Alvian meremat sisi celana kain hitam yang dikenakannya sambil terus menatap kosong kedepan. Alvian tidak menyangka bahwa dirinya mengidap penyakit kanker otak stadium awal.
Pantas saja, akhir-akhir ini ia seringkali mengalami sakit kepala yang luar biasa. Ia kira hanyalah pusing biasa, tapi ternyata perkiraannya salah. Tidak hanya itu, ia juga merasakan napsu makannya berkurang dan pandangan kabur.
Alvian menundukan kepala dalam, entah bagaimana caranya ia memberi tahu hal tersebut kepada istrinya. Alvian tidak ingin melihat Alissa khawatir padanya, oleh karena itu ia berusaha untuk menyembunyikan perihal penyakitnya rapat-rapat mulai detik ini.
"Silahkan duduk. Ada hal penting namun kurang menyenangkan yang harus saya sampaikan." ujar sang dokter yang baru saja memeriksa Alvian. Dokter itu juga menaruh lipatan surat hasil pemeriksaan lab.
Alvian mengangguk dan duduk di hadapan pria paruh baya dengan jas putih itu, "Sebenarnya saya kenapa ya, Dok? Saya juga tiba-tiba ada di rumah sakit."
"Begini ..." Dokter itu menggantungkan kalimatnya sejenak sembari menghembuskan napas berat. Ekspresi wajah sendu sang dokter membuat Alvian bertanya-tanya,
"Berdasarkan hasil pemeriksaan saya, ditunjang dengan pemeriksaan lab dan CT yang kita lakukan, Bapak menderita kanker otak stadium awal." lanjut dokter tersebut. Alvian menggelengkan kepala tidak percaya dengan apa yang dokter katakan,
"A-apa? Kanker otak, Dok?"
Dokter itu mengangguk pelan lalu menjawab, "Sayangnya, sampai saat ini terapi kanker seperti kemoterapi atau radiasi tidak dapat menyembuhkan kanker Bapak secara sempurna. Namun demikian ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk membuat Bapak merasa lebih baik."
Setelah mengatakan itu, Alvian meraih surat hasil pemeriksaan di atas meja dan membacanya.
❄❄❄
"Mas? Udah pulang? Tumben." tanya Alissa bingung sambil menyalimi punggung tangan Alvian yang baru saja masuk rumah.
Pria berkemeja satin cream itu tersenyum seraya mengusap puncak kepala Alissa dengan gemas, "Gak seneng Mas pulang awal?" Alvian malah balik bertanya,
"Seneng sih, tapi 'kan gak kayak biasanya. Kamu gak enak badan?" Alissa mengecek suhu tubuh suaminya dengan menempelkan punggung tangan pada kening Alvian.
Alvian menjauhkan tangan Alissa, lalu menggenggamnya dengan hangat, "Mas gak apa-apa kok."
"Yaudah ayo makan siang dulu. Aku masak sop bening bakso kesukaan Mas." ajak Alissa menarik tangan Alvian menuju ruang makan. Alvian dengan pasrah mengikuti di belakangnya sambil memasang ekspresi wajah sendu,
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVISA 2 [ HIATUS! ]
Romance• Sad romance • Alvian dan Alissa sudah menikah. Mereka kira, pernikahan mereka akan berjalan mulus tanpa suatu masalah apapun. Tapi ternyata, perkiraan mereka salah. Cobaan selalu datang silih berganti menghampiri mereka berdua. Apakah Alvian dan...