53. Miss you

647 41 2
                                    

Dua pasang kaki jenjang terlihat mengungkang-ungkang dari atap mobil van full hitam yang terparkir di halaman sebuah gedung. Manusia-manusia itu terduduk menatap sebuah bangunan bewarna hijau dan putih yang setiap kotak jendelanya menyala terang di tengah gelapnya malam.

"Apa kau tidak ingin melihatnya lagi?" tanya seorang wanita berpakaian mini berambut panjang. Beberapa kali dia mengecap permen lolipop berbentuk ceker di tangannya.

"Hei jalang, apa maksudmu? Dia putriku. Sudah jelas aku ingin selalu melihatnya. Tapi, ini bukan saat yang tepat. Aku masih perlu membersihkan namaku dulu. Baru saat itu aku akan membawanya."

Lemon mengernyit "Membawanya? Terdengar mustahil. Zander tidak akan membiarkan itu apalagi mengingat namamu masuk dalam daftar kriminal paling berbahaya di tata surya."

Megan memutar bola matanya malas lalu berdecak "Aku tahu. Itu sebabnya aku harus membersihkan namaku."

Sementara di atas mobil dua wanita berusia tidak muda sedang bertukar kata, pria yang duduk dibawah layaknya manusia normal hanya bisa menghela napas mulai jengah.

"Apa harus mengobrol di atas sana? Orang-orang mulai menatap aneh ke arah kita." eluh Vector.

Ia menutupi wajahnya yang bersemu merah menahan malu saat orang-orang memberikan tatapan aneh pada dua orang wanita yang duduk berungkang-ungkang di atas mobil van dengan santai. Persis seperti pasien klinik kejiwaan.

Mereka berdua tidak menghiraukan lolongan Vector.

"Bagaimana jika ada yang ingin membunuhnya lagi? bukankah Zander masih belum kembali?" tanya Lemon.

Hening sesaat.

Megan menarik satu sudut bibirnya saat melihat mobil sport hitam melaju memasuki pelataran rumah sakit.

"Itu dia."

Lemon mengikuti tatapan Megan lantas memicingkan matanya. Tak lama kemudian, kepalanya manggut-manggut mengerti saat melihat seorang pria jangkung berbadan ramping atletis muncul dari dalam mobil sport lalu berlari sangat kencang menuju pintu masuk rumah sakit.

***

Berita tentang kebangkitan Raline dari kematian ternyata membuat geger seluruh penghuni rumah sakit. Tampak di depan meja administrasi, beberapa dokter dan perawat berkerumun membincangkan seorang wanita menjadi buah bibir.

"Aku melihatnya. Dia benar-benar membuka mata. Sungguh ajaib. Dokter William saja sampai diare berkali-kali saking terkejutnya." Perawat beralis tebal tergeleng-geleng.

"Betul. Sepertinya doa dan harapan dari Mr. Zander menjadi penyebabnya. Kau tahu? Dia bersikeras mempertahankan Raline saat tahu wanita itu mati otak."

Lawan bicaranya terangguk "Memang. Mr Zan—" ucapannya terpotong saat melihat seorang pria berjas biru gelap berlari secepat kilat menuju sebuah pintu coklat.

"Itu Mr. Zander kan?" tanya melongo namun tak ada balasan sebab lawan bicaranya juga menganga lebar.

Ranu tak peduli pada tatapan aneh orang-orang padanya saat dia secepat kilat melangkah melalui koridor rumah sakit. Bahkan dalam perjalanannya di pesawat pun, pikirannya sudah tidak tenang. Pria itu tak sabar lagi bertemu dengan sosok wanita yang menjadi pawang hatinya selama ini.

ZRET

Pintu kayu ruang rawat itu digesernya dengan kuat. Langkah lebar melangkah masuk namun seketika tubuhnya terpaku.

Pada sosok wanita yang setengah terbaring di atas ranjang. Wanita berwajah pucat pasi yang langsung menoleh menyadari kehadirannya.

Netra hitam Ranu kembali terjerat pada tatapan teduh wanita yang terakhir dia lihat masih menutup rapat.

If Something Happens I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang