BRUKK
Tubuh Raina terjatuh tepat diatas Aksara, Raina hanya menahan nafas karena cukup terkejut pada hal yang barusan terjadi. Raina terhenyak saat merasakan tangan Aksara menyentuh wajahnya.
" mungkin gua gabisa bunuh lu karena taruhanya gua bakal masuk penjaraa, tapi kalau gua bisa rusak lu gua pastiin lu gabakal bahagia, idup lu bakal dipenuhi noda RANIA KARA! Hahaha " ujar Aksara meremehkan.
" a-apa maksud tuan?! Jangan berbuat macam macam tuan.. saya mohon" jawab Rania mencoba melepas cengkraman aksara dilengan nya.
"gua ga macam macam jalang! Gua Cuma mau sedikit menikmati siksaan buat lu kali ini "
BRAKK
Tubuh Rania sekarang berada dibawah kungkungan Aksara, Rania mencoba melepaskan diri namun nihil kekuatan Aksara jauh lebih besar.
" lu mau kemana si jalaang, udah diem aja si nikmatin kehancuran hidup lu saat ini " bisik aksara didepan telinga Rania.
" saya mohon lepaskan saya " lirih Rania memberontakDi lain tempat
Naysila yang melihat dari jauh perlakuan tuanya terhadap adiknya merasa sangat tidak tega. Ia mencoba menghubungi Afrizal agar dapat cepat pulang dan menyelamatkan adiknya dari amukan Aksara. Ia menelepon berkali kali namun tidak ada jawaban hingga ada telepon masuk dari tuan satu nya itu.
" halo, ada apa? " ujar Afrizal dari seberang
" tu.tuan tolong Rania, tuan Aksara menyiksa Rania sekarang tuan. Saya takut Rania kenapa napa" jawab Naysila
" apa! Dasar anak kurang ajar itu bisanya menyusahkan saja! Aku pulang sebentar! "
TUT
Di kantor
Telepon dimatikan sepihak oleh Afrizal. Ia sudah kepalang kesal pada adik tidak tahu diuntungnya itu. Ia mengambil kasar coat dan kunci mobilnya lalu bergegas pergi ke parkiran dan pulang .
Diperjalanan pikiran Afrizal sangat tidak tenang, Aksara adalah orang yang dapat berbuat apa saja tanpa memikirkan akibatnya. Afrizal mempercepat laju mobilnya agar cepat sampai dirumahnya Ia benar benar cemas saat ini.
" halo, Edward apa kau dirumah? "
" syukurlah, bisakah kau kerumah menghentikan bocah gila itu. Bocah itu akan membunuh orang jika tak ada yang menghentikan "
" aku masih dijalan. Masih memakan banyak waktu jika menungguku "
" okey terimakasih Edward bergegaslah!"
Dirumah
Setelah telepon dimatikan sepihak oleh Afrizal Ia tetap memperhatikan Rania dan Aksara dari jauh tanpa berani mendekat. Ia terus meringis kala cambukan itu memukul keras punggung adiknya, Ia ingin sekali berlari dan memeluk adiknya namun melihat Aksara yang seperti orang kesetanan Ia urungkan niatnya karena takut Rania semakin terluka .
Saat melihat aksara ambruk mencoba mendekat pada adiknya tapi melihat adiknya membopong Aksara ia hanya menghela nafas mengikuti. Sesampai nya didepan kamar Aksara ia memperhatikan bagaimana perhatian adiknya itu pada tuan yang selalu menyiksanya. Hingga pada saat Aksara menarik tangan Rania dengan keras hingga jatuh diatas Aksara.
" mungkin gua gabisa bunuh lu karena taruhanya gua bakal masuk penjaraa, tapi kalau gua bisa rusak lu gua pastiin lu gabakal bahagia, idup lu bakal dipenuhi noda RANIA KARA! Hahaha " ujar Aksara meremehkan.
" a-apa maksud tuan?! Jangan berbuat macam macam tuan.. saya mohon" jawab Rania mencoba melepas cengkraman aksara dilengan nya.
"gua ga macam macam jalang! Gua Cuma mau sedikit menikmati siksaan buat lu kali ini "
KAMU SEDANG MEMBACA
BERTAHAN !
Teen Fiction" KELUARGA LO ITU PEMBUNUH! LO JUGA HARUSNYA MATI NYUSUL MEREKA KARENA LO YANG BERNAFAS KEK GINI TUH MAKIN BIKIN MATA GUA PERIH LIATNYA! SAMPAH KAYA LO ITU HARUSNYA MATI AJA ANJING!" bentak Aksara sembari mencambuk punggung Rania dengan keras. " maa...