Pertemuan Awal

60 2 4
                                    

Mata itu masih sama, irisnya berwarna hitam pekat. Mata yang dahulu selalu kurindukan, kini ia tengah menghadapku. Sama sekali tak kutemukan keredupan. Hidung itu masih sama, membingkai apik pada tempatnya. Bibir itulah yang berbeda. Bibir yang dahula menyunggingkan senyum menawan kini terlihat garis datar nan tipis.

Perpisahan itu bukan kemauanku. Aku tidak akan menyalahkan siapa pun di perpisahan kami. Semua seakan garia taldir yang berkata.

Empat tahun berpisah, kepergianku yang tiba-tiba dan keenggannannya untuk menahan. Keegoisan yang menggebu di jiwa muda kami. Akankah kini masih sama? Tidak ada kata yang kami ucapkan. Terlalu sulit untuk sekedar menyapa.

Kami masih saling menatap, tak berniat untuk mengakhiri. Seakan dengan begini kami saling bercakap mengeksplore rasa rindu yang tertahan. Rindu? Bahkan kini akupun meragu. Akankah hatinya masih sama seperti dahulu? Tidak, dahulu pun hanya aku yang selalu mengobral kata cinta dihadapannya. Virgo Pangkubean. Lelaki berdarah Batak - Canada itu adalah pacar pertamaku walaupun bukan cinta pertama.

Semasa kami masih bersama dulu, dia adalah lelaki dingin, angkuh dan terlalu tidak peduli dengan dunia sekitar. Justru sifatnya yang menurutku berbeda itu yang berhasil membuatku jatuh cinta. Lalu cinta kah dia padaku? Lebih dari tiga tahun kami bersama, dia hanya mengatakan sayang satu kali. Miris.

"Apa kabar Beb?". Suaranya masih terdengar merdu pada indra pendengarku. Suara itu masih bisa membuat lututku lemas seketika.

"Ba.. baik Go".

Hening tidak ada kata yang keluar lagi. Hingga suara yang familiar mengintrupsi keheningan kami.

"Beb, pulang. Caca nunggu di mobil itu. Loh..?".

Dia Yuda, sepupu jauh Caca. Salah satu sahabatku. Dia lelaki lain yang dekat denganku selain sahabat laki-lakiku - Oyon dan Indra.

"I.. iya Yud. Bentar". Sekali lagi aku menatapnya. Mencari tahu perasaan apa yang tengah ia rasakan saat ini. Kemudian aku kembali berkata," Aku duluan Go. Seneng bisa ketemu lagi".

Yuda merangkul bahuku. Menggiringku menjauh dari sosok yang masih menempati ruang hatiku yang tak dapat ia jamah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LUVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang