⊱┊08 lie

67 17 1
                                    

▮▮▮▮▮▮▮▯▯▯

𝘭𝘰𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨...

Berbohong pasti ada akibatnya.

•Lie•

Dira dan Beomgyu masih singgah di tempat yang sama, mengobati luka luka yang masih belum terobati.

"udah Gyu, gini aja. Makasih." ucap Dira menghalangi Beomgyu yang ingin mengobatinya lebih lanjut.

Sebenarnya yang baru selesai diobati hanya bagian wajah dan tangan. Dira menutupi luka pada kepala dan kakinya dengan baik, walaupun semakin lama luka itu semakin sakit.

"tinggal sedikit lagi, ke rumah gue aja, banyak stok obat." Dira sebenarnya tidak yakin bisa berjalan hingga rumah Beomgyu, tapi apa boleh buat kan?

Beomgyu berdiri terlebih dahulu, dengan Dira yang ada di belakangnya. Beomgyu berjalan dengan cepat karena pikirnya luka Dira perlu segera ditangani, tanpa menyadari Dira yang sedang menahan sakit di kaki dan kepalanya.

"B-Beomgyu jangan cepet cepet..." panggil Dira.

Beomgyu berbalik dan menghampiri Dira. "kenapa sakit?"

"kepala gue agak pusing..." sungguh Dira tidak bisa memikirkan alasan lainnya.

Beomgyu mendekat dan meraih lengan Dira, meletakkannya di atas lehernya dan mulai berjalan bersamanya menuju rumah.

Beomgyu berjalan dengan sedikit lamban namun masih terlalu cepat untuk Dira. Dira sedari tadi hanya menahan ringisan karena pecahan kaca yang masih ada di kakinya mulai menusuk semakin dalam.

"s-sakit Gyu..." sudah, Dira sudah tidak kuat lagi.

"pusing gara gara panas Dira, sebentar aja."

"s-sakit Gyu hiks..."

Beomgyu menyingkirkan tangan Dira yang masih bertengger di lehernya, membuat keduanya berhenti berjalan. Beomgyu tau bedanya isakkan dan ringisan, dan ini bukan hanya ringisan.

"se-pusing itu? Mau gue-"

Dira jatuh, memegang kakinya dengan wajah yang menahan sakit. Air matanya keluar tanpa adanya perintah darinya.

Beomgyu dengan cepat melihat kondisi kaki Dira, Beomgyu benar benar terkejut kala melihat kaki Dira yang sudah berlumuran darah dengan serpihan kaca tajam yang masih bertengger di kakinya.

"kenapa lu gak bilang si Dir?!" Beomgyu mengambil ponselnya cepat, mencari kontak sang Kakak agar dapat menjemputnya dengan cepat.

"ngapain si lu nelpon?! Gue kan-"

"jemput gue, di deket apotek yang biasa."

"lu sakit?"

"bisa cepet gak?!"

"sabar, gue lagi ambil kunci motor."

"jangan pake motor."

"cuma lu doang kan? Mending pake motor."

"Dira sakit Kak, lu tega banget nyuruh dia naik motor."

"KENAPA LU GAK BILANG SI?! GUE OTW!"

Tutt tutt tutt

Se-khawatir itu Kakak Beomgyu terhadap Dira, bagaimana jika Beomgyu yang sakit? Lupakan, dia mungkin lebih memilih mentertawai Adiknya jika sakit.

Your Smile - Beomgyu [TXT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang