Semoga aja feelnya nyampe ya.
Jangan lupa juga bacanya sambil dengerin lagunya virgoun-orang yang sama.Happy reading
***
5 bulan kemudian.
Jihan sudah memutuskan untuk menjadi seorang mahasiswa. Ia sudah diterima menjadi mahasiswa disalah satu perguruan tinggi yang ada di Jogja. Sedangkan Julian lebih memilih kuliah online yang dapat ia akses kapanpun, dimalam hari sekalipun. Karena siang, ia harus bekerja disalah satu restoran cepat saji. Cowok itu benar-benar menepati janjinya untuk menafkahi Jihan dari kerja kerasnya sendiri.
Sekarang Jihan sedang berada di perpustakaan kota untuk mengerjakan tugas kelompok bersama teman-temannya. Ia sangat cemas saat ini, bahkan ia yang sedang mengetik pun mengalami keringat dingin di pelipisnya padahal AC di ruangan ini sangatlah dingin. Pasalnya sekarang jam sudah menunjukkan pukul 6 sore dan adzan maghrib sebentar lagi sepertinya akan berkumandang, tapi ia masih terjebak disini dan ia juga belum mengabari Julian jika ia pulang terlambat karena ponselnya mati.
Jihan takut kalau Julian sudah pulang dan di rumah juga belum ada makanan untuk makan malam, cowok itu akan makan apa?
Jihan sudah berkali-kali meminta pada teman-temannya untuk tugas bagiannya ia bawa pulang saja, tapi mereka melarang. Katanya nanggung, biar sekalian saja diselesaikan hari ini dan didiskusikan sekalian.
"Udah jam segini nih, gue pulang dulu ya?" pamit Jihan.
"Nanti aja, Han. Sekalian ini selesaiin dulu," tahan Neisya.
"Hooh. Tapi mending kita sholat aja dulu," ajak Raka yang langsung mendapat anggukan dari lainnya. Jihan hanya bisa mengikut saja, tapi dalam hati ia sangat kesal.
Ia berjalan cepat, menyamakan langkahnya pada Shaka-ketua kelompoknya. "Shak, habis sholat gue balik ya. Gue takut dicariin."
Shaka menoleh. "Lo belum ngabarin orangtua lo?"
Jihan membasahi bibirnya yang kering. Semua temannya di kampus belum tau soal ia yang telah menikah, tapi setidaknya teman semasa SMA-nya telah tau semuanya. Pasalnya setelah acara promnight itu, seminggu kemudian Arya mengadakan resepsi untuk Jihan dan Julian, tentu saja mereka mengundang teman-teman SMA.
Banyak teman SMA mereka yang meledek dengan mengatakan, "tuhkan beneran nikah habis kelulusan."
Ia mengangguk. "Iya, hp gue mati. Baterainya habis," jawab Jihan.
Shaka mengangguk. "Yaudah habis sholat, lo boleh pulang. Oh iya pas sampe rumah, jangan lupa tugas lo kirim ke gue."
"Makasih, Shak." Jihan tersenyum dan segera masuk ke dalam mushala setelah tadi ia sudah melepas flatshoes-nya, tapi baru beberapa langkah ia kembali berbalik. "Gue boleh minta tolong lagi nggak, Shak?"
Shaka yang masih duduk untuk melepas sepatunya, menoleh kebelakang dan menatap Jihan. "Apa?"
"Boleh gue minta tolong nanti pesenin ojol buat gue balik?"
"Boleh, Han. Nanti gue pesenin."
"Mau sekalian gue bayarin lewat aplikasi nggak?" sambungnya menawarkan.
Jihan menggeleng cepat. "Nggak, nggak usah. Gue bayar sendiri aja."
"Beneran?"
"Iya, Shaka."
Shaka tersenyum hangat. "Yaudah kalo gitu."
Menurut Jihan, Shaka ini cowok yang baik. Cowok itu termasuk cowok yang alim, pengertian, dan ramah kepada semua orang. Karena hal itu, ia sering menjadi sosok pemimpin, ketua kelas dan beberapa kali ketua kelompok contohnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Julian Untuk Jihan [COMPLETED]
Novela JuvenilRank #8 julio [2 September 2020] Rank #6 julio [11 September 2020] Rank #5 julio [14 September 2020] Rank #10 takdianggap [19 Oktober 2020] Rank #9 takdianggap [2 November 2020] Rank #4 julio [22 November 2020] Rank #7 takdianggap [1 Januari 2021] R...