2

19 9 11
                                    

Hari ini Jessy pergi ke kampus bersama Alan. Jessy sebenarnya tidak mau meminta bantuan Alan, tapi karena ban si jum sepeda motor kesayangan Jessy bocor, para teman-temannya tidak ada yang bisa dihubungi, mas grab dan gojek sepertinya ikut bersekongkol dalam hari sialnya ini, setengah jam lebih ia menunggu namun tidak ada satupun yang mengambil orderannya. 15 menit lagi kelas dimulai, dengan sangat terpaksa ia menelfon Alan, untuk meminta bantuannya. Beruntung kelas Alan sudah selesai dan ia masih berada dikampus. 5 menit Jessy menunggu, Alan tiba didepan kontrakannya.

Alan dan Jessy tiba di parkiran kampus dengan selamat, Jessy membuka helm dan memberikannya kepada Kak Alan.

"Makasih ya Kak, maaf banget Jessy jadi repotin Kakak lagi."

"Yaampun Jess, santai aja kenapa si? Kakak malah seneng kamu ngehubungin kakak buat minta bantuan." Jawab Alan sambil tersenyum kepada Jessy

"Sekali lagi makasi banyak ya kak, Jessy masuk kelas dulu. Kakak kalau mau pulang hati-hati, see you." Ucap Jessy lalu berlalu dari hadapan Alan.

Baru lima langkah ia beranjak dari hadapan Alan, ia melihat wujud Kayla dan Sinta yang tak jauh darinya.

"Kalian mau kemana? 3 menit lagi bukannya ada kelas Pak Irwan?" Tanya Jessy

"Kelasnya di tunda Jess, diganti jadi besok. Pak Irwannya lagi ada acara seminar." Jelas Sinta.

"Eh, yang bener aja Sin. Masa diganti sih? Kok tiba-tiba?" Tanya Jessy karena tak percaya dengan apa yang dikatan Sinta barusan.

Bila tau akan seperti ini, Jessy masih bisa membawa jum ke bengkel dan tidak perlu merepotkan alan.

"Lo kekampus sama Kak Alan?" Tanya Kayla dengan raut wajah yang Jahil

"Iya, ban si jum kempes. Kalian Jessy wa, call, dm di ig, sms, ngga ada yang bales, udah order ojol juga ngga ada yang nyantol orderannya, jadi Jessy minta tolong Kak Alan buat anter ke kampus." Jelas Jessy kepada kedua teman-temannya.

Alan yang tak jauh dari mereka masih bisa mendegar percakapan tersebut lantas menghampiri mereka.

"Kenapa Jess?"

"Kuliahnya diganti jadi besok kak, Pak Irwan lagi ada seminar."

"Jadi hari ini free kan? Ngga ada kuliah lagi?" Tanya Alan

Disaat Jessy hendak menjawab Kayla menyelip dan menjawab pertanyaan Alan.

"Iya Kak, hari ini kita ngga ada kuliah. Kak Alan mau ajakin Jessy jalan ya? Bawa aja Kak, ngga apa-apa."

"Ish Kayla, apa-apaan si. Ngga usah di dengerin kak, si Kayla lagi mabok." Ucap Jessy sambil menyenggol Kayla.

"Kayla cenayang ya? Tau aja lo isi kepala gue." Ucap Alan sambil tertawa.

"Buyut gue dukun kak, jadi adalah dikit ilmunya yang nurun ke gue."

"Eh emang bener? Kok lo nggak ngasih tau kita Kay." Sahut Sinta dengan tampang kaget.

"Yaelah, si Sinta. Canda doang, yakali buyut gue dukun."

"Jadi... gimana Jess?" Tanya Alan dengan ragu

"Hah? Apanya kak? Gimana?"

"Kakak kebetulan ada voucher buat makan di Eternal, kakak boleh minta tolong kamu nemenin kakak ngga?"

Ting...ting...

Notif ponsel Jessy tiba² berdering, Jessy melihat Alan tersenyum canggung lalu mengambil ponselnya. Nama Kayla tertera di layar ponsel Jessy, ia melirik Kayla sebentar terlihat Kayla yang sedang mengedarkan pandangannya ke lingkungan sekitar enggan melihat Jessy. Pesan tersebut berisi :

"Udah Jess terima aja ajakan Kak Alan, dia udah nganter lo ke kampus, masa lo tega nolak ajakan dia, lagian lo udah berapa kali coba nolak ajakan Kak Alan, padahal Kak Alan udah sering bantuin Lo. Ini perintah ! Ngga ada penolakan!

Tertanda
Baginda Ratu Kayla Cantik"

Jessy sedikit kesal membaca pesan dari Kayla, namun pesan tersebut ada benarnya juga. Alan sudah sering mengajak Jessy Pergi, namun ia selalu menolaknya dengan berbagai macam alasan. Namun walau begitu Alan tetap mau membantunya.

"Jadi... Kak Alan mau pergi jam berapa?" Tanya Jessy dengan ragu-ragu kepada Alan.

Alan tersenyum mendengar jawaban Jessy, begitu juga dengan Sinta dan Kayla.

"Jagain Jessy baik-baik ya Kak, penyakitnya suka kambuh kalau ketemu banyak orang." Ucap Kayla

"Tenang aja, pasti gue jagain." Jawab Alan, sambil memberikan Helm kepada Jessy.

Jessy memakai helm sambil melihat ke arah Kayla dan Sinta yang sedang menggodanya. Tolong ingatkan Jessy untuk mencuci mata kedua teman-temannya menggunakan bayclin agar mata mereka kembali normal dan berhenti berkedip 10 kali per detik. Setelah berpamitan kepada Kayla dan Sinta Alan melajukan sepeda motornya keluar dari kampus.

"Menurut lo Kak Alan bisa bikin Jessy jatuh cinta ngga Kay?"

"Kayanya ngga, kita sama-sama tau gimana keras kepalanya Jessy. Lagian Kak Alan ngga cuma deketin Jessy doang, dia juga lagi deketin cewe lain."

"Hah? Lo tau dari mana? Kay, lo beneran peramal?" Ucap Sinta menatap Kayla dengan serius sambil memegang kedua bahu Kayla.

Kayla gemas dengan Sinta, ia menyangkal kedua tangan Sinta yang ada dibahunya. Bisa-bisanya Sinta masih memikirkan masalah peramal disaat seperti ini.

"Astagfirullah Sinta Ayu Saputri, gue bukan peramal. Tanamin tuh di otak lo yang paling dalam. Dicapslock sama dibold juga biar jelas." Ucap Kayla, sambil menjentik jidat Sinta.

"Semua cowo gitu kali, mana ada cowo yang deketin satu cewe. Nih Sin, gue kasih tau cowo itu punya Prinsip koleksi, seleksi, eliminasi. Selama mereka belum terikat sama status hubungan yang jelas,mereka ngga bakal berhenti buat pasang umpan. Sampe sini paham?"

"Kalau lo tau Kak Alan ngga deketin Jessy doang, kok lo malah ngomporin Jessy biar mau sama Kak Alan?"

"Gue Kasian lihat Kak Alan, tiap ngajak Jessy keluar ditolak mulu. Kak Alan juga udah beberapa kali bantu kita, jadi ya anggap gue lagi bales kebaikannya Kak alan, dengan cara bantuin dia biar bisa Jalan bareng Jessy." Jawab Kayla sambil tertawa.

"Emang bener temen ya lo, gue laporin ke Jessy kalau lo jadiin dia bahan ucapan terimakasih." Ucap Sinta sambil menjitak pelan kepala Kayla.

"Duh, sakit geblek."

"Biarin, itu balesan buat yang dijidat tadi biar kita satu sama."

Belajar BerhentiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang