Tentang Dia 2

61 58 80
                                    

☄️

"Katanya cinta tapi nyatanya hanya suka,"

Semua orang bebas mengatakan apapun yang dia sukai, tapi tak berlaku bagi yang dia cintai.

Mengapa?

"Suka belum tentu cinta, tapi cinta itu pasti suka, tak ada cinta tanpa adanya rasa suka, tapi suka belum tentu menandakan dia cinta."

♡♡♡:♡♡♡

Di kantin tempat mereka biasanya menyantap makan siang terdapat sebuah kado berukuran besar berwarna silver dan biru sebagai penutup tepat di sebelah meja saji. Tentu saja kado tersebut banyak mencuri perhatian siswa lain yang berada di sana atau hanya sekedar membeli makanan. Begitupun dengan Gita dan yang lainnya.

"Ada yang mau nembak nih kayaknya" -Clarisa

"Cih, emang ngasi kado buat yang mau nembak aja?" -Gita

"Lagian ini kado seukuran mesin cuci 14 kg" -Gibran

"Jangan-jangan emang bener mesin cuci lagi, hadiah buat Bu kantin dari pak kantin" -Clarisa

"Bukanlah" -Gita

"Kok gitu, lu ya yang punya itu kado?" -Dimas

"Ih, bukanlah. Kalo iya itu kado punya Bu kantin ya pasti udah di unboxing tuh sama Bu kantin. Ya kali mau dipamerin sama kita" -Gita

"Bisa jadi" -Clarisa

"Dah lah, laper mo makan!" Berjalan mendahului sambil memegang perutnya.

Makanan yang mereka pesan sebelumnya diantarkan oleh asisten bu kantin 1 yang merangkap sebagai suami Bu kantin dan minuman yang diantarkan oleh asisten bu kantin 2 bersama dengan sebuah kertas berukuran kecil seperti sebuah card berwarna kuning bertulisan 'HBD URI WILDAN' bersamaan dengan gambar menyerupai bentuk kado yang sebelumnya.

"Kartu apa tu? Kita kan gak lagi main bola, kok dapet kartu kuning?" Sambil mengambil kartu tersebut dari tangan Wildan.

"Hah? Lu ultah?" Ucap Dimas sambil menunjukkan kepada yang lainnya. Hal itupun mendapatkan respon dari Gibran yang menunjukkan ekspresi ketika ketahuan melupakan sesuatu.

"Iya bener hari ini Wildan ultah, bisa-bisanya ada yang tau ultah lu Wil!" Sambil memukul meja pelan menandakan bahwa ucapannya benar.

Ketika yang lainnya asik mencurigai Wildan yang di dakwa memiliki pacar dan menduga-duga siapa yang mengirim kado tersebut, Dimas malah mengusulkan untuk membuka kado itu dengan alasan akan mendapatkan petunjuk dari isinya dan disetujui oleh yang lain.

"Kira-kira kadonya apaan ya? Gak mungkin mesin cuci beneran kan?" -Clarisa

"Wil buruan buka!" -Gibran

Wildan dengan santai membuka tutupnya dan terlihat ada sebuah kotak lagi di dalamnya dengan tutup berwarna hijau, setelah mengeluarkan kota kedua itu ternyata didalamnya masih ada kotak lagi berwarna pink. Begitu seterusnya sampai kotak berukuran 10×10 bertutup warna maroon.

"Niat banget sumpah yang ngasih, ini kotak ke 18 loh. Jangan bilang dalamnya ada kotak lagi!" -Gibran

"Umurnya tahun ini kan 19, kayaknya di dalamnya ada kotak ke-19 deh" -Clarisa

Seru Berujung TanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang