H-3 ospek
Entah memang semesta sedang mendukung acara penyiksaan massal ini, lagi-lagi mereka di kumpulkan di lapangan yang membuat mereka terkena sinar matahari secara langsung. Beberapa senior dan panitia ospek berbicara secara bergantian, ada juga yang baru memberikan kata sambutan atas bergabungnya mereka, dan Nana lega karna ini akan jadi hari terakhir ospek.
"Lo ada mau ikut organisasi gak?"
"Gak" Jawab Nana tanpa pikir panjang, selepas insiden surat cinta itu, Nana jadi takut bertemu dengan Arka. Entah kenapa Nana juga tidak punya alasan yang jelas. Sejak pulang kuliah sampai sekarang juga, Nana tidak melihat keberadaan Arka sama sekali. Mungkin dia sibuk dan Nana mengerti kalau dia bukan prioritas
Hari itu juga, Nana mendengar sendiri puisi yang Joy bacakan untuk Arka. Bagus. Itu memang puisi alias surat cinta atau entahlah-yang Joy buat dengan penuh cinta dan memang tulus karna dia memang suka Arka
Lalu kenapa? Apa Nana perlu marah?
Tentu tidak, memangnya dia siapa?Nana tidak punya hak dan kewajiban untuk melarang orang untuk menyukai Arka. toh, memang Arka pantas untuk di sukai termasuk juga pada Joy
"Masa lo mau jadi kupu-kupu" Nana tau maksudnya bukan kupu-kupu yang itu, tapi andai saja ia bisa menjadi kupu-kupu terbang kemana pun sesuka hati pasti menyenangkan
"Biarin lah, gue gak mau jadi mahasiswi sibuk" kata Nana lagi
"Gue juga" dan ternyata Friska sepemikiran
"Ah gak seru lo berdua!"
Dan akhirnya jam makan siang tiba juga, Nana beserta Friska sudah siap untuk ke kantin.
"Joy, mau kemana?" mana mungkin kan kalau Joy marah hanya karna Nana dan Friska menolak untuk ikut organisasi.
"Gue makan sama kakak gue, ada di fakultas hukum" Oh, Nana baru tau kalau Joy punya kakak di kampus yang sama.
Jadilah mereka bertiga makan secara terpisah, Nana dan Friska memilih duduk di meja pojok karna ternyata sampai tiga hari ospek berjalan, Nana dan Friska masih sama-sama malu kalau untuk dekat-dekat dengan senior. Walau beberapa maba lain ada yang mengajak mereka bergabung Nana menolak halus, dia tidak mau makannya melambat karna canggung harus duduk semeja dengan orang asing. Senior pula
"Gue yang pesen deh, lo mau apa Na?" baiknya Friska karna telah menawarkan diri
"Samain aja sama lo" Friska mengangguk mengerti lalu gadis itu pergi untuk memesan makanan mereka, tapi andai saja Nana bisa mengulang waktu, Nana ingin mengatakan pada Friska untuk makan di tempat lain saja. Karna ternyata di kantin tepatnya meja depan Nana duduk, ada Arka dengan teman-temannya juga. Entah siapa
Nana menyesal duduk disini, karna itu membuat Arka jadi bebas menatapnya seperti sekarang. Sial sekali memang
Entah kenapa, karna surat itu Nana jadi merasa bersalah. Tapi Nana berulang kali menyadarkan diri bahwa ini sudah benar, dia kan ingin move on dari Arka. Lagipula Nana takut Arka marah karna nana lancang membawa-bawa namanya pada surat cinta dadakan itu
"Hai Clarinna?" dan mungkin saja, tuhan sudah mengirim dirga untuk membantu usahanya mengejar Arka yang tidak mungkin ia gapai
"Hai kak" nana menjawab kaku, bersyukur karna Dirga duduk di hadapan Nana membuat pandangan Arka terhalang
"Sama siapa?" tepat setelah pertanyaan itu selesai, Friska datang dengan dua mangkuk soto dan dua gelas es teh. Dengan sigap Nana membantunya agar tidak jatuh karna memang itu berat.
"Nama lo Friska kan?" Friska juga mengangguk kaku, sedikit tidak menyangka akan datang senior dan duduk di satu meja dengan mereka.
"Gue boleh gabung?" Seakan keterkejutan itu belum cukup, Arka datang dan langsung duduk dengan makanan dan minumannya. Bahkan belum ada yang menjawab kalau Arka boleh duduk disini. Apalah daya Friska dan Nana masih junior
Dan seakan itu merupakan hal yang sangat menarik, beberapa atau bahkan sebagian besar orang-orang kompak melihat kearah mereka duduk. Nana tidak tau kalau interaksi antara Dirgantara dan Arkatama adalah hal yang langkah karna memang mereka berdua sempat bermusuhan.
Nana memberi kode pada Friska untuk makan saja dan tidak perlu menghiraukan keberadaan dua senior keren kampus mereka ini, sementara Nana juga sama, ia makan dengan cepat dan sedikit menyesal karna harus makan soto siang-siang dimana kuahnya mengotori baju depan Nana karna buru-buru makan.
"Pelan-pelan Clarinna, buru-buru banget sih" nana mematung, kunyahan di mulutnya terhenti akan aksi diluar dugaan Dirga yang menghapus bekas-bekas soto di sekitar mulut Nana, beberapa maba dan mahasiswa disana ada yang sampai terpekik melihat Dirga melakukan itu. Tentu, Dirga tidak pernah begitu sebelumnya.
"Iya" Nana menjauhkan kepalanya agar Dirga berhenti, lalu mengambil tisu yang terletak di tengah-tengah meja untuk membersihkan wajahnya sendiri.
Aura disini semakin mencekam
"Kemarin kenapa pulang sendiri?" Nana tersentak, padahal Arka bertanya dengan nada biasa. Melirik pada Friska yang tidak terganggu, Nana berdehem.
"di jemput ayah kok" suara Nana memelan, pandangannya menunduk
"Kalian saling kenal?"
"Apa urusan lo?" Nana semakin merasa degup jantungnya makin tidak santai saat nada suara Arka menjawab judes atas pertanyaan Dirga.
Dirga terkekeh pelan, menatap pada Arka yang juga menatapnya dengan sengit tidak peduli semua atensi orang sekantin sudah ada pada mereka.
Astaga, padahal Nana ingin hari-hari kuliah yang tenang.
"Gue cuma tanya, lagian gue nanya ke Clarinna" pria itu merespon santai, benar. Arka ini kenapa? Dirga kan hanya bertanya.
"Kita tetangga kak" Jawab Nana agar semuanya cepat selesai.
"Hari ini pulang sama gue. Sampe lo kabur, lo tau akibatnya" Mendengar ucapan Arka menimbulkan tanda tanya di kepala Dirga bahkan Friska. Tapi mereka berdua memilih diam
"Surat cinta lo kemarin bagus, gue suka" Dan kalimat itu membuat Arka yang agak tempramen akhir-akhir ini jadi terpancing.
Nana meringis pelan, kenapa sih itu harus dibahas.?
"Kenapa lo gak buat surat cinta buat gue?" Nana rasanya terkena serangan jantung, apa maksud Arka bertanya begitu coba? memangnya dia tidak sadar kalau Nana sedang mencoba menjauh dari hal-hal seputar Arka yang berpotensi membuat hatinya kecewa?
"Emang ada kewajiban surat Clarinna harus buat lo?" Arka balas menatap tajam Dirga yang juga sudah tidak suka atas sikap Arka yang langsung datang begitu saja.
"Dia pacar gue" jawab Arka tegas, terdengar tidak ingin dibantah oleh siapapun bahkan Dirga pun bungkam
Pacar? Pacar apa? Nana siapa? Nana dimana?
Apa-apaan pengakuan Arka itu? kenapa dia semakin seenaknya saja ya?
Yah ternyata kak Arka udah punya pacar
Kirain jomblo
Gue patah hati sih
Bisikan itu malah menimbulkan perasaan tidak nyaman pada Nana, ia melirik pada Friska lagi yang juga shock di tempat.
"Kalian pacaran?" Dirga hanya ingin memastikan.
"Iya, jadi sebaiknya lo jaga jarak." Karna sesama pria, mudah bagi Arka menebak cara Dirga memperlakukan Nana memang beda. Pria itu suka pada gadisnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/259114435-288-k488462.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
EUNOIA✓
Chick-LitKalau Arka yang judes dan sarkas lalu bertemu dengan Nana yang ceria dan berhati selembut gulali? Apakah akan mengubah Arka?