas yang ada di punggungnya.
"Ayo kak, jalan!" Salma mengernyit heran lantaran Zidan yang tak menjalankan motornya sedari tadi.
Cowok dengan seragam putih abu-abu itu sedikit menengok ke belakang. "Motornya gak mau jalan, kalo lo gak pegangan sama orangnya." Ucapnya.
Nah kan! mulai lagi modusnya, Salma tak akan membiarkan hal itu terjadi. Ia hanya memegang tas cowok itu. "Udah nih."
Zidan meliriknya dari kaca spion, tangan Salma hanya berpegangan pada tas miliknya. Ia menghela napasnya. "Jangan kesitu pegangannya, nanti kalo jatuh gimana?"
"Ya, pelan-pelan aja bawa motornya." Jawab Salma.
"Kita udah telat, Sal. Gue mau ngebut,"
Merasa tak ada pergerakan dari perempuan itu, lantas Zidan menarik tangan Salma ke pelukannya, melilitkan kedua tangan perempuan itu di perutnya. Salma merasa kaget karena Zidan memaksanya. "Pegangan yang kenceng." Ucapnya dibalik helm.
Salma mengangguk, lalu ia menaruh dagunya di bahu Zidan. Cowok itu tersenyum kecil sembari menatap wajah Salma dari kaca spion. Lalu ia segera menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi, membelah jalanan kota Bandung.
Di hari Senin ini, sekolah nya mengadakan upacara bendera. Tadi pagi mereka telat bangun, karena keduanya tertidur pulas dan saling berpelukan. Hingga saat Salma terbangun, jam sudah menunjukkan pukul 06:00, itu artinya upacara bendera akan dimulai 30 menit lagi. Mereka segera bergegas mandi sampai lupa untuk sarapan. Ayah Sandi sengaja tak membangunkan mereka, katanya takut mengganggu pengantin baru.
"Hati-hati kak, bawa motornya." Teriak Salma, ia sedikit takut karena Zidan yang membawa motor seperti mau mengajaknya mati, sampai orang-orang yang berlalu lalang di jalan pun segera menepikan dirinya.
"Kita udah telat. Lo pegangan aja yang kenceng!" Titah Zidan. Salma pun semakin mengeratkan pelukannya, dan menyembunyikan wajahnya di balik punggung cowok itu.
Untungnya gerbang sekolah belum di tutup. Zidan segera memasukkan motornya ke parkiran, sudah ada beberapa orang yang berkumpul di lapangan, mereka sedang membersihkan lapangan untuk persiapan upacara nanti.
Salma melihat arloji berwarna merah muda di tangan kirinya. "Masih ada waktu buat buat ke kelas." Ia segera berjalan meninggalkan parkiran. Namun, langkahnya terhenti saat Zidan memanggilnya.
"Kenapa, kak?" Tanya Salma saat Zidan berjalan menghampirinya.
"Ayo! Gue anter lo sampe kelas." Ajak Zidan seraya meraih pergelangan tangan Salma.
"Kak, jangan gini!" Salma melepaskan tangannya dari Zidan.
"Kenapa?"
"Banyak orang yang liatin kita."
Zidan melihat sekitarnya, para murid sedang sibuk di lapangan. "Gak ada. Mereka lagi pada sibuk persiapan upacara."
Salma hanya pasrah mengikuti langkah jenjang cowok itu, ia melirik kanan kiri--takut takut kalo ada guru yang melihatnya berpegangan tangan dengan Zidan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SALMA
Teen FictionBagaimana perasaan kalian jika di jodohkan dengan kakak kelas? ______________ (FOLLOW DULU, SEBELUM BACA !!) Menikah di usia muda tidak pernah ada dalam kamus seorang perempuan bernama Salma Putri Prawira. Ia harus menerima perjodohan ini, karena p...