19. "Opposite."

420 64 46
                                    

✦─────────────────────✦
Warning:

▶ Beberapa peristiwa 'sejarah' di sini tidak kaitannya dengan dunia nyata

✦─────────────────────✦

Indonesia memakai celemeknya dan menyalakan kompor. Netherlands hanya melihatnya dari balik tembok yang memisahkan ruang makan dan dapur.

"Ada apa?"

"Tidak."

Netherlands pergi, sedangkan Indonesia memasak. Ia lagi-lagi melihat ponselnya, tidak ada pesan masuk dari Willem atau Maxima.

"Kenapa perasaanku jadi tidak enak."

"Jangan khawatirkan mereka, mereka tidak sebodoh yang kau kira." Celetuk Indonesia.

Netherlands menghela nafas lalu mengangguk. Dia duduk di meja makan, beberapa menit kemudian Indonesia datang dengan makanan di nampan.

"Silahkan."

"Terimakasih."

Indonesia mengangguk lalu duduk. Mereka menyantap makanan mereka masing-masing. Netherlands menghela nafas beberapa kali saat ia makan, pipinya juga memerah.

"Kenapa? Kepedesan?"

Netherlands mengangguk, rendangnya terlalu pedas. Indonesia terkekeh lalu menggantinya dengan miliknya.

"Kayaknya aku salah nyimpan deh, ini yang ga terlalu pedas." Indonesia menukar mangkoknya dengan milik Netherlands.

"Terimakasih."

•> 10.00

Indonesia membuka beberapa berkas Jokowi yang Iriana selipkan di kopernya.

"Untung kau peka."

Dia melihat satu persatu lalu menyimpannya kembali. Ia menghela nafas lega lalu tersenyum.

"Sepertinya dia sudah—"

"Indonesia?"

Indonesia refleks menengok. Ia melihat Neth di depan. Wajah Netherlands terlihat memerah. Detak jantung Indonesia tidak karuan.

Cinta lama yang bersemi kembali.

Walaupun mereka sudah satu rumah dan sering keluar bersama, mereka tetap canggung. Mau basa-basi aja setengah-setengah, apalagi membicarakan masa depan.g.

Netherlands menghela nafas panjang dan mendekati Indonesia, memeluknya dari belakang.

"Ne-Neth, apa yang kau lakukan?" Tanya Indonesia, wajahnya merona merah.

"Engga, aku hanya kangen suasana ini."

Indonesia mengangguk, "Dulu kita dekat bukan? Iya begitu dekat, sampai kau..."

Indonesia langsung menatap sinis Neth. Neth langsung melepaskan pelukannya. Ia masih belum bisa melupakannya.

"Ma-maaf..."

Indonesia menghela nafas lalu berdiri, "Tidak masalah, kadang-kadang itu juga salah diriku."

Indonesia langsung pergi. Netherlands hanya melihatnya, mukanya langsung murung.

"Ini semua salahku...seandainya kau berkata soal 'itu' di hadapan ayahku langsung. Aku akan berpikir 3 kali sebelum menuruti perintah ayahku."

Please, Help me...|| Countryhumans Netherlands x Indonesia [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang