"Minseok Eonni, kau lebih memilih pemuda tampan atau Duda kaya raya?"
"Jelas duda kaya raya"
"Kenapa?"
"Hidup bukan hanya soal Cinta tapi juga ekonomi harus diutamakan"
"Pilihanmu selalu sama dengan fikiranku"
"Hei apa kau menyukai seorang duda? Wah yang benar saja! Kau masih SHS"
Luhan tersenyum geli sambil menghisap permennya. Dia membayangkan hal-hal yang jauh dari nalar.
"Aw!"
Lengannya dicubit kecil oleh kakaknya yang sedari tadi mengoceh tentang pertanyaan yang membuat resah sang kakak."Kau sehat?" Minseok sesekali mengecek dahinya, takut-takut Adiknya itu sakit karena presepsi yang tidak masuk akal baginya.
"Luhan, lebih baik kau belajar dengan tekun jangan memikirkan hal yang tidak-tidak"
"Eonni aku ingin menikah muda"
"Ya! Kau gila?!"
"Selepas lulus sekolah aku ingin menikah"
"Luhan besok kau harus pergi ke psikiater bersama eonni!"
"Eonni aku serius"
Minseok yang tidak ingin berdebat saat ini. Ia lebih memilih pergi menyusun kembali skripsinya yang sempat tertunda karena pertanyaan sang adik yang tidak jelas.
Luhan hanya bergumam dan memainkan ponselnya mendial nomor telfon yang sempat ia dapatkan dengan susah payah itu.
"Yeobo-"
"Ne yeobo hihi"
"Hakseng?"
"Hai tuan Oh!"
"..."
"Kau terlihat seksi kemarin"
"Aku sudah mengatakan padamu. Untuk jangan menghubungiku lagi! Kau cari mati? Aku sudah memberimu kesempatan agar kau lolos"
"Aku tidak pernah memintamu melepaskan aku. Aku tertarik padamu"
Luhan mengatakan dengan sepenuh hatinya. Dia tertarik dengan tuan Sehun pemilik gedung apartemen disebelah rumahnya itu.
Walaupun pertemuannya bukanlah sesuatu yang manis, tapi dia tidak bisa menyangkal pada hatinya yang telah jatuh kepada pria lima belas tahun lebih tua darinya.
"Kau ingin mati seperti pembantuku?"
"Kau ingin aku membantumu?"
"Nona Luhan! Jangan menghubungiku lagi!"
Sambungan telfon terputus dari sebelah pihak. Luhan hanya bisa tersenyum kecut. Sebenarnya Luhan sudah sering kali menguntit Sehun sebelumnya karena ia mengangumi ketampanan dan ketegasan pria itu.
Tapi setelah kejadian dimana ia telah memergoki Sehun yang sedang menyayat tubuh pembantunya tanpa ampun. Membuatnya semakin tertarik pada pria itu.
"Besok aku akan datang honey"
Luhan merebahkan badannya diranjang. Dengan baju tidur bermotif rusa yang dia miliki ia merasa itu terlalu ke kanak-kanakan. Luhan bangkit dan segera mencari pakaian tidur yang terlihat lebih seksi."Aish aku kan tidak punya! Mulai besok aku harus membelinya" Luhan tersenyum geli dan berusaha menyamankan tidurnya.
"Sampai jumpa besok Tuan oh"
-
-
-Hari ini Luhan bolos sekolah dan benar-benar pergi ke apartemen Sehun dengan masih memakai seragam sekolah. Dia tau segalanya bahkan dia tau kata sandi dari apartemen milik Sehun, hasil dari ia menguntit selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession [ One Shoot ]
FanfictionAttention ! this Content is Mature [GS] ⚠️adult scene Seorang anak SMA yang lebih suka sama Duda ?