0

7.7K 777 59
                                    

this story dedicated to jinrakenthusiast🤍✨
thanks for ur idea. hope u like it! enjoyyyyyyy🤙🏻

Setelah mendapatkan panggilan dari dosen pembimbingnya, Haechan yang awalnya bersantai kini begitu panik dikejar oleh waktu. Sebab dosen pembimbingnya ini dengan seenaknya memberikan waktu 15 menit untuk sampai. Padahal jarak rumah ke kampus memakan waktu 10 menit dan sekarang ia belum selesai berdandan. Kalau saja tidak mengingat dosen pembimbingnya ini sangat kejam, sudah pasti Haechan akan membalas dosen itu.

Haechan kembali meraih ponsel miliknya. Menekan tombol memanggil ke salah satu kontak di kakao talk. Sembari menunggu panggilannya diangkat, Haechan memoles wajahnya dengan make up tipis.

"Yak, Lee Haechan! Ada apa?"

"Kau dimana?" tanya Haechan yang tidak merubah posisinya. Menjadikan suaranya terdengar kecil.

"Andeullyeoooo~"

"Jemput aku sekarang dan antarkan ke kampus."

Terdengar dengusan dan nada bicara sebal di seberang sana. Tetapi Haechan tidak peduli. Ia tidak berniat mematikan sambungannya. Biarkan lawan bicaranya yang mematikannya. Haechan harus cepat bersiap.

Ponsel Haechan bergetar. Menandakan sebuah pesan singkat yang masuk. Haechan membacanya ternyata seseorang yang dipanggilnya tadi telah sampai di lobby. Tanpa perlu lama-lama lagi, Haechan menyambar tas miliknya yang berisi laptop dan beberapa paper hasil penelitiannya.

Haechan tergesa menuruni tangga. Beruntung kamarnya berada di lantai dua. Sehingga tidak memakan waktu banyak jika ada hal darurat. Ia tinggal di sebuah penthouse mewah yang ada di daerah Gangnam-gu.

Melihat sebuah mobil ford mustang yang terparkir, Haechan pun menghampirinya. Kaca mobil tersebut diturunkan menampakkan seorang pemuda yang memakai kacamata hitamnya.

"Kau lamban." ucap Haechan setelah duduk di kursi samping pengemudi.

"Noona benar-benar mengganggu waktu sarapanku."

"Sudah ku katakan sebelum pergi kau harus makan dulu." peringat Haechan. Mobil mewah itu mulai membelah jalanan lenggang kota Seoul.

"Tidak bisa. Chenle memintaku untuk cepat datang." pemuda itu berujar ringan.

"Lalu dimana dia sekarang?"

"Tentu saja aku tinggal—" Haechan mendelikkan matanya.

"Yak! Dia anak orang, Jisung. Ditinggal dimana?!" seru Haechan. Tak habis pikir dengan jalan pikiran pemuda di sampingnya ini.

"Dia di apartemennya sendiri. Aku tadi berada di apartemen dia. Ck, noona mana pernah mendengarkan ucapanku sampai selesai. Kalau Sungchan, baru noona dengarkan sepenuh hati. Dasar pilih kasih!" sungut pemuda yang bernama Jisung itu.

Haechan memajukan dirinya lalu menangkupkan kedua tangannya di sisi pipi kiri milik Jisung. Kemudian mengecup pipi tirus itu. "Jangan marah lagi, ne?"

Jisung yang mendapatkan kecupan itu tentu saja tidak bisa marah. Hanya saja raut wajahnya masih terlihat datar. "Kalau saja dia melihatnya, pasti dia akan marah. Melihat noona mencium pipiku. Dan berakhir aku yang kena amarahnya."

Date Ur Fada [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang