26

55 26 64
                                    

Isabel meneteskan kembali air matanya, Antonio mendekatinya lalu menghapus air matanya.

"Kami menemukanmu hanyut di sungai" Ucap Antonio.

"Jadi maksudmu aku dibuang? lantas kenapa kalian begitu membenciku? Aku tidak bisa mengingat jelas semua memori masa lalu ku, tapi traumanya masih saja menghantui ku!" Ucap Isabella.

"Keluarga ku memiliki gelar yang tinggi dan mereka menganggap jika rakyat jelata hanyalah hama bagi para bangsawan, ibu sangat menyukai rambut bewarna emas seperti mu ini, ia menganggap jika rambut itu hanya pantas dimiliki oleh bangsawan" Jawab Antonio.

"Jadi ibu membenciku karena aku memiliki warna rambut ini? Itu sangat tidak masuk akal! kau dan orang tua mu itu hanya mempermainkan ku selama ini! Kau tidak ada bedanya dengan mereka! Karena ulah mereka aku harus merasa ketakutan selama ini!" Ucap Isabella.

Isabella berlari di tengah hujan meninggalkan Antonio yang masih berteduh dibawah pohon, sedangkan Antonio tidak mengejar Isabel, ia hanya meneteskan air matanya.

Kini Isabel kembali berjalan tanpa arah dan tujuan, ia menerjang hujan tanpa berteduh di suatu tempat terlebih dahulu. Ia menatap keatas langit yang gelap lalu menutup matanya, ia berharap tidak ada yang mendengar tangisannya ini.

Semua kekecewaan sedang memenuhi pikirannya, ia begitu kecewa dengan semua yang ia dengar. Rasa marah, kecewa dan sedih kini bercampur aduk dalam pikirannya. Ia sudah sangat kecewa dengan orang yang dicintainya, baru kali ini ia mencintai seseorang tapi ia harus dibodohi oleh cintanya itu, ditambah lagi ia mendengar semua masa lalu yang tidak seharusnya ia dengar.

Isabel tidak dapat mempercayai siapapun saat ini, termasuk dirinya sendiri.

Menjelang sore hari kini hujan sudah reda tapi ia masih saja berjalan tanpa arah, lalu suara hentakan kaki kuda terdengar menuju ke arahnya, ia tidak menghiraukannya dan tetap berjalan. Sebuah kereta kuda berhenti tepat depannya, itu adalah kereta milik Victor.

Ia menghampiri Isabel lalu menarik tangan Isabel untuk masuk ke dalam kereta, Isabel menepis tangan Victor.

"Pergi saja, jangan hiraukan aku" Ucap Isabella.

"Ini bukan waktunya berdebat isabel! Masuklah dan jangan menguji kesabaran ku! Semua orang sangat mencemaskan mu, jangan pergi seperti ini lagi!" Ucap Victor.

"Kau tidak perlu melakukan ini semua, pergi saja dari sini dan biarkan aku sendiri! Pada akhirnya semua orang tidak bisa ku percaya, seperti yang kau katakan. Jangan mempercayai siapapun dan sekarang aku tidak bisa percaya pada siapapun termasuk diriku sendiri!" Ucap isabella.

"Isabel, masuklah" Ucap Victor dengan nada bicara yang lembut.

Isabel tidak memperdulikan perkataan Victor, ia berjalan menjauh darinya. Victor pun mengejar Isabel lalu menggendongnya, Isabel meronta-ronta sampai menggigit bahu Victor, meskipun terasa sakit tapi Victor tetap berjalan masuk ke dalam keretanya.

Di dalam kereta pun Isabel masih ingin keluar, ia mencoba untuk terus keluar dari kereta kuda tapi Victor terus memegang kedua tangannya. Sampai akhirnya Isabel bisa tenang, Victor pun melepaskan genggamannya itu. Ia melepaskan jasnya lalu memberikannya pada Isabel, Victor menyadari gaun isabel yang basah.

"Pakailah ini dan duduk diam saja sampai kita sampai, aku bisa melakukan berbagai cara untuk membuatmu diam jika kau tidak menurut" Ucap Victor.

"Ku tanya sekali lagi, kenapa kau peduli padaku? Kali ini jangan katakan padaku jika tidak ada alasan untuk itu!" Ucap Isabella.

Victor tidak membalas ucapan Isabel, lalu Isabel dengan nekat ingin melompat dari kereta dan Victor dengan sigap langsung menarik tangan Isabel sampai tubuhnya jatuh ke pelukan Victor.

Isabella Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang