Pagi-pagi sekali Jennie bangun dan sudah berada di dapur untuk membuatkan sarapan untuk anak semata wayangnya. Jennie menjelma menjadi ibu yang sangat baik untuk Lio sejauh ini. Kehadiran Lio merubah segalanya dalam kehidupan Jennie, Jennie tak ingin Lio merasa sedih karena hanya memilikinya seorang diri.
Hari ini Lio akan ia bawa ke kantor, sepertinya Jennie akan sibuk karena ia harus pergi ke Korea besok bersama anak dan mantan suaminya itu. Bahagia sekali rasanya seperti mendapatkan durian runtuh, pergi bersama Lim dan bertemu Lisa Blackpink. Meski kini tak segila dulu dalam mengidolakan Lisa tapi tetap saja Lisa masih menjadi salah satu kebahagiaanya.
"Ma, Lio haus." Lio yang baru saja bangun tidur langsung menghampirinya dan sedang berusaha duduk di kursi.
Jennie yang melihat kesulitan sang anak langsung menggendong dan membantunya duduk. Memberikan segelas air putih hangat untuk sang anak yang sangat tampan ini.
"Papa kemana? Ga jadi nginep ya ma?" Lio memutar bola matanya, mencari keberadaan sang papa.
"Papa semalam pulang sayang, soalnya ada pekerjaan. Lio mau ketemu papa?" Tiba-tiba sebuah ide muncul dikepala Jennie. Jennie sejujurnya ingin selalu berdekatan dengan Lim, menyentuh, memeluk serta meee..... Lim. Ah Jennie jadi malu sendiri dengan pikiran liarnya itu.
"Coba telpon papa, bilang Lio kangen papa dan mau ketemu sama papa. Terus Lio bilang ke papa kalau mama lagi sakit, terus maksain masak sarapan buat Lio, Lio bilang kasian banget sama mama soalnya mama lemes." Ucap Jennie memberikan pengarahan pada sang anak.
"Oke ma, langsung telpon papa aja." Jawab Lio dengan riang, tak sabar ingin bertemu papanya.
Jennie langsung mencari nomor Lim, senyum kebahagiaan terpancar di wajah Jennie
Lim: Hallo Mba ada apa?
Lio: papa ini Lio.
Lim: hey sayang, ada apa pagi-pagi telpon papa.
Lio: Pa tadi mama bilang kalau Lio harus telpon papa dan bilang mama ga enak badan, badannya lemes.
Tak ada jawaban dari Lim, ia malah terkikik geli karena mendengar ucapan sang anak. Lim sudah tau jika Jennie pasti dalang dari terjadinya telpon dipagi hari ini.
Jennie: eh Lim aku ga apa-apa ko, Lio ngarang deh. Udah ya aku tutup dulu. Bye
Belum sempat Lim menjawab, namun telpon itu sudah dimatikan sepihak oleh Jennie. Lim hanya menggelengkan kepalanya karena gemas dengan tingkah Jennie. Jennie memang terlihat sedang berusaha mengambil hatinya lagi, namun Lim belum bisa menjawab apapun. Lim ingin tau apakah Jennie sudah berubah atau masih menganggap dirinya sekedar partner sex dan ayah dari anaknya saja.
Sedangkan Jennie di sana sedang merasa kesal, dasar anak kecil tak mengerti jika itu harus berakting dan dibuat sesedih mungkin, dia justru malah berkata jujur seperti apa yang Jennie ajarkan. Bagaimana jika Lim tau itu adalah akal-akalannya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Hidup Selamanya
FanfictionJadilah temanku hidupku selamanya, hingga hanya ajal yang memisahkan. ada adegan dewasa meski ga banyak, jadi wahai adik-adik tercinta hati-hati memilih bacaan ya.