______________________________________________
Semua senyuman itu adalah kebohongan. Kebohongan untuk menutupi rasa sakit yang membungkus erat seluruh hatiku.
Dan setelah kusadari, aku tak bisa menahannya lebih lama lagi.
Karena aku tahu, aku tidak lebih dari yang namanya seorang pecundang.
______________________________________________❄️°°°ZO: WTWSFAW°°°❄️
Aeri berani jamin kalau kejadian sore ini pasti sudah sampai ke telinga para warga sekolah. Utamanya kepala sekolah dan para guru.Ada Pembunuh di Seoul National High School.
Lee Beomgyu Tidak Pernah Berniat Bunuh Diri, Justru Sengaja Didorong oleh Teman Sekelasnya.
Han Jungmin Si Ketua Kelas Teladan, Ternyata Adalah Pembunuh.
Kira-kira begitu bayangan judul darinya jika saja Kai menonton TV dan melihat berita, lalu menceritakannya pada gadis itu nantinya.
Tapi apapun itu, hari ini memang benar-benar melelahkan!
Polisi mulai menyelidiki lagi atap sekolah. Tak lupa kamera CCTV untuk membuktikan keberadaan Jungmin setelah terjadinya insiden itu, berdasarkan pengakuan Shin Rana guna menguatkan pernyataannya. Mungkin setelahnya, pihak sekolah akan memasang kamera tersebut di area rooftop pula akibat kejadian heboh ini.
Seunghee yang syok langsung pulang begitu saja setelah meminta maaf berulang kali pada Taehyun. Gadis itu pasti jadi merasa sangat bersalah karena semua yang terjadi akibat dirinya juga. Dialah yang sudah memancing niat Jungmin. Meski sebenarnya bagi orang lain, gadis itu tidak bersalah sama sekali. Tidak ada yang mendasari hal itu. Karena pada dasarnya hanya Han Jungmin lah yang patut untuk disalahkan. Dia itu manusia tidak punya akal.
Di sisi lain, Aeri dan Taehyun langsung pulang setelah ditanyai beberapa hal oleh pihak polisi. Meski setelahnya, pemuda jenius dari Seoul itu bergegas pergi lagi karena tidak ingin mendengar tangisan ayahnya yang kemungkinan dapat membuatnya ikut sedih juga.
Di sinilah keduanya, di halaman rumah Aeri setelah pemuda itu meminta si gadis mengirimkan lokasi. Tepat pukul 7 malam. Namun niat awal mereka yang akan belajar bersama untuk kali terakhir sebelum olimpiade besok malah harus terhalang oleh obrolan tak berujung.
"Jadi, Aeri sunbae tidak bisa baca pikiran lagi?"
Aeri mengangguk. "Um. Sepertinya karena aku sudah tahu kebenarannya, kemampuan itu jadi hilang sendiri." Gadis itu mengangkat bahu. "Entahlah. Aku tidak ingin membahasnya lagi. Sudah cukup aku dibuat gila karena teka-teki ini. Semuanya sudah selesai sekarang."
Taehyun mengangguk saja. Mengatupkan bibir, ia sekilas menoleh pada tas gitar Beomgyu di sisinya.
Aeri yang juga ikut memandangi benda itu lantas bersuara lagi, "itu ... gitar kakakmu? Kenapa dibawa?"
"Entahlah. Aku juga tidak mengerti kenapa malah membawa ini."
Sontak mengernyit bingung, Aeri hanya bisa terdiam sembari membiarkan angin malam berayun lembut. Cuaca hari ini memang cukup bagus. Tidak panas dan tidak dingin. Biasa saja. Suasananya juga terlalu nyaman hingga membuat siapa saja merasa tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] ZERO O'CLOCK: When The World Stops For A While
Fantasía[𝙊𝙉 𝙂𝙊𝙄𝙉𝙂] Park Aeri tidak pernah berpikir bahwa kehidupan seseorang di luar sana rupanya tergantung pada pilihannya. Ada satu pemuda Seoul yang seharusnya bisa ia selamatkan saat itu. Jika saja waktu dapat diulang, gadis itu ingin memulai s...