biar angettt 🍃
Perlahan ia membuka kelopak matanya, dia menatap bahagia setelah mencium wangi aroma mawar di sekitarnya. Gadis berambut blonde gelombang yang diikat di sebagian rambut bagian atasnya terkibaskan oleh tiupan angin sehingga beberapa helai menyapu paras cantiknya saat Ia tengah berada di kebun bunga belakang rumahnya. Getaran yang tak terlewatkan seharipun untuk menyejukkan hatinya.
Sontak laki-laki itu datang dari baliknya dan memetik sekuntum mawar merah. Langkahnya terhenti tepat dibelakang tumit wanita itu, dia memberikan mawarnya untuk wanita yang dicintainya itu.
Joy menolehkan pandangannya sedikit kebelakang lantas meraih mawar itu. "Kai?, kamu disini?"
"Shuttt" jari telunjuknya menyentuh bibir Joy dengan sangat lembut.
" Will you marry me?" Tutur Kai sembari memberikan cincin pertunangan dengan tangannya yang melingkari perut wanita itu.
Deg!
Joy tercengang, mulutnya kaku untuk menanggapinya "T-tapi kita kan baru beberapa hari kenal " Katanya setelah menjatuhkan keranjang bunganya.
Kaisen menyandarkan dagunya ke bahu mungil wanita itu dengan tangan yang masih saja melingkari perut Joy "Gua gak butuh lama untuk saling ngenal. Dalam waktu seminggu ini kita nikah okay?"
"Tapi aku yang butuh, dan aku gak bisa nikah secepat itu, karena aku harus nyelesain kuliahku. Setelah kuliah aku mau banggain orang tuaku dulu setahun atau dua tahun gitu." Jawabnya selembut mungkin agar tak menjadikan salah paham.
"Iya, gua ngerti. Selesain ya kuliahnya, yang pinter jangan nakal-nakal. Jangan nerima cinta dari laki-laki lain selain gua. Why am i saying like this? Padahal gua buka siapa-siapa lo. Gua akan nunggu lo. Gua cinta lo! Kalo itu bukan lo maka bukan siapapun." Tukasnya dengan penuh ketegaran.
"Joy-E-del-weiss" Kai mengejanya lembut.
Kaisen menutup kotak cincin itu dan memasukan benda itu ke kantong celananya. Diam-diam dia tak sengaja menjatuhkan setetes air matanya, segera ia usap agar tak ketahuan oleh wanita yang ia masih peluk dari belakangnya ini.
Kaisen terguling dari ranjangnya ketika tersentak mendengar bunyi alarm pada jam dinding saat jarum menutupi angka 8.00 am. Jadi sepanjang ini Kaisen tertidur lelap?.
Pipi kanannya melekuk menempel ke lantai, Kai membalikan badannya, mata sayunya sekarang menghadap ke langit-langit yang bertekstur ornamen itu.
Where am I? So it's just a dream?, memalukan!. Harga diri gua anjlok cuma gara-gara gua di tolak sama tu cewek. Mana cengeng lagi haha. Aneh, di situ Joy pake unsur aku-kamu. Batinnya dia refleks tersenyum simpul.
" Tapi apa bener dia itu masih kuliah, ah nevermind. Mendingan gua tidur lagi. " Ia mendengkur dan siap memasang badannya kembali ke atas ranjang.
Tunggu! Tapi bajunya tak sama seperti yang terakhir ia pakai, dia mengurungkan niatnya dan menyahut singkat ponsel di meja lantas membuka aplikasi kalender. Mengganggu saja! Ia mencopot keras saluran yang terpasang dipunggung telapak tangannya.
" Bitch pasti gua dibius " Pikirannya langsung tertuju ke Draco. Pasti dia yang membuatnya jadi pangeran tidur selama enam hari ini. Wajahnya memanas, pipinya mengetat dia beranjak keluar.
"Pahh.."
"Papaahh" teriaknya sekali lagi yang menembus ke dalam telinga Draco.
"Oh My Gosh!" Emosinya sudah sampai ke ubun-ubun. Anak ini tahu kalau Papahnya hanya ingin memanfaatkan situasi saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Road Home
FantasíaKaisen Alvarez adalah keturunan mantan Ratu di negeri Glors terkejam sekaligus penghuni labirin alva. Tapi tak hanya itu saja, masih ada kebenaran-kebenaran yang masih menjadi misteri. Namun sedikit demi sedikit realitanya mulai terkuak . Siapakah K...