Penghentian Aktiva Tetap Beserta Contoh Soal Dan Jurnalnya Penghentian aktiva tetap bisa terjadi pada suatu perusahaan karena mempunyai sebabsebab seperti oleh karena di tukar tambah, di jual, atau mengalami kerusakan (parah). Akuntansi Untuk Penghentian Aktiva Tetap 1.Penjualan Aktiva Tetap2.Pertukaran Aktiva Tetap
Akuntansi Untuk Penghentian Aktiva Tetap Penghentian aktiva tetap terjadi pada saat suatu aktiva tetap yang belum habis masa manfaatnya atau pada saat manfaat aktiva tersebut telah habis. Aktiva tetap yang habis masa manfaatnya pada saat penghentian aktiva tetap tersebut secara penuh telah disusutkan. Pada saat aktiva tetap diberhentikan sebelum habis masa manfaatnya, lalu yang terjadi adalah, akan timbul adanya laba atau rugi akibat dari penghentian tersebut.
1. Penjualan Aktiva Tetap Melakukan penjualan Aktiva tetap sebelum masa ekonomisnya habis, maka akan diperoleh laba (gain) atau rugi (loss) dari penjualan tersebut. Menghitung laba/rugi dari penjualan aktiva tersebut adalah dengan cara membandingkan harga jual dengan nilai buku (book value) aktiva tetap saat dijual.
Jika ;
Harga Jual > Nilai Buku = Laba
Harga Jual < Nilai Buku = Rugi
Harga Jual ≠ Nilai Buku = Tidak Laba/Rugi
Contoh kasus :
Sebuah aktiva yang berbentuk Sepeda motor, pada tanggal 1 Juni 2017 telah disusutkan sebesar Rp. 7.500.000. harga perolehan pada saat dibeli baru sebesar Rp. 12.500.000. seandainya motor tersebut dijual pada harga 1. Rp. 6.000.000 2. Rp. 5.000.000 3. Rp. 4.000.000
Perhitungan penjualan Rp.6.000.000
Harga Jual (Rp. 6.000.000)
Harga perolehan sepeda motor Rp. 12.500.000
Akumulasi depresiasi Rp.7.500.000
Nilai Buku Rp.5.000.000 (Rp.5.000.000)
Laba Penjualan Sepeda Motor Rp. 1.000.000 Jurnal penjualan tersebut adalah :
Kas 6.000.000
Ak. Depresiasi spd mtr 7.500.000
Sepeda Motor (12.500.000)
Laba penjualan sepeda motor (1.000.000)
Perhitungan penjualan Rp. 5.000.000
Harga Jual (Rp. 5.000.000)
Harga perolehan sepeda motor Rp. 12.500.000
Akumulasi depresiasi Rp. 7.500.000
Nilai Buku Rp. 5.000.000 (Rp. 5.000.000)
Laba (rugi) Penjualan Sepeda Motor Rp. 0 Jurnal nya adalah :
Kas 5.000.000
Ak. Depresiasi spd mtr 7.500.000
Sepeda Motor (12.500.000)
Perhitungan penjualan Rp. 4.000.000 adalah sebagai berikut :
Harga Jual (Rp. 4.000.000)
Harga perolehan sepeda motor Rp. 12.500.000
Akumulasi depresiasi Rp.7.500.000
Nilai Buku Rp.5.000.000 (Rp. 5.000.000)
Rugi Penjualan Sepeda Motor (Rp. 1.000.000)
Jurnal penjualan tersebut adalah :
Kas 4.000.000
Ak. Depresiasi spd mtr 7.500.000
Rugi Penjualan spd mtr 1.000.000
Sepeda Motor (12.500.000)
2. Pertukaran Aktiva Tetap Pertukaran aktiva tetap dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu: 1.Pertukaran Aktiva Tetap Sejenis, Pertukaran yang dilakukan antara aktiva tetap yangsejenis dan berfungsi sama. Pertukaran aktiva sejenis apabila terjadi laba maka tidak akan diakui. Namun sebaliknya, bila terjadi rudi maka harus diakui dalam perhitungan akuntansi. 2.Pertukaran Aktiva Tetap Tidak Sejenis, Pertukaran aktiva tetap tidak sejenis adalahpertukaran aktiva tetap yang memiliki fungsi berbeda. Apabila terjadi laba/rugi pertukaran harus diakui dan dicatat dalam perhitungan akuntansi. Pertukaran dapat dilakukan untuk asset sejenis maupun asset tidak sejenis. Oleh karena itu pertukaran aset sejenis sangat biasa dilakukan, maka akan dibahas disini. Contoh pertukaran aset sejenis adalah perabot kantor lama ditukar dengan perabot kantor baru. Dalam pertukaran aset sejenis, aset baru yang diterima memiliki fungsi yang sama dengan aset lama yang ditukarkan.
Dalam pertukaran aset sejenis, harus ditentukan dua hal yaitu 1.Harga perolehan aset yang diperoleh2.Keuntungan atau kerugian dari aset yang diserahkanOleh karena aset bukan kas yang diterima pada pertukaran, maka harga perolehannya adalah harga setara kas yang dibayarkan. Sehingga, harga perolehan adalah nilai pasar wajar atas aset yang diserahkan ditambah kas yang dibayar. Sedangkan keuntungan atau kerugian atas pelepasan aset adalah selisih antara nilai pasar wajar dan nilai buku aset yang di serahkan
Perlakuan Kerugian Ketika terjadi kerugian atas pertukaran aset, hal itu akan diakui secepatnya. Sebagai contoh:
Diasumsikan bahwa Iwagakure Company menukar peralatan kantor lamanya dengan perolehan kantor baru. Nilai buku peralatan kantor lama adalah $26.000 (harga perolehan $70.000 dikurangi akumulasi depresiasi $44.000). Nilai wajar di pasar adalah $10.000, dan kas senilai $81.000 dibayarkan Iwagakure.
Dengan demikian, harga perolehan peralatan kantor baru adalah $91.000 yang dihitung sebagai berikut:
Kerugian karena pelepasan aset sebesar $16.000 atas pertukaran ini harus diakui. Alasannya adalah nilai buku aset lebih besar dari nilai pasar wajar atas aset yang diserahkan. Perhitungannya sebagai berikut:
Dalam mencatat pertukaran pada kerugian, terdapat tiga langkah yang harus dilakukan: 1. Menghapus nilai buku aset yang diserahkan 2. Mencatat harga perolehan aset yang diterima 3. Mengakui kerugian atas pelepasan