Together

269 57 13
                                    

------

Peluh keringat meluncur bebas pada pelipis remaja dengan surai hitam yang dihiasi beberapa helai pirang tersebut.

Netranya membelalak disertai nafasnya yang tersenggal-senggal. Detak jantungnya terpacu begitu cepat seperti akan keluar dari tempatnya.

Dirinya dengan tiba-tiba terduduk sembari memegang kepalanya yang agak berdenyut, rasanya seperti berputar-putar tak tau arah, membuatnya tak dapat berpikir jernih dan mencerna apa yang baru saja terjadi.

"Ou, sudah bangun, Kazutora?"

Suara bariton khas anak puber dapat ditangkap daun telinganya yang berhiaskan anting dengan kincringan. Dirinya memalingkan wajah menatap sosok bersurai hitam legam yang berada di sebelahnya.

Matanya menatap lekat-lekat sang lelaki yang memanggil namanya, masih mencoba menjernihkan pikirannya.

"Ah...Baji."

Kazutora bergumam pelan ketika mengenali identitas yang menatapnya, dia menundukkan kepalanya lalu kembali menatap sahabatnya dengan senyuman.

"Apakah aku tertidur lama?"

"Ya, kau tertidur seperti dihajar habis-habisan."

Pemuda bermarga Hanemiya tersebut terkekeh mendengar gurauan dari Baji, nampaknya ia sudah mengumpulkan nyawanya dan sadar sepenuhnya.

Sepi menyelimuti keduanya kala tak ada topik yang menjadi bahasan, mereka duduk ditemani dengan suara samar-samar tak jauh dari tempat mereka duduk. Pasalnya, mereka sedang berada di bagian belakang dari markas Valhalla sekedar untuk beristirahat sebelum pertarungan di hari esok.

Suasana damai di antara mereka dengan jelas memperlihatkan keduanya yang terlarut dalam angan masing-masing. Tak ada yang membuka mulut barang sekata pun, hanya ada tarikan nafas yang pelan dan tenang.

Tidaklah canggung, mereka hanya terlarut begitu dalam, entah memikirkan bagaimana nasib mereka besok atau memikirkan apa makanan yang enak disantap saat sedang tidak ada kerjaan seperti ini.

Mungkin paragraf di atas lebih tepat ditujukan kepada remaja bernama Keisuke karena dapat dilihat bahwa pemuda satunya lagi tengah berpikir keras sampai keringatnya kembali mengucur.

Tatapannya seakan ragu-ragu, apakah ia harus mengeluarkan apa yang ingin ia keluarkan atau tidak.

Ditatap dari ekor matanya sang sahabatnya yang bertaring, sedikit ia menghela napas sebelum bersuara.

"Baji"

Sang empu yang dipanggil memberikan atensinya, menunjukkan bahwa ia mendengarkan.

"Hm? Ada apa?"

Kazutora menunduk, membiarkan helai demi helaian rambutnya menutupi kedua pandangannya. Ia tampak kesusahan berbicara.

"Kau tidak akan meninggalkanku, kan?"

Alis mengernyit sedikit, seakan ia bertanya balik kepada lawan bicaranya.

"Kau tidak akan meninggalkanku, kan?! Baji?!"

Kazutora menatapnya serius, terdengar suaranya agak bergetar disertai bibirnya yang tersenyum agak terpaksa.

Ah, Baji tahu dengan jelas apa yang terjadi.

Kazutora bermimpi buruk.

"Aku tidak akan meninggalkanmu, Kazutora"

Si adam bernetra sand itu memberikan tatapan tak yakinーtidakー dia memberinya tatapan berharap.

一緒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang