Part 1

2 1 0
                                    

Lania Pertiwi. Perempuan berusia 18 tahun berkulit kuning langsat dengan tinggi badan 155 cm  yang saat ini menempuh pendidikan SI Keperawatan di Universitas Erlangga yang berada di Jakarta. Perempuan yang biasa disapa Nia ini baru beberapa bulan yang lalu lulus dari sekolah menengah atas. Nia memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di tempat rantau agar bisa belajar mandiri.

Awal-awal masuk kos dan harus hidup jauh dari orang tuanya sangat berat bagi Nia. Tetapi itulah resiko yang harus dihadapinya ketika ingin merantau. Nia ingin membuktikan pada orang tuanya bahwa dia bisa menjadi mandiri dan lulus dengan membanggakan.

Kosan Nia ini merupakan kos yang hanya dikhususkan untuk perempuan dengan berlantai dua. Letaknya pun tidak terlalu jauh dari kampusnya. Bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

Saat ini Nia sedang terlelap di dalam kamar kosnya setelah seharian mengikuti kegiatan bakti sosial bersama teman-teman jurusannya yang menguras tenaga.

........

Keesokan harinya, Nia sudah bersiap ke kampus untuk memulai aktivitasnya sebagai mahasiswa keperawatan.

"Nia, tungguin gue", kata Acha. Acha adalah teman pertama Nia di kampus ini. Mereka berkenalan dan berteman saat awal OSPEK. Acha juga anak rantau sama seperti Nia. Hanya bedanya Acha tidak tinggal di kos melainkan di rumah kontrakan bersama sepupu-sepupunya yang merantau juga.

"Iya, Cha", Nia membalasnya.

Mereka berdua jalan beriringan menuju gedung fakultas ilmu keperawatan. Kelas pertama mereka pagi ini adalah ilmu dasar keperawatan.

Tiba di kelas keduanya langsung mencari tempat duduk. Saat masuk pun sudah banyak  yang hadir  didalam kelas.

"Hai, gue Tika", seorang yang duduk disebelah Nia mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan diri kepadanya dan Acha.

"Saya Lania", Nia membalas uluran tangan Tika. Panggilan Nia memang hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang dirasa dekat dengannya.

"Gue Acha." balas Acha memperkenalkan diri juga.
"Maklumin ya, dia memang ngomongnya kaku gitu, masih menyesuaikan diri, anak rantau kita," Acha menambahkan.

"Hahaha, gak papa kok, gue ngerti." kata Tika.

"Selamat pagi semua." Saat lagi asiknya mereka bertiga bercerita yang didominasi Acha dan Tika karena kebanyakan Nia hanya menyimak. Nia memang begitu dia memang tidak banyak berbicara. Dosen pagi ini sudah ada dikelasnya.

"Nanti ceritanya kita lanjut dikantin ya," bisik Acha kepada Tika dan Nia, yang dibalas acungan jempol dari Tika dan Nia.

Atensi mereka pun difokuskan kepada dosen yang sedang mengajar karena ini merupakan kelas pertama mereka di bangku kuliah. Awal-awal kuliah memang kita masih harus menyesuaikan diri dengan mata kuliah dan dosen yg akan mengajarkannya.

Selesai kelas, mereka langsung menuju kantin seperti yang sudah mereka rencanakan. Kelas untuk ketiganya akan dilanjutkan nanti siang, yang kebetulannya berbarengan.

........




Hai Guys👋👋
Ini cerita pertamaku, semoga suka ya, heheh
Dan ini pertama kalinya aku buat cerita
dimaklumin ya kalo masih banyak typo
aku juga berharap komentar dan vote dari kalian biar semangat nulisnya

Terima Kasih🦋


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

C U E KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang