39. Pacaran yuk!

75K 7.2K 134
                                    

Dito dan Lera kini mereka sama-sama duduk bersila dikarpet bulu ruang tengah depan televisi.

Lera yang fokus pada acara televisi didepannya dengan tangan yang memegang secangkir coklat panas. Sedangkan Dito, pria itu hanya memandangi Lera tanpa melakukan hal lain.

"Ra, pacaran yuk!"

Hampir saja Lera mengangguk-anggukkan kepalanya, namun ajakan Dito barusan membuat otaknya loading. "Gimana?"

"Pacaran yuk! Kan udah sah, nggapapa kan pacaran abis nikah" ucap Dito sembari tersenyum.

Lera mengerjap. "Saya ngga mau"

Dito merengut, pria itu menggeser duduknya lebih dekat dengan Lera. "Jika kau tak mau kan ku buat kamu mau, jika kau tak cinta kan ku buat kamu cinta~"

"Tenang saja.. tenang saja, kupastikan kau jadi pacarku~"

LAH?! NYANYI?

"Suara om jelek"

"Biarin, yang penting muka saya ganteng" ucap Dito bangga.

"Sebelum kita punya anak, saya mau abisin waktu berdua kita buat pacaran Ra..." Jeda. "Karna kamu belom sepenuhnya terbuka sama saya"

Lera menatap Dito bingung. Jujur saat ini yang Lera khawatirkan adalah perlakuan Gino padanya. Tapi ia juga tak bisa menutupi kesalahan ayahnya terus-menerus, karna nanti pasti ada waktunya Dito mengetahuinya sendiri.

"Kan waktu itu kamu udah bilang i love you, berarti kamu udah cinta dong sama saya" ucap Dito.

Lera membuang muka. "Khilaf"

Dito menoel pipi Lera. "Halah, ngaku aja. Ngga usah gengsi kalo sama suami sendiri.

Lera berdecak, ia mengalihkan fokusnya pada televisi. "Cita-cita kamu apa Ra?" tanya Dito tiba-tiba.

Pria itu bahkan sudah merebahkan tubuhnya dan menjadikan paha Lera sebagai bantalan kepalanya. "Jangan digeplak Ra kepala saya" peringat Dito, ketika tangan Lera hendak menyentuh kepalanya.

Lera menelan salivanya gugup. Geli sekali pahanya, karna terkena rambut belakang Dito.

"Kenapa kamu rajin banget belajar? Padahal belajar itu membosankan, enakan juga tidur Ra" ucap Dito enteng.

Polisi macam apa Dito itu?. Dulu, Lera masih ingat ketika ia SMP. Ada sosialisasi dengan polisi, disana semua polisi memberi penuturan baik pada anak-anak agar belajar giat dan memperoleh nilai yang baik. Karna sebenarnya sekolah itu tak membosankan, hanya saja rasa malas mu mengalahkan semuanya.

Lah sekarang?. Lera mendapatkan suami polisi, tapi kenapa suaminya sangat berbeda dengan kebanyakan polisi diluar sana?.

"Lera pengen jadi atlet basket" ucap Lera lirih.

Dito mendongak menatap Lera. "Atlet basket"

Lera mengangguk. Memang dulu ia sangat suka yang namanya olahraga basket, Lera juga sering memenangkan pertandingan bola basket antar sekolah, daerah, hingga provinsi.

Tapi sepertinya kini mimpi Lera sudah hancur, bukan hanya cita-citanya. Semua kebahagiaannya selama ini sudah terenggut karna masalalu.

"Kamu kan tinggi Ra, jadi gampang aja kalo mau masukin bola ke ring. Terus banyak nyetak poin deh"

Lera menunduk. "Engga juga, semuanya berdasarkan skill dan keterampilan" ia kembali mengalihkan pandangannya pada tv.

Dito manggut-manggut. "Tau ngga Ra, dulu tuh saya masuk polisi tuh cuman karna iseng" ucap Dito.

Jodohku Polgan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang