010. her first love

0 0 0
                                    

"aku akan bahagia kalo kamu jadi milikku, begitupun sebaliknya"

~zionattan Alfarizi~

****


"Zio sarapan dulu" Panggil bunda
rona, ibunda zio

"Bentar mah" Jawab zio dari atas, dalam kamarnya

"Hah! Apapun jawabannya gue terima dengan lapang dada. Ini juga secara tiba tiba..... Mungkin amor bingung" lirih zio didepan cermin

"No problems.... Gue siap" senyum zio singkat

Zio membawa tas ransel, jaket, serta helm ke bawah. Ia melihat orang tuanya sudah menunggunya untuk sarapan bersama. Hari ini raut wajah zio menandakan ia sedang bahagia.

"Zio... Kamu kenapa? Kok keliatan bahagia banget, gak mau bagi bagi kebahagiaannya sama bunda" Ujar bunda rona, terkekeh melihat wajah zio

"Mah... Doain zio ya semoga jawaban dia sesuai yang diinginkan zio" Jawab zio, memikirkan sesuatu

"Jawaban siapa? Kamu habis nyatain perasaan yo?" Sambung bunda rona

"Iya mah, zio habis nyatain perasaan ke amor" Cetus zio tanpa takut

"Amor yang kemarin jenguk kamu itu?" Tanya bunda rona padanya

"Iya"

"Amor anak pak Yugo?" Sahut ayah zio

"Wah kamu hebat yo.... Nanti kalo diterima jangan lupa bawa amor kesini yah. Kenalin ke mamah sama papah biar lebih dekat" kekeh bunda rona, dibarengi oleh keduanya

"Zio berangkat sekarang ya" pamit zio

"Hati hati ya! Jangan kebut kebut kamu baru sembuh" pesan sang bunda, dibarengi anggukan kecil putranya

Zio melambaikan satu tangan kepada sang bunda tersayang. Ialah wanita pertama yang merasakan kasih sayang dari zio. Pria yang lebih tua dua tahun dari amor tersebut melajukan motornya sesuai rata rata. Wajahnya cerah serta tak lupa senyuman selalu terukir sepanjang perjalanan.

Matanya berbinar saat melihat sosok amor berada tak jauh di parkiran motornya. Amor sepertinya juga baru berangkat, ia terlihat biasa saja jika dibandingkan dengan zio. Pancaran sosok amor membuat darah zio berdesir hangat menerpa ke seluruh tubuh dari kaki hingga kepala.

Zio memburu langkah amor dari belakang serta mengagetkannya namun amor tidak kaget malahan ekspresi yang dikeluarkannya pertama kali seperti biasa jauh dari kata spesial.

"Mor, gimana Jawa....." Kata yang hendak zio keluarkan lagi lagi terpotong oleh sahabat amor Darla

"AMORRR!!" Teriak Darla, memanggil

"Oy disini!" Balas amor, melambaikan tangan ke arah Darla

"Zio... Kalian berangkat berdua nih?" Tanya Darla, melirik tangan zio memegang bahu amor

"Kita ketemu tadi" jawab amor, melepaskan tangan zio

"OHH....iya udah yuk ke kelas bareng" ajak Darla

"Gue ada urusan, kalian duluan aja" zio melangkah terlebih dahulu meninggalkan dua mahluk perempuan tersebut

"Dia kenapa mor?" Kepo Darla

"Entah,..... Udah yuk gue pengin cepet duduk" amor menarik tangan Darla

"Idih, biasanya semangat mor" Darla heran pada amor yang akhir kahir ini ia sangat berbeda

"Iya nih, gue jadi malesan. Kagak tau kenapa" amor memanyunkan bibirnya lima senti

"Ada masalah kah?"

Löôk At Me!||✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang