MENGHIBUR DIRI #3

579 102 6
                                    


//


//


Ann hanya terkekeh melihat Ali yang makan dengan lahap. Keduanya tidak mempedulikan orang-orang yang memandang dari jauh di sekitar mereka. Saung ini masih sama dengan tempat menyendiri Ann dulu. Masih berdiri di tengah-tengah sawah di belakang pesantren. Sepasang suami istri itu selalu rutin mengganti atap dan tiang-tiang penyangga saung dengan yang baru. Mereka ingin tempat bersejarah ini terus menjadi tempat favorit mereka.

Seperti saat ini, dimana dengan tiba-tiba Ali mengajak Ann untuk makan siang di saung untuk merayakan sepuluh tahun pernikahan mereka. Tidak ada yang istimewa, tidak ada perayaan, hanya bentuk syukur dengan berjalannya waktu yang telah membawa mereka melewati tahun demi tahun dengan baik. Mereka mempersiapkan makanan sederhana kesukaan keduanya. Sayur lodeh, ikan asin, tempe goreng, sambal dan lalapan.

Ali menyuapkan makanan dengan tangannya sendiri kepada Ann membuat istrinya itu sama-sama lahap untuk menghabiskan bekal mereka siang ini. Dengan segelas air teh hangat, keduanya mengakhiri makan siang mereka dengan gembira.

"Semoga kita masih bersama saat tua nanti." Ali berkata sambil menatap mesra Ann.

"Tentu saja, aku tidak akan kemana-mana kok."

"Benarkah?"

"Insyaallah...kalau kakak masih bisa tahan dengan perempuan seperti aku."

Ali menyentil ujung hidung Ann."Tentu saja, mau bagaimanapun sifat kamu, aku tetap akan bersamamu."

Ann menunduk, menghindari tatapan Ali yang selalu membuatnya salah tingkah.

Ali terkekeh gemes, dia melempar pandangannya ke arah lain. Memandangi hamparan hijau di depannya, menyaksikan beberapa petani yang kembali sibuk dengan pekerjaan mereka setelah selesai beristirahat. 

"Jadi bagaimana, kakak udah dapat hari buat cuti liburan kita?" Ann bertanya setelah beberapa saat sama-sama menikmati pemandangan.

"Aku sudah mengajukan cuti dan bulan depan kita bisa berangkat."

Ann tersenyum lebar. "Kakak memang harus mendapat liburan, sudah tiga tahun kakak hanya mengajukan cuti dua kali dengan sekarang."

"Aku hanya tidak ingin membuang-buang waktu percuma. Ya kecuali buat kamu, aku akan mencari waktu agar bisa mengabulkan keinginan istri ustad yang cantik ini untuk pergi liburan."

Ann hanya tersenyum kecil, sudah terbiasa dengan kata-kata rayu dan mesra dari suaminya itu. "Tiap hari kita selalu bersama, tapi kadang kita memang membutuhkan waktu yang benar-benar berkualitas. Agar kita semakin lebih dekat lagi."

"Memang semalam tidak membuat kita lebih dekat?" Ali memajukan wajahnya dengan menaikkan kedua alisnya, bermaksud menggoda Ann.

Ann memukul lengan Ali, lalu memperhatikan sekitarnya takut ada yang melihat kemesraan mereka di saung ini.

Ali tertawa kecil, keduanya menengok ke arah suara yang tiba-tiba memanggil dari kejauhan. Pandangannya mereka berputar ke arah pintu belakang pesantren, dimana empat orang sedang berjalan ke arahnya.

Keyla melambaikan tangan, di belakangnya Astrid, Rian dan Akbar berjalan mengikutinya.

"Gue tahu, lo berdua gak mau diganggu tapi kalau makan-makan kasih tahu dong. Gue lagi lapar, gak dikasih makan sama suami gue dari pagi." Keyla cemberut langsung duduk di depan makanan yang memang masih tersaji banyak.

"Gue pikir lo gak jadi datang." sahut Ann.

"Malika dimana?" Tanya Ali ketika putri kecil Keyla dan Rian tidak datang bersama mereka berempat.

"Lagi di ruang Kiai bersama oma dan umi."Jawab Keyla dengan tangannya yang sibuk menyuapkan makanan ke dalam mulutnya sendiri. Rian hanya menggelengkan kepala dengan tingkah laku istrimya itu. Melihat Rian yang masih diam sambil menatapnya, Keyla tersenyum kikuk lalu mengambilkan makanan untuknya. Disusul oleh Astrid dan Akbar yang kemudian ikut makan.

"Jadi kapan kalian berangkat lagi ke Mekah?" Tanya Astrid yang sudah tahu kabar tentang liburan Ann dan Ali.

"Bulan depan, apa kalian bisa ikut?" Ann bergantian menatap Astrid dan Keyla.

"Kalau aku gak tahu, susah nyari waktu untuk cuti." Jawab Rian dengan wajah sedih.

"Kalau aku dan Astrid, insyaallah bisa ikut kalau tidak ada halangan..." Akbar melirik istrinya yang mengangguk dengan mulut penuh makanan.

Keyla hanya cemberut, sepertinya dia tidak bisa ikut dengan dua sahabatnya itu. Saat ini Rian sedang sibuk-sibuknya di kantor, jadi dalam waktu dekat ini dia tidak bisa mengajukan cuti dari kantornya. Meskipun suaminya bekerja di sebuah perusahaan besar dengan posisi yang cukup tinggi tetap tidak bisa seenaknya mengajukan ijin cuti. Tahun kemarin Rian sudah mengajukan cuti untuk berlibur ke Eropa karena Keyla merengek-rengek memintanya untuk liburan. Rian sangat sibuk, kadang dia bingung sendiri untuk mencari waktu bersama keluarganya.Dan Keyla tidak mungkin berangkat tanpa suaminya itu, kasihan kalau ditinggal takut tidak ada yang mengurus suami tercintanya itu. Kalau Malika mungkin bisa dititipkan kakek dan neneknya.

"Iya ya kalian aja yang pergi duluan, nanti kita nyusul kapan-kapan." Sahut Keyla kesal. 

"Tahun ini absen ya neng." Ujar Ann sambil mencubit hidung Keyla.

"Iya iya..." sahut Keyla terpaksa sambil mulutnya tetap mengunyah. 

"Lo makan rakus amat sih, kagak dikasih makan lo sama kak Rian?" Olok Astrid sambil menggeelangkan kepalanya heran. Dia sendiri sudah selesai makan, dan menghabiskan segelas air minumnya.

"Apaan, tadi sebelum nyampe dia minta makan bakso dulu di jalan." Sahut Rian tidak terima.

Keyla hanya nyengir ikut bingung juga.

"Jangan-jangan lo hamil lagi Key." Tebak Ann.

"Masa sih?" Keyla melirik Rian yang membulatkan matanya.

"Malika bakal jadi kakak nih." Astrid ikut sumringah.

"Memang belum periksa sih, gue cuma ngerasa cepat lapar, terus..." Keyla terdiam sebentar. "Kayaknya gue emang telat datang bulan deh."

"Alhamdulillah kalau memang benar. Soalnya Malika juga sudah sering minta adek bayi." Ujar Rian dengan wajah berseri.

Astrid dan Ann ikut tersenyum lebar kemudian saling memeluk, mereka cukup yakin dengan keadaan Keyla sekarang bahwa di perutnya sekarang sedang terisi sosok mungil adiknya Malika. 

Ali hanya tersenyum tipis, ikut merasakan kebahagian teman-teman istrinya. Laki-laki ini memang tidak seperti istrinya yang bisa melupakan sejenak keresahan mereka. Tidak apa-apa Ali akan selalu berusaha tegar seperti istrinya, menjadi kuat atau pura-pura kuat seperti sebelum-belumnya. 

...


hai maaf ya baru upadate, kmrn2 sbk pindahan kantor ;p

yuuk belajar bersakit-sakit dahulu ya ^_^, jgn lupa votementnya

sayang kalian semua

ANA UHIBBUKA FILLAH BAGIAN 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang