39. Tiga Malaikat Maut (1/2)

736 174 21
                                    

Kedatangan Minhyun bersama anggota DPR yang lain disambut hangat oleh Chanyeol dan juga Sehun di sana. Di antara para Om memang Chanyeol dianggap sebagai manusia yang paling tak berbahaya dan suka bermain-main. Hal itu memang benar sayangnya mainan Chanyeol sedikit membuat orang kewalahan.

"Selamat datang mantan calon keponakan ipar. Eh bener gitu nggak sih?" tanya Chanyeol pada Sehun di sampingnya.

"Saya kurang tau Om." Chanyeol berdecak, memang dasar Sehun tak banyak berguna.

"Om, apa pun yang Om rencanakan tolong Om. Saya nyesel. Saya nyesel nyakitin Rose." Chanyeol mendekat pada Minhyun dan mencengkeram bahu lelaki itu.

"Harusnya sejak awal lo nggak nyakitin keponakan kesayangan gue! Penyesalan lo nggak berguna," bisiknya tajam kemudian menjauh dan kembali memperlihatkan wajah ramah yang biasanya ditunjukkan saat syuting video youtubenya.

"Gini Minhyun, gue ada pertaruhan sama lo. Kalo lo menang dari taruhan ini, gue sama abang gue nggak bakal gangguin hidup lo lagi. Tapi, kalo lo kalah botakin rambut lo dan pake baju cewek ah satu lagi kita bakal tetep gangguin lo dan tentu aja bisa lebih parah dari ini semua." Minhyun menelan ludahnya itu adalah pertaruhan yang tak adil, tapi ia tak ingin hidup dengan bayang-bayang ketakutan akan tiga malaikat maut itu.

"Gimana setuju?" tanya Chanyeol dengan seringainya.

"Iya Om saya setuju."

"Good, gue kasih tau apa taruhannya kalo gitu. Lo cukup ngalahin Sehun main basket aja." Minhyun tahu bahwa Sehun pernah menjadi atlet basket dan jelas Chanyeol sengaja agar Minhyun kalah pertaruhan.

"Gimana? Mau mundur?" tanya Chanyeol setelah melihat mimik keraguan di wajah Minhyun.

"Nggak Om." Chanyeol bertepuk tangan meriah.

"Oke karena lo setuju lepas-lepas itu borgolnya. Mau syuting video masa diborgol sih? Nggak bagus." Chanyeol memerintahkan Taehyung untuk melepaskan borgol di tangan Minhyun.

"Kuncinya kan ada di Om." Chanyeol tertawa. "Oh iya, gue ya yang bawa. Duh dimana ya? Ah gue inget ada di sini." Chanyeol mengeluarkan sebuah kunci dan memamerkannya pada Minhyun.

"Sebelum gue kasih kuncinya, ada yang mau lo omongin sama gue nggak?" tanya Chanyeol dengan raut yang berubah 180 derajat. Suara dalamnya dikombinasi dengan sorotan tajam dari wajahnya menunjukkan bahwa ia dalam keadaan marah.

"Tolong lepasin saya Om. Saya janji saya akan pergi dari hidup Rose."

"Lah pergi dari hidup Rose? Lo mau mati? Harusnya lo bilang dong kalo lo mau mati dari awal biar kolamnya nggak gue isi ikan lele tapi ikan piranha biar cepet mati. Ah atau lo suka ikan Hiu?" tanya Chanyeol membuat Minhyun menoleh pada kolam renang yang kini terisi ratusan ikan lele. Perasaannya menjadi semakin tak enak.

"Nah ini kuncinya." Tangan Minhyun tergerak untuk mengambil kunci sayangnya Chanyeol lebih dulu melemparnya ke kolam renang yang berisi lele.

"Sana ambil. Atau lo lebih suka kejadian kayak tadi keulang setiap harinya. Tapj, kalo keulang terus nggak apa-apa sih paling lo bisa masuk rumah sakit jiwa saking stressnya. Bang Haejin pasti suka sama ide itu. Apalagi Bang Seojoon dia mungkin bisa nambahin fasilitas di rsj kayak kursi setrum. Gue ngebayangin kalo lo disetrum, lucu kali ya." Minhyun bergidik ngeri, ia tak menyangka bahwa kegilaan tiga malaikat maut itu bisa sampai segitunya.

"Kalo gue jadi lo sih gue ambil kuncinya."

"Taehyung, jangan diajarin. Nanti dia pinter," kata Chanyeol. Sementara Minhyun sendiri tak yakin, ia takut patil pada ikan lele akan melukainya selain itu dia tak ingin dicipok oleh ikan lele.

Take Me Out ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang