- 3 -

725 131 16
                                    

"Cukup sampai situ saja."

"Aaa.."

Aku membaringkan setengah tubuhku di atas meja, diatas buku terbuka.

"Lemah, besok aku akan melatih fisikmu."

Darahku seketika mendidih mendengarnya meledek tubuhku.

"Kau yang seenaknya menyuruh tidak pernah merasakannya sendiri!"

Suaranya terdiam.
Walau lewat ponsel sekalipun, aku bisa merasakan dirinya menatapku tajam saat ini.

"Iya maaf.. Aku yang lemah."

Hembus nafas terdengar darinya.
Suara roda dari kursi putar selanjutnya.

"Besok libur, kan? Aku akan mengajarimu teknik Kung fu dari ponsel."

"He? Apa? Kung fu?"

"Ya, Kung fu. Aliran bela diri dari cina. Cocok untuk menahan, bukan melukai musuh. Kau tau kung fu panda bukan? Aku akan mengajari teknik salah satunya yang mirip dengan mantis."

Y-ya.. Aku ingat jelas adegan kung fu panda, dimana seekor serangga hijau bernama mantis yang belajar kung fu hanya butuh mematok bagian krusial lawannya dan membuat mereka lumpuh seketika.
Tapi apa aku bisa melakukannya?

"Kuusaikan pembelajaran hari ini. Hanya tinggal beberapa buku lagi, kan? Bisalah ditunda sebentar. Fisikmu nomer satu."

"Mungkin kau benar, sen-"

Pip!

...

DUH!!
SETIDAKNYA DENGARKAN AKU SEDIKIT SAJA!

Apa aku se-menjengkelkan itu di masa depan?
Haah, tidak mungkin, tidak mungkin.
Tapi dia juga sebenarnya adalah aku.
Aaaaa... Entahlah!!

Tubuh kurebahkan diatas kasur, merehatkan punggungku yang sudah berjam-jam duduk menatap buku.

Tak lama ponsel yang kuletakkan diatas kasur mengeluarkan nada dering.
Pesan masuk, kah?

Aku memeriksanya, rupanya grub chat Emma dan Hina penyebabnya.

Mereka berdua terlibat dalam percakapan PR, Hina yang tampak kesusahan menarik Emma untuk mengajarinya.
Pada akhirnya mereka berdua putus asa akan satu soal yang tampak membingungkan.

Emma : "Hayoo, (y/n) ngeliatin aja daritadi, nggak ikut ngobrol. Udah ngerjain PR belum?"

Aku tertangkap basah olehnya.

Hina : "Eh iya, dibaca 3 orang. Konbawa (y/n)-chan~ PR mu sudah selesai, kah?"

Tunggu, apa?
Aku dapat PR?
Aaahh, kenapa aku melupakannya begitu saja?

(Y/n) : "Uhh, belum sih. Aku baru ingat ada PR malah."

Emma : "Wah, kebetulan kalau gitu. Yuk lah ngerjain bareng."

Hina : "(Y/n)-chan, bisa bantu aku nomer yang ini kah? Emma-chan sama aku lagi buntu nih T_T"

Aku melihat ke soal yang diberikannya, pelajaran kimia.
Tidak banyak yang kuingat dari kimia sih, berhubung tadi aku dipaksa belajar kedokteran dulu.

(Y/n) : "Tunggu sebentar ya, aku ambil kertas dulu."

Tak lama setelah mengambil alat tulis, aku mengajari mereka dengan teknik sensei secara tak langsung.

Mereka tampak cepat mengerti dengan penjelasanku. Bahkan langsung menjawab soal-soal itu dengan mudahnya.

Hina : "Akhirnya selesai!!"

Unknown Number From The Future (Izana x Reader) || Tokyo revenger FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang