Chap 22

6.6K 720 357
                                    

" Kau menyukainya, Jisung?"

Haechan berbisik lembut di telinga Jisung dan menjilat daun telinga Jisung yang membuat tubuh Jisung menggeliat geli. Hole Jisung yang sempit membuat kejantanan Haechan seolah terjepit di bawah sana.

"Berhenti.....kak.....ahhh.....sakit....."

Haechan menulikan pendengaran nya. Mempercepat temponya saat di rasanya ia akan mendekati klimaks nya. Tubuh Jisung terhentak keatas mengikuti hentakan Haechan di holenya.

Haechan menggeram sedikit lagi ia akan mencapai klimaksnya. Memejamkan matanya dan.....


Byurr!!



"WOI! BANGUN BANGSAT!"

Teriakan tidak main-main Renjun berhasil menghancurkan mimpi indah Haechan. Mengubah posisinya menjadi duduk dan melempar bantalnya yang tepat mengenai wajah Jaemin.

"Yakk! Brengsek!" Jaemin mengangkat meja yang ada di dekat sofa dan sudah mengambil ancang-ancang untuk melempar Haechan.

"Sesama binatang tidak boleh saling membunuh" lerai Mark.

"SIALAN! SIAPA YANG BERANI MENYIRAM KU?!" Haechan mengusap wajahnya yang basah.

"Aku? Kenapa memangnya?" Jeno berucap santai.

"Sialan! Kau menghancurkan mimpi indah ku padahal sedikit lagi aku akan...."

"Sedikit lagi aku akan membunuh mu" potong Renjun "kau kerasukan setan kurang belaian atau apa?! Menjijikkan sekali!"

"Kalau tidak salah tadi Haechan menyebut nama Jisung" ucap Chenle "biar ku tebak pasti Haechan sedang bermimpi ngewe dengan Jisung kan? Ngaku!"

Kelima saudaranya sudah melotot kearah Haechan sembari menunggu jawabannya. Haechan tersenyum malu-malu sambil mengangguk patah-patah.

"Namanya juga mimpi! Siapa yang tahu?!"

"Sial--"

"Apa adek mengganggu?" suara pelan Jisung mengalun di depan pintu kamar Haechan yang terbuka.

Six brother's serempak menoleh kearah pintu dan benar saja ada Jisung yang berdiri di sana lengkap dengan pakaian sekolahnya. Matanya terlihat sembab seperti habis menangis namun tidak mengurangi kadar manisnya malah hal itu semakin membuatnya terlihat menggemaskan di mata six brother's.

"Ada apa dek?" Mark bertanya lalu tersenyum lembut pada si bungsu. Sedari pulang sekolah kemarin Jisung tidak ada keluar kamar bahkan ia melewatkan makan malamnya. Hal yang wajar saat seorang anak mendengar berita duka dari kedua orang tua nya.

"Apa adek boleh berangkat dengan Shotaro hari ini? Karena kami ada ulangan mendadak pagi ini" Jisung menatap six brother's takut karena biasanya keenam kakaknya itu akan sangat overprotektif.

"Shotaro?" ulang Mark. Jisung mengangguk.

Mark bertukar pandang dengan kelima saudaranya seolah-olah saling berbicara satu sama lain lewat tatapan mata.

Mark mengangguk setuju "baiklah"

Jisung tersenyum lalu berlari kecil memeluk Mark kemudian mengecup singkat pipi Mark dan bergantian dengan pipi Chenle, Haechan, Jeno, Renjun, dan terakhir Jaemin lalu berlari keluar kamar Haechan untuk mengambil peralatan sekolahnya.

"Apa aku masih bermimpi? Kalau iya tolong--"

Byurr!!

"Apa?" tantang Renjun saat Haechan menatapnya tajam "aku hanya ingin membuktikan kalau kau tidak bermimpi"

Eres Mío🔞 [END] ✅✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang