Pagi ini adalah hari pertama dimana dia akan menginjakkan kakinya di bangku SMA kelas 10. Alesya Nanda, merupakan putri tunggal dari ibu nya Alexandra Shintia.
Gadis yang memiliki wajah yang manis, dengan pipi yang sedikit terlihat gembul, rambut hitam yang sebahu dan matanya yang lentik. Ayahnya sudah tiada saat dia masih duduk dikelas 5 SD.
Mengingat dia tinggal di Kota yang bisa dikatakan ramai penduduk, membuat dia harus cepat bergegas ke sekolah. Dikarenakan ini adalah hari pertama dia seharusnya tidak boleh terlambat.
"Sayang, sudah siap atau belum. Ini sudah hampir pukul 06.00. Nanti kamu bisa terlambat nak." Ibu nya sedikit berteriak diruang tamu menunggu putrinya yang sedang berkemas di dalam kamar.
"Iya Ma, ini lagi pakai sepatunya. Sebentar ya." Dia juga sedikit berbicara lebih keras agar ibunya mendengarkan kata kata nya.
Setelah selesai berbenah sana sini dia langsung menghampiri Ibu nya yang menunggunya diruang tamu.
"Ayo Ma, kita berangkat. Aku sudah selesai nih." berbicara menghampiri Ibu nya.
Ibunya mengangguk dan langsung berdiri dari sofa yang Ia duduki waktu menunggu Alesya berkemas.
Waktu perjalanan dia menikmati hembusan angin yang menerpa wajah manis nya, dilihatnya langit. Gelap. "Sepertinya akan turun hujan." gumamnya.
Dia naik motor yang dikendarai oleh Ibunya. Ya mereka bukan keluarga kaya, hanya keluarga sederhana, tidak kurang dan tidak lebih. Tapi dia sangat menikmati nya. Dia gadis yang baik, mengerti tentang keadaan Ibu nya yang menjadi kepala rumah tangga saat Ayahnya telah tiada. Dia sangat bersyukur untuk apa yang sudah Tuhan berikan padanya. Setidaknya dia masih bisa sekolah sampai dia sekarang sudah kelas 10 SMA.
-----------------------------------------------------------
Sesampainya di depan gerbang sekolah, dia langsung turun dari motor yang dia dan Ibu nya naikin. Dia langsung membenahi wajahnya yang sedikit berantakan akibat terpaan angin saat di jalan tadi.
Ibunya langsung membuka jok motornya, mengambil sesuatu dan memberikan nya pada Alesya.
"Kelihatannya akan turun hujan, nih, kamu pakai kalau misalnya hujannya sampai waktu kamu pulang sekolah, jangan lupa dipakai ya, sepertinya nanti Mama ga bisa jemput kamu, Mama ada rapat dikantor nanti. Kamu jangan lupa sarapan di kantin, nanti kamu sakit Mama yang susah." sambil menyerahkan uang 30.000.
"Itu sekalian uang untuk kamu nanti pulang naik ojek online ya sayang, kamu belajar yang rajin. Pulangnya tepat waktu okeyy." sambil bergegas menaiki motornya dan akan segera pergi dari sekolah Alesya menuju kantor tempat dia bekerja.
"Okeyy Ma, hati - hati ya. Alesya sayang Mama." sambil mengecup punggung tangan Ibu nya sebelum Ibunya benar benar bergegas pergi.
Dia segera masuk dan berniatan mencari letak kelasnya. Sambil berjalan mengamati sekolah yang Ia masuki. Ini adalah sekolah yang Ia angan-angan kan waktu masa SMP dulu.
Tidak percaya dia akan sekolah di sini, sekolah yang duduki oleh mereka yang orang berada. Dia sangat bersyukur bisa masuk ke sekolah ini dengan prestasi yang Ia dapatkan selama Ia SMP.
"Wahh bagus bangett, apalagi lapangan basketnya." gumamnya senang dalam hati.
Dirasanya pipinya sedikit kena percikan air, di elusnya pipi nya. Tanda akan turun hujan.Dia agak sedikit berlari kecil untuk menemukan letak kelasnya. Keadaan sekolah sudah mulai ramai, banyak anak sekolah yang berlalu lalang, tak sengaja dia menyenggol gadis yang baru keluar dari pintu kelas. Dia langsung tersentak mundur.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT RAIN [ON GOING]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM DIBACA] Hujan merupakan janji setia untuk bumi, berbentuk bulir kecil namun ia dapat memberikan kenangan yang mungkin berbentuk memori bagi seseorang. Ya, itu berlaku untuk gadis yang berusia 15 tahun. Setiap kali hujan, dia san...