HAPPY READING
Gavin menatap nanar sikat di genggamannya seumur-umur baru pertama kalinya dirinya bekutat dengan benda seperti ini.
Yah akibat perdebatan unfaedah teman-temannya beberapa jam yang lalu mau tak mau ia dan teman-temannya harus berurusan dengan Bu Rahayu dan berakhirlah mereka sekelas mendapat hukuman.
Hukuman yang diberikan Bu Rahayu pun tak main-main mereka semua diperintahkan mengepel seluruh lantai koridor, menyapu seluruh halaman kelas, dan menyikat seluruh pot sekolah, sungguh hukuman yang sangat menguras tenaga lahir dan batin.
Gavin menatap jengah tujuh pot di depannya yang telah ia bersihkan tanpa pikir panjang ia membuang sikatnya ke sembarang arah.
"Terusin sisanya". Ucapnya kepada Zidan yang masih sibuk dengan pot-pot di depannya itu.
Zidan yang sibuk dengan kegiatannya pun mendongak "Jangan kabur, kasian sama yang lain".
Mendengar penuturan Zidan itu membuat Gavin merubah raut wajahnya datar "Gue ngomong gitu?".
"Gue cuma ngingetin, Vin". Balas Zidan kembali sibuk dengan kegiatannya. Niatnya memang hanya untuk mengingatkan agar sahabatnya satu ini tidak mendapat masalah yang lebih dari sekarang.
Gavin mengedikkan bahunya acuh seraya bangkit dari duduknya dan berlalu dari sana.
Tak jauh dari sana seorang gadis sedari tadi memperhatikan interaksi mereka ia memberanikan diri bertanya "Mau kemana Vin? Tanyanya takut-takut.
Gavin menghentikan langkahnya seraya menoleh mendapati Mita sedang menunduk "Penting banget lo tau?" Balasnya datar.
Mita menggeleng malu bisa-bisanya ia bertanya seperti itu kepada manusia seperti Gavin. "Maaf". Cicitnya.
Gavin berdecih pelan "Gausah nanya kalo gak penting".
"Sur, gue ke toilet bentar". Ucap Gavin sedikit meneriaki Surya yang selaku ketua kelasnya, sebenarnya ia merasa malas meminta izin, tapi jika tidak ia akan di tuduh kabur dari hukuman jadi mau tak mau ia harus meminta izin.
"Oke". Balas Surya sambil mengacungkan jempolnya.
Raka yang sedang bersandar di pilar salah satu tembok menatap Gavin dengan tatapan memelas "Vin, gue nitip air yah,haus banget".
"Gue juga"
"Bakwannya sekalian,Vin"
"Teajus-teajus"
Gavin memutar bola matanya malas, bisa-bisanya dirinya di jadikan babu, namun sedetik kemudian ia mengangguk biarkan saja, beli atau tidaknya itu urusan belakangan.
***
"EPAN IH SEROKANNYA JANGAN DI GITUIN!". Tegur Venus gadis cantik polos nan lugu tapi sangat bucin dengan manusia yang bernama Devano Adijaya, menurutnya sosok Devan yang tidak jelas dan berakhlak minim itu sangat cocok untuk dirinya yang polos nan lugu.
"HEH PLANET! Nama gue Devan bukan Epan!". Balas Devan tak suka.
"Suka-suka Venus lah! Nama aku juga bukan planet!. Balas Venus tak mau kalah.