Oh My God
Maaf loh buat kalian yang udah nunggu ceritaku :(
Aku ga update like empat bulan lebih...maafkan...ini semua karna sekolaaah, oiya btw aku ini udah liburan loh, dan aku ini lagi bikin watty di tempat magang aku, heheo langsung aja ya! Cekidot~***
Masih dalam proses memahami perasaanku terhadap mereka bertiga, ya, Damon, Ken, dan Damien. Yang mana sekarang aku sedang fokus dengan Ken. Dan itu artinya, aku harus memfokuskan perasaanku hanya padanya, agar aku tahu bahwa perasaan yang muncul di hatiku ini menunjukkan perasaanku padanya, entah nanti yang muncul itu perasaan sayang, cinta, atau hanya fans? Atau mungkin aku sudah tidak memiliki perasaan pada Ken.
Yang jelas, sekarang aku sedang berusaha menggali hatiku lebih dalam lagi, karena aku sampai sekarang belum menemukan jawaban dari pertanyaan yang sedari kemarin memenuhi benak pikiranku. Sebenarnya aku tuh suka siapa sih?
"Katie, kamu kenapa sih dari tadi diem mulu? Cuekin aku terus deh daritadi"
Ya, itu Damien
Aku sekarang sedang terjebak di antara harus cuekin dia, apa aku harus bersikap manis seperti kucing yang sedang dipangku oleh majikannya. Entahlah, aku merasa diriku seperti seorang jalang. Bagaimana tidak? Bahkan semua makhluk di bumi pun tahu jika aku sedang membagi hatiku untuk tiga orang. Apa itu bukan jalang?
"Katie..." Damien mulai menarik tanganku, ia menggenggam kedua telapak tanganku dan matanya seolah berbicara padaku
"Katie kamu ngga apa-apa kan? Kamu ga sakit kan?"
Aku hanya menggelengkan kepala pelan
"Ga kok aku ga sakit Damien" aku tersenyum kepadanya, seolah senyum ini cukup mendeksripsikan bahwa diriku memang tidak apa-apa.
Aku tahu bahwa Damien masih ingin menanyakan soal keadaanku ini, tapi segala pertanyaan itu hanya tergantung di mulutnya dan ia hanya membalas senyumanku dengan kecupan lembut di atas puggung tanganku.
"Besok aku sudah boleh pulang Kat...aku mau kamu temenin aku ya? Dari siap-siap sampai ke rumah"
"Iya Damien, aku bakal temenin sampe malem, ya?"
Entah kenapa aku merasa bersalah kali ini, selalu. Selalu seperti ini, aku merasa bersalah karena aku membagi hatiku bukan hanya untuk Damien. Makannya dengan menemaninya seharian, mungkin akan lebih mendekatkanku dengan Damien dan...
AH! benat juga! Missi ke-2 bisa aku lakukan besok, misi dengan Damien.
***
"Damien! Kamu hati-hati dong turun kasurnya! Nanti luka kamu bisa kebuka lagi!" Terdengar suara tante Dianne sedang memarahi Damien. Bagaimana tidak, Damien sudah seperti anak kecil yang baru pertama kali menginjakkan kaki di taman bermain. Bedanya, dia sedang menginjakkan kaki di kamar inap rumah sakit, entah apa yang membuat dia senang sekali seperti ini, mungkin karena dia akan pulang hari ini. Lucu juga sih melihat tingkah laku Damien seperti ini, sosok berwibawa dan galak yang biasa ditampilkan di kelas, seolah sirna dan menjadi seperti anak kecil yang innocent.
"Aduh ma, aku tuh lagi seneng banget, nanti aku bakal ditemenin ama Katie seharian ma! Iya kan sayang?"
Damien mengkedip-kedipkan matanya ke arahku. Otomatis membuat seluruh isi ruangan tertawa geli dan melihat kearahku semua. Aku yakin wajahku sudah semerah cabai yang sudah masak.
"Kalo kamu gabisa diem, aku gajadi temenin kamu Ami"
Seketika wajahnya berubah, Damien terlihat sedih dan matanya berkaca-kaca, telrihat sekali dibuat-buat. Tapi gertakanku barusan mampu membuatnya sedikit lebih tenang. Namun tingkah laku kegenitannya tidak dapat hilang sedikitpun...sekarang Damien kerap sekali memanggilku dengan sebutan 'sayang'. Akkh seperti om om mesum kedengarannya. Aku jadi agak seram sih sebenarnya dengan tingkah laku Damien yang seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Foe Is My Fiance
Novela JuvenilTerkadang hidup tidak berjalan sesuai yang kita inginkan... Misteri di dunia ini, akan terus menghantui kita layaknya tunangan yang super ganteng! Perkenalkan namaku Katie, murid SMA biasa, gak cantik-cantik amat, mempunyai mimpi menjadi istri seora...