maaf yaa aku baru bisa up:'(
ini nihhh bab buat yang katanya pada kangen sama interaksi binabullll
***
Bulan menatap pantulan dirinya di cermin. Ia memperhatikannya penampilannya dari atas hingga bawah, hingga telah dirasa bahwa penampilannya sudah rapi, Bulan mengambil tas ranselnya dan mengenakannya. Lalu ia meraih kunci motor dan helm-nya dan bergegas pergi ke sekolah dengan mengendarai motonya seperti biasa.
Tapi jujur. Bulan kangen berangkat sekolah diboncengin.
Awalnya Bulan mengendarai motornya dengan kecepatan normal, namun saat rambu lalu lintas di depan sana sudah berubah menjadi warna merah, Bulan mengurangi kecepatan lajunya hingga berhenti tepat sebelum zebra cross.
Sedikit menggerakkan kepala untuk meredakan pegal leher yang ia alami karena semalam tertidur dengan posisi yang salah, retina Bulan justru malah terpaku ke satu titik.
Terpaku pada retina seseorang yang juga menatapnya.
Bulan sangat kenal dengan siapa yang menatapnya itu.
Walaupun seragam orang itu tertutupi oleh jaket hitam yang dikenakannya, tetapi Bulan tetap bisa tahu dia bersekolah dimana. Dari sepeda motornya saja Bulan sudah bisa menebak karena dia sudah pernah diboncengkan berkali-kali. Apalagi dengan sebuah gantungan kunci yang menggantung di tasnya, membuat Bulan mengerjap pelan karena terlalu larut dengan pandangannya terhadap orang yang menghentikan motornya di sebelah kirinya itu.
Bukan hanya rindu untuk diboncengkan. Tapi ternyata Bulan juga rindu dengan orang yang memboncengkannya.
Entah apa yang membuat sifatnya seperti berubah drastis seperti ini, tapi jujur... Bulan rindu, dia yang dulu.
Nyatanya, yang telah menaruh hati bukan hanya dari pihak laki-laki itu saja, Bulan sebagai pihak dari perempuan mengakui dengan perlahan bahwa dirinya juga sudah mulai larut dengan pesonanya. Dia, si Patrick yang menyebalkan!
***
Memilih keluar dari saran yang Devan berikan adalah keputusan Bintang.
Dia tidak sanggup jika harus menyanggupi cara yang Devan berikan untuk menjauhi Bulan agar cewek itu tersadar.
Tepat sekali saat dirinya ingin mengirimkan pesan untuk berbasa-basi yang tak tahu akan direspon atau tidak, ada kabar dari Bu Ina yang menawarkan tawaran lomba.
Tak menunggu waktu lama, Bintang segera mengirimkan tawaran itu ke Bulan. Dengan embel-embel untuk dirinya sendiri bahwa sebenarnya dia rindu untuk mengirimkan pesan kepada cewek itu.
Drtt... drtt...
Handphone Bintang yang ia simpan di dalam kantong celana bergetar menandakan adanya pesan masuk.
Guru yang tengah menerangkan di depan papan tulis jadi tak diperhatikan lagu oleh Bintang karena cowok itu diam-diam membuka pesan masuk yang ternyata adalah balasan dari Bulan.
Bulan: gue jg tergantung lo
Melihat balasan yang dikirimkan membuat senyum Bintang mengembangkan.
Ini saatnya untuk kembali mendekatkan diri kepada Bulan karena Bintang tak mau menyianyiakan kesempatan yang datang kali ini.
Baik dari pihak laki-laki maupun perempuan, jika sudah pernah disakiti ataupun ditinggalkan oleh pasangannya. Jika memang dia pemaaf dan masih memberimu satu kesempatan untuk kamu kembali ke cerita hidupnya, maka jangan sia-siakan kesempatan itu. Pilihannya hanya ada dua, kembali lagi ke cerita lama kalian dan mulai lagi dari nol, atau pergi meninggalkan karena harus bisa intropeksi diri dengan kesalahan yang sudah diperbuat.
***
ga ngefell bgt demi apaa
drop komen apa aja siniii
sama mau di spam, "next" jg dong:')
KAMU SEDANG MEMBACA
Patrick and Sabit
Teen Fiction[Follow dulu sebelum membaca] "Fiks, no debat. Lo pacar gue, Bulan Anastasia." "Heh, ngaco ya lo!!!" Bulan Anastasia, gadis cantik yang selama 10 tahun terakhir ini menyibukkan diri untuk mencari sahabat kecilnya. Hingga tak sadar jika sifatnya b...