𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟕

502 57 0
                                    

Bisa Baekhyun rasakan keadaan berubah dari orang-orang sekitarnya, entah bagaimana pandangan yang ditujukan padanya atau bahkan beberapa teman sekelas maupun sejurusannya yang selalu berbisik-bisik saat dirinya melewati lorong kampus atau saat pergantian kelas.

Ini sudah seminggu dirinya kembali melakukan perkuliahan, bedanya saat ini ia tidak diikuti oleh beberapa orang yang dijadikan sebagai pengawalnya. Itu bermula saat dirinya memberanikan diri untuk meminta izin pada Chanyeol untuk memperbolehkannya keluar tanpa pengawal. Setelah pria bertelinga Yoda itu berpikir matang-matang, mengingat kemungkinan membuat Baekhyun risih atau tidak nyaman maka ia memperbolehkan Baekhyun tanpa pengawalan tetapi ia tetap akan diantar jemput oleh supir pribadi dan kemanapun ia ingin pergi harus dengan izin Chanyeol.

Tanpa pikir panjang, jelas Baekhyun mengiyakan hal tersebut. Tidak apa-apa jika harus seperti itu, yang terpenting teman-teman ataupun dosennya tidak merasa terganggu dengan orang-orang yang berbadan tegap dan besar itu selalu berjaga di depan kelasnya.

❝Kalian ngerasa gak sih kalau dari tadi orang-orang melihat ke arah kita terus?❞ Tanya Luhan saat ketiganya sedang menikmati makan siang di kantin fakultas.

Mendengar hal itu, Kyungsoo langsung mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Dan benar saja ucapan sahabatnya itu jika beberapa orang disana sedang memandang ke arah meja mereka dengan gestur tubuh sedang berbisik-bisik.

❝Sudah, gak perlu digubris. Lagipula selama mereka tidak mengganggu kita secara langsung sih aku tidak masalah.❞ Ucap Kyungsoo yang sudah kembali melahap makanannya sementara Baekhyun hanya terdiam.

Tidak berapa lama, ada seorang pria berpenampilan menarik berjalan mendekat ke arah meja mereka. Beberapa mahasiswi menjerit tertahan melihat salah satu mahasiswa populer di kampusnya tersebut.

❝Hei, namamu Byun Baekhyun ❛kan?❞ Tanya pria itu sesaat dirinya berdiri di samping meja Baekhyun, membuat ketiga sahabat itu mendongkak ke arahnya. ❝Kenalin, nama aku Jun. Aku mahasiswa Kedokteran tingkat 3.❞ Sambungnya lagi dengan tangan menjulur ke depan Baekhyun tetapi tidak digubris olehnya.

❝Maaf Sunbae, tetapi ada keperluan apa dengan Baekhyun?❞ Tanya Kyungsoo alih-alih Baekhyun yang menjawab.

❝Ah, tidak. Aku hanya ingin berkenalan dengan teman kalian ini saja, tidak ada maksud lainnya.❞ Jawab Jun masih dengan senyuman yang menurut para mahasiswi begitu manis tetapi menurut Kyungsoo dan Luhan begitu mengerikan.

❝Iya, Sunbae. Nama saya Baekhyun, fakultas Bahasa tingkat 2.❞ Kata Baekhyun mencoba untuk menghentikan pertanyaan-pertanyaan dari para sahabatnya karena ditakutkan akan membuat masalah dengan senior di hadapannya itu.

❝Oh iya, apa aku boleh minta kontakmu? Mungkin saja ke depannya kita memiliki urusan jadi bisa lebih gampang.❞ Ucap Jun masih mempertahankan senyumannya itu.

❝Maaf Sunbae, tetapi kekasih Baekhyun melarangnya untuk memberikan kontak kepada orang sembarangan.❞ Kata Luhan yang membuat baik Baekhyun maupun Jun terkejut tetapi berbeda dengan Kyungsoo yang masih mempertahankan ekspresi datarnya.

❝Lu!❞ Teriak Baekhyun dengan wajah memerah. Ia tau siapa yang dimaksudkan sebagai ❛kekasih❜ oleh sahabatnya itu.

Siapa lagi kalau bukan Park Chanyeol.

❝Oh, kau sudah mempunyai kekasih?❞ Ucap Jun dengan nada kecewa membuat Luhan ingin muntah saja.

❝Ehm, maaf Sunbae bukannya tidak ingin memberikan tetapi saya tidak hapal dengan kontak sendiri dan kebetulan juga ponsel saya ketinggalan.❞ Jawab Baekhyun dengan sopan.

❝Baiklah kalau begitu, besok mungkin kau membawa ponselmu dan aku bisa memintanya ya.❞ Jawab Jun sebelum akhirnya dirinya pamit pergi dari hadapan mereka.

❝Idih, itu orang pedenya berlebihan banget!❞ Ucap Luhan dengan sewot sambil melihat Jun yang melangkah pergi dari kantin dengan sorakan dari mahasiswi-mahasiswi di sana.

★★★

Sudah beberapa hari ini Baekhyun juga para sahabatnya itu sibuk bermain petak umpet dengan pria yang bernama Jun tersebut. Yang tidak mereka sangka, ternyata pria itu begitu keras kepala dalam mendekati Baekhyun. Untuk itulah mereka berdua harus mengantarkan Baekhyun langsung ke mobilnya yang mana supir sudah menunggu dan secepat mungkin tanpa terlihat oleh pria itu.

❝Baek! Tunggu!❞ Terdengar seseorang yang memanggil namanya, membuat Baekhyun maupun kedua sahabatnya itu menoleh ke belakang dan mendapati Yeri —salah satu teman sekelasnya itu berlari ke arah mereka dengan tergesa-gesa.

❝Kenapa lu, Yer?❞ Tanya Luhan.

❝Sebentar, gue tarik napas dulu.❞ Ucap Yeri yang ngos-ngosan menarik napas dalam-dalam.

❝Udah belum? Lama amat narik napasnya.❞ Ucap Luhan yang tidak sabaran.

❝Sialan!❞ Umpat Yeri sambil mendelikkan matanya pada pria asal Tiongkok itu.

❝Jadi ada apa, Yer?❞ Tanya Kyungsoo yang melerai keduanya, karena jika tidak mungkin saja keduanya akan berdebat lebih lama lagi.

❝Oh iya, kalian udah liat mading kampus belum?❞ Kata Yeri semakin membuat ketiganya kebingungan.

❝Kenapa memangnya?❞ Tanya Baekhyun.

❝Sini, kalian lihat sendiri. Tetapi Baek, aku mohon jangan marah dulu atau panik ya.❞ Ucapnya memohon, membuat Baekhyun mau tidak mau menganggukkan kepalanya.

Setelah mereka sampai di depan mading kampus, mereka melihat banyak orang yang berkumpul di sana —saling berhimpitan untuk membaca sebuah pengumuman yang menempel di mading. Dengan susah payah, Yeri dan juga Luhan membukakan jalan untuk Baekhyun lewat hingga dirinya saat ini sudah berada di depan mading dan membaca sesuatu yang membuat tubuhnya menegang.

❝Baek, aku tau kalau kamu bukan orang yang seperti mereka bilang disini. Makanya aku berani ngasih tau kamu.❞ Kata Yeri sambil mengusap pelan lengan Baekhyun.

Sedangkan Luhan dan Kyungsoo yang sudah membaca itupun langsung berbalik badan dan berteriak dengan keras, ❝Siapa yang membuat berita sialan ini, hah?!❞

Tetapi tidak ada satupun dari mereka yang menjawabnya, alih-alih menjawab malah terlihat beberapa gadis yang berdiri tidak jauh dari sana menjawab perkataannya. ❝Tanpa berita itu pun kita semua bisa lihat kalau mungkin memang benar yang diberitakan itu.❞ Ucap Lin yang diangguki oleh member gengnya.

❝Ya maksudku, lihat saja pria Byun itu. Bulan kemarin bukannya dia masih mempunyai predikat sebagai mahasiswa termiskin di kampus ini, bahkan dari pakaian juga beasiswanya itu. Tetapi tiba-tiba ia diantar jemput dengan mobil mewah dan semua benda yang dipakainya branded.❞ Kata Lin dengan nada mengejeknya membuat Luhan geram tetapi ditahan oleh Kyungsoo sedangkan Baekhyun masih berdiri diam dengan Yeri yang masih berusaha menenangkannya.

❝Maksud dari ucap lu apa, hah?❞ Tanya Luhan dengan nada yang mengeras, ❝oh, atau jangan-jangan ini ulah lu! Iya?❞

❝Gue atau bukan yang buat berita itu gak penting sih, tapi ya buat orang-orang tau aja kalau misalkan Byun Baekhyun yang kalian pikir polos itu sebenarnya pria gay menjijikkan yang ngejual tubuhnya ke pria tua buat kekayaannya aja.❞ Jawab Lin sambil tertawa terbahak-bahak.

Membuat Baekhyun semakin menjadi sedih dan merasa malu —bukan karena ucapan gadis itu yang dianggap benar tetapi karena mahasiswa disana menatapnya seolah-olah dirinya menjijikkan.

[✓] 𝐂𝐁 [𝟓] 𝐓𝐇𝐄 𝐈𝐍𝐕𝐈𝐍𝐂𝐈𝐁𝐋𝐄 𝐏𝐇𝐎𝐄𝐍𝐈𝐗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang