1 week ago
Sudah 1 minggu sejak Felix bertemu neneknya, dia memutuskan untuk tinggal diasrama dan pulang seminggu sekali, kebetuhan hari ini Felix pulang setelah seminggu tidak melihat sang nenek
Begitu turun dari bus dan berjalan ke jalan setapak Felix tersandung akar pohon, menyebabkan pipinya tergores bahkan mengeluarkan darah, tapi Felix henya menanggapi dengan biasa saja
Felix kaget begitu melihat rumahnya sepi, namun dia masih berfikir positif dengan mungkin sang nenek tengah tidur
"Ne ... nek" baru Felix akan menyapa sang nenek, dia dikejutkan dengan kepala desa yang duduk disamping neneknya
"Paman nenek kenapa?" Felix duduk disini ranjang satunya sembari menatap neneknya khawatir
"Oprasi nenek gagal lix, dan keadaan nenek sudah begini sejak seminggu yang lalu, dia juga terus menggumam namamu lix" Felix meneteskan air matanya, bagaiamna selama ini dia tidak peka dengan surat yang neneknya kirimkan
"Nenek ini Lixie, Lixie pulang nek" Felix mengenggam sembari menggelus tanggan neneknya
"Lixie" Felix mengangguk bergitu neneknya memanggilnya, menempelkan telapak tanggan kanan nenenknya dipipi kirinya, sang nenek mengelusnya lembut
"Lixie, ini nenek kasin untuk lixie" sang paman memberikan sebuah kantung berwarna biru kepada Felix, dan Fekix menerimanya dengan keadaan bingung
"Nanti jika nenek sudah tidak ada tolong kasih ini ke Seungmin ya lixie" Felix mengangguk lalu tak lama sang nenek menutup matanya lagi
"Nenek? Nenek!!! Nenek jangan tidur!" Felix mengoyangkan badan sang nenek tapi tidak ada refleks atau pergerakan dari tubuh sang nenek, Felix menangis sejadi jadinya disamping sang nenek
Felix nangis sendirian dirkamar sang nenek, sementara si paman sudah membuat pengumuman dan persiapan untuk pemakaman si nenek
Sore menjelang malem Felix duduk terdiam dihalaman belakang, seperti biasa dia akan duduk diam dibelakang sembari terbengong, Felix mulai menenggelamkan wajahnya dilipatan kakinya
"Hiks ... nenek" kecemasan Felix kambuh tapi Felix tidak peduli sama sekali dia masih menangis dengan kencang
"AAAAAAAAA!!!!!!" Felix berteriak kencang, Felix mengacak acak rambutnya kasar masih dengan air mata yang terus turun
"Hah ... hah ... hah ... hah ..." nafas Felix mulai putus putus, Felix jatuh kererumputan, sampai arah mata Felix menemukan Changbin yang tengah memangkunya dengan Nebulizer yang di memasukkan kemulut Felix
3 jam berlalu
Felix sudah mulai membaik, dia duduk disebelah Changbin dengan keheningan yang menyelimuti
"Makasih kak" Changbin tersenyum tipis lalu mengangguk
"Kamu tau? Nenek menitipkan dirimu kepadaku, kamu bersedia hidup bersama ku? Kalau tidak si gapapa" Felix hanya diam saja, sejujurnya dia masih ragu dengan ajakan Changbin
"Seungmin tadi datang, aku sudah menyerahkan suratnya pada Seungmin" Felix jadi menatap Changbin kaget
"Aku tidak tertukar kok, aku tau .. nenek menitipkan pesan juga ke aku" Felix mengangguk paham, kembali menunduk sembari mengayukan kakinya pelan
"Tidakkah itu jangal jika aku tinggal bersamamu?" Changbin menggeleng
"Kenapa jangal? Aku kan sudah bilang kalau aku akan memberikan kompensasi kepada mu" Felix menghela nafas pelan
"Aku agak —" Changbin menarik pelan dagu Felix, membuat wajah keduanya dekat
"Aku mencintaimu dan apapun keadaanmu aku akan tetap mencitaimu bahkan jika kamu mau nyawaku akan ku berikan" mata Changbin memancarkan kepercayaan yang tinggi dan memancarkan cahaya tulus, Felix mengangguk pelan tersenyum tipis dan Changbin juga ikut tersenyum
.
Ini sudah berjalan 7 bulan, Felix akhirnya mau jadi partner Changbin, mereka berdua akhirnya menang
Dan mereka akhirnya menjalani hubungan dan udah berjalan selama 5 bulan, Changbin selalu saja menghampiri Felix setiap istirahat
"Felixie!" Felix hanya diam, dia masih sibuk membaca buku dengan headset terpasang dikedua telinganya
"Cagiya" Felix kaget begitu Changbin membisikkan kata kata tersebut ditelinganya, Felix memutar kepalanya kearah Changbin
"Ah maaf aku—" Changbin mengecup bibir Felix lembut dan cepat, membuat wajah Felix memerah padam, Changbin duduk dibangku depan Felix, menatap Felix dengan senyum sembari menompang dagu
"Ekhem!! Bapak ketos ekhem" San menegur keduanya yang asik sendiri
"Udahlah San tinggalin aja bucin satu ini" ya begitulah kehidupan Changbin dan Felix, kehidupan sekolah mereka jadi lebih bersemi
.
"Jadi begitu, itu lah kenapa ayah dan papi bisa ketemu" dua orang anak yang ada dikiri dan kanan Felix mengangguk paham
"Jadi dulu daddy itu terpesona dengan papi?"
"Wah hebat!! Papi bisa menjadi partner prince and princess disekolah!!!" Felix tertawa pelan, menutup buku album ditanggannya
"AKU AKAN MENGIKUTI JEJAK PAPI!!! LIHAT SAJA!!" Felix ketawa melihat anak kembarnya yang bertengkar sendiri, Felix meletakkan kembali buku album tersebut, menatap kearah luar jendela
Felix jadi kangen Changbin, dia rindu kekasihnya itu, tapi dia belum bisa bertemu dengan Changbin
Felix hanya diam, sampai tanpa sadar seseorang memeluk Felix dari belakang, membuat Felix terkejut, akhirnya dia membalikkan badannya
Mendapati sang suamin yang tengah tersenyum cerah kearahnya, suami Felix mengecup lembut bibir Felix
Awalnya hanya mengecup namun mereka malah terlibat ciuman yang mulai intens, ciuman mereka terhenti begitu samar samar suara anak kembar Felix berjalan kearahnya
"Oh? Daddy dan papi sedang apa?" Oh ternyata anak bungsu mereka yang datang duluan
Felix berjalan mendekati si bungsu lalu mengendongnya mendekat kearah sang suami
"Daddy! Daddy! Tadi guru Licia memberikan ini" si anak bungsu memberikan sebuah amplop pada daddynya
"Hahaha ... Hyunjin dasar anak itu" Felix tertawa membaca nama didepan surat
*
*
*
*
*
*
*END
---------------------------------
Akhirnya end!! Oh itu surat yang dikasih Hyunjin ke Felix itu tulisannya
Buat bapak ketos yang bucin
Wkwkwk Hyunjin masih inget aja, udah Enjoy~
Req ship + gendre >
KAMU SEDANG MEMBACA
The world³ l Harem Felix (Masa Revisi)
Fanfiction(Not recommended for children or minors, all my stories contain plot twits, please be smart!!) . . . Tentang Oneshoot, Twoshoot, Threeshoot or other dari SKZ X Felix dan Felix X other idol . . . WARNING!! 18+ Mpreg BXB Non baku, semi baku